Home / Rumah Tangga / Suami yang Tak Diinginkan / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Suami yang Tak Diinginkan: Chapter 181 - Chapter 190

305 Chapters

181. Kau Tidak Mencintaku

Semua pertanyaan dari polisi dijawab sambil berurai air mata oleh Juwita. Dia pikir setelah Hendra mampu menerima kejadian itu, hubungan rumah tangganya akan menjadi lebih baik. Tapi saat kejadian itu kembali dipertanyakan, Juwi merasa mentalnya tidak begitu kuat. Apalagi setiap kali mengingat video yang Arman rekam adalah sebuah bukti yang tidak bisa dihancurkan seperti keinginannya, Juwita semakin merasa rendah diri. Apakah para petugas kepolisian sudah menontonnya? Apakah mereka fokus menatap tubuh telanjang Juwita? Dan apakah mereka semua tertawa melihat Juwita yang begitu menjijikkan oleh pengaruh obat bius yang Arman berikan? Pikiran Juwita menjadi sangat terganggu, malu menatap semua orang. Bagaimana pun Hendra meyakinkan agar Juwita melupakannya, dia tidak semudah itu. “Tenang saja, Bu Juwita, pelaku sudah mengakui semua perbuatannya dan dia juga mengakui tentang daging tikus yang pernah terjadi di restoran Anda. Dia akan mendapat hukuman yang sangat berat.” Kata-kata poli
last updateLast Updated : 2022-07-31
Read more

182. Semua Ini Salahku.

Di dalam kamarnya, Hendra merenungkan setiap kata yang diucapkan oleh Juwita. Ini sudah hari ketiga sejak mereka tidur terpisah, tapi sampai saat ini Hendra tidak juga mengerti akan perkataan istrinya itu.Bagaimana bisa Juwita berpikir Hendra tidak mencintainya? Bukankah seharusnya Juwi bisa melihat ketulusan dirinya, yang tidak mempersoalkan tentang kejadian itu? Hendra tahu ini semua bukan keinginan Juwi, dan justru Arman lah yang sangat keterlaluan memperlakukan Juwita sedemikian rupa. Apa salahnya Hendra tetap menerima Juwi dengan kondisi yang... meski tidak disentuh terlalu jauh, tapi sudah digerayangi lelaki lain.“Aku tidak mengerti apa yang ada di pikiran kamu, Wi. Padahal, aku tulus menerima kamu dengan segala konsekuensinya. Tapi kamu malah berpikir lain tentang diriku,” gumam Hendra sendiri, matanya lurus menatap tanaman bunga di bawah sana.Tapi meski demikian, Hendra tidak lantas meninggalkan Juwita. Dia tetap berada di sana menunggu sang istri membuka kembali hatinya.K
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more

183. Apakah Pantas?

“Sayang, tolong buka pintunya.”Maria menangis di depan pintu kamar Juwita, memohon agar putrinya keluar dari sana. Armaja yang juga ada di sana hanya bisa diam mendengarkan tangisan sang istri yang menyalahkan diri.“Juwita, mama mohon, Nak. Semua ini salah mama. Mama lah yang membuat semuanya menjadi seperti ini.”Maria terus menyalahkan diri, sebab dia lah yang begitu keras mendukung Arman rujuk dengan putrinya. Tidak disangka-sangka laki-laki biadab itu bahkan tega membuat Juwi dipermalukan di depan semua orang.“Sayang, tolong dengarkan mama. Kamu nggak harus mengunci diri, kamu nggak harus malu untuk semua yang terjadi. Dia... dia akan mendapat hukuman yang setimpal karena sudah berani melakukan ini padamu.”“Maria, cukup. Jangan membuat Juwi lebih terbebani dengan tangisanmu. Dengan seperti ini, Juwi hanya akan semakin mengingat semua kejadian itu,” bujuk Armaja, meminta istrinya berhenti menangis. “Kamu pulang lah dulu, aku yakin putri kita orang yang kuat. Hendra juga suami y
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more

184. Nggak Mau Pisah!

Tak ada ayah yang tidak rela melakukan apa pun, demi kebahagiaan putrinya. Bahkan jika mengorbankan nyawa sekali pun, bukan tidak mungkin seorang ayah melakukannya. Tapi, Armaja adalah orang yang berpikiran luas, dia tidak ingin Hendra merasa terpaksa berada di sisi Juwita.“Jika aku boleh memohon, dan jika kau masih bisa menerima kekurangan putriku,” ucap Armaja. Dia menyatukan kedua tangannya di depan dada, dengan sikap memohon. “Aku mohon... tolonglah Juwita. Temani dia melewati kesusahan ini.”Hendra menggeleng tidak setuju dengan ucapan Armaja.“Bagaimana bisa Anda memohon seperti itu, seakan Juwita tidak layak dicintai? Ayah Mertua, apa pun yang terjadi pada Juwi tidak lantas membuat hatiku goyah. Aku mencintai Juwita sangat dalam, dan aku akan tetap berada di sisinya meski Anda tidak memohon. Bahkan ketika Juwi menolak aku pun, tidak akan membuat aku lantas mundur.”Apa pun jalan yang sudah dia pilih, tidak akan begitu saja dia lepaskan. Ini bukan kesalahan Juwita, dan sudah se
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more

185. Apa Ingin Perempuan Ini?

“Ternyata mata aku nggak salah lihat, ini memang kamu.” Hendra mengangkat wajahnya melihat pemilik suara yang baru dia dengar. Seketika, dia merasa kakinya membeku di tempat. Wanita di depannya berdiri dengan anggun, memamerkan senyum ramah padanya. Sudah entah berapa lama dia tak pernah lagi melihat wanita itu. Bahkan Hendra hampir lupa perempuan itu pernah hadir di dalam hidupnya. Lalu kemudian mengecewakan dengan cara yang sangat tidak dapat diterima. Sejenak Hendra membeku. Kedua kaki dirasa sulit digerakkan. Wanita yang berdiri di depannya ini, apa lagi tujuannya datang bertemu Hendra? “Malah bengong, kayak lihat hantu saja, Hen,” ucap wanita itu lagi, menarik Hendra dari kenangan buruk rumah tangganya dulu. Dia memang seperti hantu yang tidak ingin Hendra lihat selamanya. Mantan istri yang tega menjual anak dan suaminya pada orang lain, bahkan lebih menakutkan dari hantu. Namun sebagai pemilik restoran, Hendra berusaha menjaga sopan santun di depan pelanggan lain. Meski da
last updateLast Updated : 2022-08-02
Read more

186. Dampak Buruknya

Korban pemerkosaan, korban pemerkosaan....Kata-kata itu refleks menghentikan langkah Hendra. Matanya menatap Lilis tajam, tidak senang dia mendengar kalimat itu. Juwita bukan korban pemerkosaan. Hendra tidak ingin ada orang lain yang menyebut istrinya seperti itu!“Astaga, ada yang salah ya sama omongan aku? Muka kamu tegang begitu, jadi serem lihatnya,” celetuk Lilis lagi, nadanya terdengar bercanda.“Kau anggap itu candaan? Apa itu lucu?” Suara Hendra tidak bersahabat yang menunjukkan kemarahan. “Sebaiknya berpikir lah sebelum mengatakan sesuatu tentang orang lain!”Lilis membulatkan matanya. “Ya ampun, begitu saja kamu marah? Berita di televisi menyebutnya demikian, memang apa salahku?”Dia masih sama seperti dulu, tidak pernah merasa bersalah meski sudah menyakiti hati orang lain. Dan bagi Hendra, dia tidak peduli andai pun Lilis tidak pernah berubah selamanya.“Hendra, tunggu!” panggil Lilis, saat Hendra meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. ‘Dia kenapa sih? Nggak
last updateLast Updated : 2022-08-02
Read more

187. Hasrat yang Tertahan

Di depan pintu kamar istrinya, Hendra berdiri menunggu dengan sabar. Sudah sekitar lima belas menit lamanya dia mengetuk pintu, membujuk Juwita agar segera keluar dari kamarnya. Tapi sampai dia merasa kakinya pegal berdiri di sana, Juwita tidak juga muncul.Rasa kecewa kembali memenuhi hati Hendra, menyadari Juwita masih sama seperti biasa. Entah sampai kapan dia akan menunggu Juwita bisa melupakan kejadian mengerikan itu. Dengan sangat terpaksa, Hendra meninggalkan pintu itu.“Bapak mau saya siapkan makan siang?”Asisten rumah tangga menghampiri Hendra di meja makan. Wanita tua itu sangat sopan dengan senyum ramahnya.“Tidak usah, Bi, saya sudah kenyang,” bohong Hendra. Padahal, sejak tadi belum ada makanan sedikit pun masuk ke dalam perutnya.“Atau mau saya buatkan teh, Pak?”Hendra mengangguk pelan. Mungkin dengan meminum teh rasa kecewanya sedikit akan berkurang.“Boleh, Bi." Tidak sampai sepuluh menit, teh chamomile sudah tersaji di depan Hendra. Teh yang berasal dari bunga aste
last updateLast Updated : 2022-08-02
Read more

188. Semua Karena Kamu!

“Mana anak itu?”Saat Lilis baru masuk ke dalam rumah, Steve menghentikannya. Sebotol minuman keras bertengger di tangannya yang langsung menempel ke mulut. Cairan kuning keemasan itu kemudian masuk ke tenggorokan membuat wajah Steve mengernyit.Lilis masih diam, kemudian berpindah ke sofa di ruang tengah. Wajah kesal dia tunjukkan pada suaminya.“Muka jangan ditekuk! Kalo suami tanya itu ya dijawab,” ucap Steve kemudian.“Dia nggak mau kasih.” Lilis sangat sebal melihat Steve belakangan ini yang selalu mabuk-mabukan.Raut wajah Steve semakin tidak senang, dia datangi Lilis ke sofa dan menatapnya dengan alis mengerut.“Nggak dikasih? Memangnya kamu minta sama siapa?”“Ya sama Hendra, memangnya sama siapa lagi?”“Goblok!” Steve menoyor kepala Lilis menekannya ke belakang. “Kamu ini beneran goblok apa bagaimana? Kamu minta ke dia, mana mungkin mau kasih? Aku bilang kamu ambil anak itu!”Belakangan ini Steve memang menjadi sangat kasar. Sejak uang pemberian Juwita semakin menipis, pasang
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

189. Kesempatan Bagus

Restoran milik Hendra semakin hari semakin ramai saja, menarik perhatian banyak pebisnis untuk bekerja sama dengannya. Bahkan mereka tidak segan menawarkan investasi yang cukup besar sebagai modal untuk membuka cabang di kota lain.Tentu saja hal itu tidak Hendra sia-siakan. Dia ingin bisa berdiri sendiri tanpa bantuan dari mertuanya terus menerus, dan bisa membuktikan bahwa dirinya pasti bisa setara dengan keluarga istrinya. Hendra menjadi sangat sibuk oleh pekerjaan yang semakin menggunung, bahkan sering pulang larut malam. Tapi baginya semua itu tidak mengapa, demi membuktikan ucapannya pada Juwita.Selain demi keluarga dan karirnya, Hendra juga bisa lebih menyibukkan diri dengan pekerjaan sehingga tidak melulu hanya memikirkan polemik rumah tangganya yang belum juga berakhir. Tak banyak lagi waktu yang terbuang sia-sia hanya menunggui Juwita di depan pintu, atau sekedar merenung seorang diri.Seperti beberapa hari ini, selalu hampir tengah malam Hendra tiba di rumah setelah mengu
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more

190. Jangan Sebut Dia Korban!

Saat jam makan siang, Hendra masih berada di bangunan restoran baru yang akan dia buka. Jika awal merintis hanya memiliki selapak kecil di sebuah mal, saat ini dia bahkan memiliki bangunan sendiri yang berdiri di atas tanah yang cukup luas, dan terdiri dari tiga lantai. Hendra tidak mempercayakan begitu saja persiapan segalanya pada para pekerja, dia menghabiskan waktunya turut serta untuk mengurus segalanya sehingga orang yang berinvestasi benar-benar puas dengan kinerjanya.“Pak Hendra, ada seseorang mencari Anda.”Pria muda yang membantu pekerjaannya mendatangi Hendra, di ruang kecil yang dijadikan ruang kerjanya. Hendra mengalihkan mata dari monitor yang menunjukkan penampakan gambaran kecil dari restorannya.“Siapa, Mad? Pak Halim sudah tiba?” tanya Hendra, hendak bergegas menemui orang yang dia sebutkan namanya. Salah satu investor yang sudah mempercayakan uangnya dikelola Hendra.“Bukan, Pak. Saya belum pernah melihatnya, dia perempuan,” sahut pria muda bernama Rahmad.Wanita?
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status