"Makanlah dulu, kau pasti lapar." Angel bukan tidak memahami maksud dari sikap Bagas. Bagaimanapun mereka sudah menikah beberapa tahun, tampak jelas di sana adalah sosok yang pengertian dalam situasi tertentu, khususnya untuk sekarang ini. Tanpa sadar wajah itu menyembulkan senyum kecil, benar saja jika Bagas ingin mengabaikan topik yang di sampai nya, maka dengan senang hati ia akan mengikuti alur. "Baiklah, sebenarnya aku juga sudah lapar." Jawab Angel mengimbangi saran Bagas. Wanita itu melangkah perlahan menuju pintu ruang, dan menarik gagang kunci. "Cekleeek." Akan tetapi, gerakan tangannya berhenti, menoleh sejenak kearah sosok di atas ranjang, dan berkata. "Benar tidak apa-apa di tinggal sebentar." Mendengar perkataan itu, hati Bagas menghangat secara signifikan. Bibir yang semula hanya mencetak senyum kecil, kini semakin melengkung lebar serta indah. "Sebenarnya aku takut mati karena kangen, tapi demi kepuasan istri tercinta aku rela menunggu...hehe." Bagas ingin se
Terakhir Diperbarui : 2022-07-11 Baca selengkapnya