Home / Rumah Tangga / Suami yang Tak Diinginkan / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Suami yang Tak Diinginkan: Chapter 201 - Chapter 210

305 Chapters

201. Di Mana Alan?

Hendra dan Juwita terlalu bahagia dengan pertemuan itu. Rasa rindu yang menggebu pun tak dapat ditahan hanya dengan berpelukan di tengah lautan mata yang menatap mereka. Hendra lantas mengajak Juwita naik ke lantai dua, masuk ke sebuah ruangan kecil yang dia pakai selama mengurus restorannya. Di sini lah mereka sekarang duduk saling berhadapan, menatap satu sama lain ke kedalaman mata masing-masing. Seketika, rasa bahagia itu berubah menjadi canggung yang membuat keduanya sampai salah tingkah.“Kamu... tahu dari mana aku di sini?” tanya Hendra, bahkan dia bingung akan dari mana untuk menjelaskan betapa dia sangat bahagia sekarang.“Dari pesan-pesan kamu. Pagi tadi, aku nyalakan hape terus baca semua pesan itu.” Juwita menunduk, menyebut kata ‘pagi tadi’ mengingatkannya kejadian Hendra mendobrak pintu kamarnya.“Terus... aku tanyakan papa alamat restoran kamu.”Hendra mengangguk paham, tangannya bergerak menyentuh punggung tangan Juwita dan menggenggamnya. Tangan yang sudah lama dia ri
last updateLast Updated : 2022-08-08
Read more

202. Mama Jangan Pergi

Langkah panjang Hendra tidak sabar ingin segera tiba di bawah, sementara Juwita yang tak tahu apa-apa pun mengikutinya dari belakang. Tampak Hendra sangat khawatir seperti sesuatu mungkin terjadi pada Alan.Ketika tiba di lantai satu, Hendra mencari keberadaan Alan di meja tempatnya meninggalkan anak itu. Degup jantung yang sudah berpacu sejak tadi pun lega seketika, kala melihat Alan masih duduk di tempat yang sama ditemani seseorang. Beruntung bukan Lilis, itu adalah Rahmad yang menemani Alan berbincang-bincang.Juwita menghampiri Hendra dan semakin bingung dengan ekspresi suaminya.“Ada apa, Hen? Kenapa dengan Alan? Kamu sangat buru-buru sampai meninggalkan aku,” ucap Juwi, matanya mengikuti arah pandangan Hendra.Sempat gugup, Hendra segera menguasai diri. Dia dan Juwi baru bertemu setelah sekian lama, tidak pantas mengatakan padanya bahwa dia takut Lilis membawa putranya pergi.“Maaf, Wi, aku lupa menitipkan Alan pada Rahmad. Untunglah mereka masih di sana, aku takut Alan pergi d
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

203. Melepas Kangen

“Juwita....”Maria memeluk putrinya yang tiba-tiba sudah berada di depan pintu masuk. Baru saja Maria akan keluar rumah, dia melihat Juwi dan Hendra sudah berdiri di depan wajahnya, tak lupa membawa Alan tentunya. Maria memeluk putrinya dengan erat, air mata haru wanita itu pun tak bisa ditahan tidak keluar.“Astaga, Sayang... ini benaran kamu, kan? Ini Juwi-nya mama, kan? Mama pikir kami nggak bisa memiliki Juwita kami lagi,” ucap Maria masih tidak percaya bahwa putrinya kini berada di dalam pelukan.“Ma, jangan seperti itu. Iya, ini aku Juwita putri mama. Seperti yang balik dari kematian saja,” sahut Juwi, tapi dia sendiri pun ikut terharu mendapat tanggapan yang begitu antusias dari mamanya. Juwi merasa mamanya sudah sangat berubah menjadi lebih baik dan mencintai Juwi.“Kamu pikir mama bisa tenang melihat kamu ngurung terus? Wi, mama sangat merasa bersalah atas semua kejadian ini. kalau bukan karena mama, mungkin kamu nggak akan diculik oleh....”“Sudahlah, Ibu Mertua, jangan meng
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

204. Aku Ingin....

Hendra menyentuh wajah Juwita dengan punggung jari telunjuknya, merasakan kelembutan wajah wanita itu lama. Kedua matanya menatap Juwita yang tengah berbaring di bawah tubuhnya, sangat teduh tatapannya. Keduanya terhanyut pada kemesraan yang terjadi, dengan debaran jantung yang terdengar sampai ke telinga.“Aku sayang bangat sama kamu, Wi,” bisik Hendra, masih dengan posisi menjaga bobot tubuhnya untuk tidak menindih Juwi.Sekian lama tidak berada dekat seperti ini, menimbulkan degupan jantung yang saling bersahutan di dalam sana. Hendra dan Juwita selayaknya pasangan pengantin baru, mendekati secara perlahan pasangan mereka. Juwi juga tidak hanya diam ikut melingkarkan tangannya di leher lelaki yang begitu sabar menunggunya.“Aku juga,” balas Juwita, matanya berkata jujur sesuai perasaannya.Mungkin Hendra bercanda berkata tidak sabar ingin segera bermesraan dengan Juwita, tapi dia tetap melihat situasi terlebih dulu. Apakah Juwi hanya sekedar rindu berada di dekatnya, ataukah sudah
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

205. Kenapa Hendra Jadi Mesum?

Ketika berjalan ke meja makan, Juwita merasakan sesuatu di bagian tubuh bawahnya terasa ngilu. Bayangan percintaan dirinya dan Hendra pun lantas berputar di kepalanya, mengingat lagi kejadian yang terjadi berulang kali itu. Juwita memerah pipinya, saat dia mengingat lagi siang bolong yang dia lalui bersama Hendra. Sudah seperti tak punya hari esok saja mereka tak kenal lelah.“Wi, kenapa berdiri di situ?” tanya Maria melihat putrinya berdiri tidak jauh dari meja makan, menyadarkan Juwi yang tadi mengkhayal. Armaja dan Hendra pun ikut melihat ke arah Juwi yang masih tersenyum dengan wajah merona.“Ditanyain malah senyum-senyum sendiri. Kesambet di mana ini anak?” ulang Maria.“Hah?” Juwita segera tersadar. Tatapan dari mamanya yang penuh selidik membuatnya segera berjalan menghampiri kursi yang bersebelahan dengan Hendra.“Siapa yang kesambet, Ma? Orang cuma senyum kok dibilang kesambet?” Juwi berpura mengambil piringnya, mengisi dua sendok nasi dan beberapa lauk. Matanya melirik Hend
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

206. Siapa Itu?

Mata berbulu lebat itu mengerjap dan kembali terpejam seakan tidak ingin bangun terburu-buru. Sejak sebulan terakhir, ini adalah tidur ternyaman yang Juwita rasakan, sebab sekarang ada Hendra yang memeluknya sepanjang malam. Dia ingin lebih lama menikmati tidurnya yang nyaman, tapi kemudian Juwi teringat akan suaminya dan lantas membuatnya membuka mata.“Jam berapa, Hen?” tanya Juwita, melihat Hendra ternyata sudah berdiri di depan cermin.Lelaki itu tengah memasang kancing lengan kemeja putihnya; rambutnya basah, dan tampak sangat segar yang menandakan Hendra sudah selesai mandi.“Masih pagi, Sayang. 6:30.” Hendra menjawab dengan wajah sedikit miring ke arah Juwita.“Cepat banget, aku pikir masih subuh.” Juwita beringsut ke sisi ranjang, mengenakan sendal rumahan dan berjalan menuju lemari. Sehelai kimono mandi dia ambil dari dalam lemari dan bergegas menuju kamar mandi.Hendra mengamatinya dari pantulan cermin dan teringat percakapan Juwi dan Armaja tadi malam.“Katanya mau persiap
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

207. Jangan Lupakan Janjimu!

Lilis memukul stir mobilnya kesal. Sudah bela-belain dia datang pagi-pagi ingin bertemu Alan, tapi petugas keamanan di rumah Juwita berkata mereka belum kembali dari Bandung. Bukannya peresmian itu sudah lewat dua hari, kenapa pula Hendra harus berlama-lama berada di sana?Apa jangan-jangan mereka sengaja tak pulang-pulang agar bisa menikmati liburan bersama? Lilis sangat jengkel mengingat hari itu Juwita tiba-tiba saja muncul di restoran dan merusak segala rencananya.“Sialan banget sih jadi perempuan. Dia pikir Hendra dan Alan itu miliknya sendiri?” umpat Lilis geram.Ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Jika Alan semakin menempel pada Juwita, kesempatan Lilis akan semakin sulit mendekati anaknya. Lilis tidak akan membiarkan Alan beranggapan Juwita lah ibu kandung yang melahirkannya.“Nggak, ini nggak boleh dibiarkan!” ucap Lilis, buru-buru dia keluarkan ponselnya dari dalam tas.Tak tanggung-tanggung memang. Bukan hanya alamat restoran dan perjalanan Hendra saja yang Lilis sel
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

208. Hendra Bertemu Lilis Diam-diam?

“Juwita!”Seseorang meneriakkan namanya saat melihat Juwita berdiri di ambang pintu. Vanny, salah satu teman di tempat zumba yang terbilang akrab dengan Juwi. Dia juga tahu perempuan itu dulunya adalah sahabat Lilis, mantan istri pertama Hendra.Juwi tersenyum membalas pelukan Vanny dan segera menyapa.“Hai, Van, lama nggak ketemu.”“Kamu yang menghilang, nggak pernah muncul di studio lagi. Pelatih lain juga bilang kamu nggak ada informasi apa-apa. Kami pikir mungkin kamu ingin fokus dengan pernikahanmu juga perusahaan milik papamu,” ucap Vanny panjang lebar.Vanny lantas mengajak Juwita masuk ke dalam apartemennya, mempersilakan temannya itu duduk di salah satu sofa ruang tamu.“Masih sama suami yang itu?” tanya Juwita berbasa-basi, mengingat dulu Vanny adalah istri simpanan salah satu pengusaha yang cukup ternama di kota itu.“Ya begitu lah. Selagi jatah bulanan aman, aku sih cukup jalani saja.” Vanny berkata jujur sebab Juwita sudah tahu banyak tentangnya. Tak perlu dirahasiakan la
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

209. Juwita Sakit Parah?

Kepalanya terasa pusing, tubuhnya lemas setelah bertemu dengan Vanny. Bukannya tidak senang mendapat informasi dari temannya itu, tapi isi kepala Juwita sendiri lah yang membuat dirinya tidak bisa tenang. Juwita takut jika ternyata Lilis memang berniat ingin memasuki lagi rumah tangganya, dan dia tidak bisa terima andaikan Hendra memaafkan perempuan itu.Apakah Juwi terlalu egois? Dia memang hanya istri kedua dan pernikahannya dengan Hendra pun semua atas nama uang. Tapi sikap Lilis yang tidak menghargai Hendra, membuatnya merasa tak sepantasnya Hendra memaafkan perempuan itu lagi.“Tidak mungkin. Hendra laki-laki yang tegas, tak mungkin dia memaafkan perempuan itu lagi,” gumam Juwita berbicara sendiri, membawa mobilnya menuju rumah.“Tapi... bagaimana jika Hendra memaafkannya? Dia laki-laki berhati lembut dan sangat penyayang, bisa saja Hendra tidak tega melihat Lilis menderita bersama aktor itu.” Lagi dan lagi Juwita berbicara sendiri.Sepanjang jalan Juwita tidak bisa berpikir jern
last updateLast Updated : 2022-08-14
Read more

210. Membahagiakan Lilis dan Alan.

Wajahnya menjadi tegang, sedangkan jantungnya berdegup tidak karuan. Membayangkan sangat banyak orang-orang berusia muda yang tiba-tiba diketahui mengidap penyakit parah, membuat Juwita sangat khawatir. Dia masih ingin berbahagia dengan rumah tangganya, tak rela jika sebuah penyakit ternyata sudah bersarang di dalam tubuhnya.Namun, jika itu benar sampai terjadi, siapa yang bisa menolak takdir? Tak terasa wajah Juwita menjadi sangat sedih membayangkan jika sampai dirinya terbaring lemah di rumah sakit oleh sebuah penyakit yang mematikan.“Dokter, aku tidak sakit, kan?” tanya Juwita sekali lagi, matanya mulai berkaca-kaca.Dokter Ruslina mengerut kening menatap wanita yang tengah berbaring itu, sembari menutupkan selimut tipis yang tadi Juwi kenakan.“Jangan berpikir yang tidak-tidak, aku tidak berkata demikian. Aku hanya ingin memastikan Ibu Juwita tidak sering mengalami lemas seperti ini, tidak baik untuk ibu hamil. Tapi aku akan meresepkan vitamin untuk membantu imun ibu tetap terja
last updateLast Updated : 2022-08-14
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status