Share

|66|. Tidak Takut Lagi?

Hari sudah menjelang magrib, tapi Pasha masih juga belum kembali ke ruang kerjanya. Membuat Hana yang sudah bosan menunggu perlahan bangun dari rebahan dan menatap tangan kanannya yang sudah diperban oleh Riani. Sebersit rasa takut melintas, bagaimana jika suaminya itu tidak terima melihat lukanya diperban orang lain?

Itu bukannya tak mungkin. Senyum saja dilarang, apatah lagi itu...

"Lebih baik ku lepas saja" Hana yang cemas, segera melepas kain kasa yang membalut telapak tangannya. Ia dapat melihat lukanya yang sudah mengering dan tidak meninggalkan nyeri.

Hana menoleh kearah jendela, ia dapat melihat segurat mega merah menyusup masuk ke celah-celah tirai yang terbuat dari bambu itu. Membuat ruang gelap ini hanyut dalam kesepian senja yang bertandang.

"Lebih baik aku shalat magrib dulu"

Hana perlahan bangun dari sofa dan pergi mengambil wudhu. Sesudahnya Hana mencari-cari apakah ada bilik khusus di ruang kerja Pasha. Ia ingat ketika mendatangi ruang kerja Ratna, di sana ada bilik k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status