Ruang keluarga itu hening tanpa ada yang berbicara. Empat orang yang duduk berhadapan hanya diam seribu bahasa. Hendra menggenggam erat tangan istrinya, melirik ke arah pintu untuk memastikan suara Arman sudah tidak terdengar lagi di luar sana.“Tampaknya dia sudah pergi.” ucap Hendra, menyebut Arman. “Mohon maaf, ini hari yang sangat berat untuk istriku. Juwita pasti butuh istirahat, maka aku harus membawanya pulang.”Sudah menunggu sejak tadi, tapi tak ada yang memulai pembicaraan. Hendra sendiri tidak ingin banyak bicara, sebab tak mau dikira mendahului. Lagi pun, statusnya di rumah itu sama sekali tidak diakui. Tak ingin membuat kesan buruk yang dianggap berpura baik untuk mengincar harta mereka, lebih baik Hendra pulang membawa istrinya. Mungkin masih butuh waktu untuk keluarga ini saling membuka hati dan memaafkan.“Hendra, Juwita, duduk lah kembali,” kata Armaja.Hendra melirik istrinya. Juwi tidak menunjukkan mimik tak suka, yang berarti dia tidak keberatan. Hendra mengiyakan
Last Updated : 2022-07-26 Read more