Home / Rumah Tangga / Suami yang Tak Diinginkan / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Suami yang Tak Diinginkan: Chapter 221 - Chapter 230

305 Chapters

221. Kau Suamiku!

“Hen, kerjaan kamu itu sibuk di resto. Apa nggak mengganggu kalo kamu bawa Alan?” Sejak tadi malam Hendra mengatakan akan membawa Alan bekerja, Juwita sudah tidak setuju. Menurutnya, Alan akan lebih baik tinggal di rumah sebab ada Ratih yang akan mengurus anak itu. Tapi sudah sekuat apa pun Juwita meyakinkan, Hendra tetap saja berkeras akan membawa Alan bersamanya. “Jangan bikin Alan jadi kesulitan, Hen. Lebih baik Alan di rumah saja bareng Ratih,” ucap Juwita lagi, berharap Hendra mungkin akan mengalah. “Nggak apa-apa, Wi. Aku sudah jarang main sama Alan, sesekali bawa ke tempat kerja juga nggak masalah, kok. Lagian, di resto banyak karyawan yang bisa lihat Alan, kalo aku sibuk banget.” Hendra mengenakan jaket pada Alan, mempersiapkan anak itu untuk ikut dengannya. Sebenarnya dia merasa bersalah pada Juwita, karena harus berbohong perihal Alan. Hendra tidak mungkin memberitahu padanya kalau Alan akan dipertemukan dengan Lilis, hal itu bisa melukai perasaan Juwita dan membuat is
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

222. Mungkin Mama Nggak Sayang Alan.

Hendra sudah berangkat ke resto setelah memastikan Alan mau tinggal dengan Lilis. Sekarang Lilis membawa anak itu ke sebuah panti asuhan, yang terdapat beberapa anak bayi sedang tidur di dalam boks-nya. Sesuai yang dia janjikan pada Alan, dia terpaksa memberikan sumbangan untuk panti itu hanya agar Alan bisa melihat banyak bayi.Hal itu ternyata sangat disukai Alan. Anak itu berpindah dari boks satu ke boks yang lainnya untuk melihat wajah bayi-bayi bernasib malang yang ditinggalkan orang tuanya di tempat itu. Alan belum paham apa yang membuat bayi-bayi itu berada di sana, yang dia tahu tempat ini hanyalah gudangnya bayi-bayi lucu dan menggemaskan.“Alan suka lihat adik bayinya?” tanya Lilis, mengikuti Alan dari belakang.Alan mengangguk dua kali. “Suka!” serunya girang. Tak dia alihkan tatapannya dari bayi yang kini sedang dia sentuh selimutnya. “Tapi kenapa meleka semua tidul, Tante?”“Lagi jam tidurnya. Nanti kalo sudah lapar, mereka akan bangun. Alan nggak boleh ganggu ya, cukup l
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more

223. Kau Hanya Memikirkan Uang!

“Kalian di mana? Aku harus jemput Alan sekarang,” kata Hendra di dalam telepon. Ini sudah akan masuk jam makan siang, dan sesuai perjanjian dia akan menjemput anak itu dari Lilis sebab Hendra harus menemui Juwita. Dia tidak ingin Juwita menjadi curiga jika tidak membawa Alan bersamanya.Begitu mendapat jawaban dari Lilis, Hendra langsung berangkat menemuinya di tempat yang Lilis sebutkan. Tidak terlalu jauh dari mal tempatnya berada, hanya selang sepuluh menit saja Hendra sudah tiba di tempat permainan anak-anak yang sedang sangat ramai. Ternyata Lilis bisa juga menyenangkan anak mereka, sehingga Alan menikmati harinya.“Alan ketiduran, kayaknya dia kecapekan habis bermain,” ucap Lilis menyambut kedatangan lelaki itu. Benar saja, Alan sedang tertidur di dalam pangkuan mantan istrinya.“Tak apa, aku akan menggendongnya,” kata Hendra, sejujurnya dia tidak ingin berlama-lama bersama Lilis, meski sudah mengizinkannya bertemu dengan Alan, cukup lah pertemuan mereka hanya karena Alan.Ak
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

224. Kamu Keberatan Urus Anakku?

Hendra terpaksa mengantarkan Alan kembali ke rumah, sebab sudah menunggu beberapa saat anak itu masih belum juga bangun dari tidurnya. Hendra sendiri sudah jengah berada di dekat Lilis yang terus saja mencari-cari kesalahannya. Begitu mengantarkan Alan ke rumah, dia segera menemui Juwita. Istrinya sudah lebih dulu menunggu di restoran dekat perusahaan. Tak ada waktu panjang lagi untuk berdiskusi akan makan siang di mana mereka.“Bagaimana kerjanya sambil ngasuh anak? Alan nggak ganggu, kan? Kerjaan kamu aman semua, kan?” tanya Juwita, sembari menikmati makan siang yang sudah tersaji di depan mata.Akan tetapi, pertanyaan itu ternyata membuat Hedra kurang senang. “Alan bukan pengganggu, dia sama sekali tidak memberatkanku,” sahut Hendra, nadanya sedikit ketus membuat Juwita yang tadi sedang fokus dengan makanannya, segera mengalihkan wajah melihat Hendra.“Ada apa? Kayaknya hari kamu kurang menyenangkan?” Juwita bertanya lagi, dia tidak merasa ada yang salah hari ini.“Nggak kok, aku b
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

225. Kenapa Begini?

Hendra berkata Juwita fokus saja pada kehamilannya, agar tidak menjadi sakit dan stress, tapi nyatanya lelaki itu sudah membuat Juwi merasa sangat sakit. Sakit hati yang tidak dilihat suaminya, justru Hendra sudah terlihat sibuk dengan makan siangnya.Juwita tidak ingin melanjutkan lagi perdebatan itu, dia tak mau jika mulutnya terbuka sekali lagi, justru akan membuat mereka menjadi saling menyakiti. Mungkin Hendra memang sedang ada masalah, Juwi memberinya waktu untuk menyelesaikan masalah itu lalu nanti kembali seperti semula.“Kamu langsung ke resto?”Kini keduanya sudah berdiri di lobi perusahaan. Setiap kali selesai mengantarkan Juwi makan siang, biasanya Hendra selalu ikut mengantarkan Juwi sampai ke ruangannya bahkan menghabiskan waktu beberapa saat sebelum berangkat. Tapi kali ini, sepertinya Hendra sangat terburu-buru sampai tak bisa mengantar Juwi ke lantai atas.“Banyak kerjaan, aku nggak bisa berlama-lama. Kamu naik lah ke atas,” kata Hendra, tidak menjelaskan persis apa p
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

226. Itu Anak Arman!

[Mari bertemu sekarang, aku butuh penjelasanmu!]“Baik lah, Sayang... mari kita bertemu. Kamu pasti sangat merindukan aku, kan?”Lilis tertawa seperti orang gila membaca balasan pesan dari Hendra. Benar sekali dugaannya, tidak sampai lima menit sejak dia mengirimi pesan pada laki-laki itu, Hendra sudah mengajaknya bertemu. Rencana yang dia susun tidak akan sia-sia, Lilis sangat yakin itu.Masih dengan gelak tawa yang tidak bisa dihentikan, Lilis segera menemui Hendra di tempat yang dijanjikan lelaki itu. Beribu rencana dan jawaban sudah dia persiapkan di dalam kepala, sehingga tak akan sulit bagi Lilis menjawab setiap pertanyaan dari Hendra nanti.Begitu melihat Lilis datang, Hendra berdiri dan menghampiri perempuan itu. wajahnya sangat menegangkan sudah seperti karet yang ditarik kencang. Hendra mencengkeram kedua pundak Lilis dan berkata dengan gigi terkatup.“Apa maksud pesan kamu? Jangan membuat omong kosong untuk merusak rumah tanggaku!”Merusak rumah tangga, entah kenapa Lilis
last updateLast Updated : 2022-08-25
Read more

227. Bagaimana Jika Benar?

“Tidak! Itu tidak mungkin!”Hendra berbicara sendiri, tak lupa tangannya memukul stir mobil untuk melampiaskan rasa marah di dalam dada. Setiap kali ucapan Lilis selalu berputar di dalam kepala, mempermainkan emosi laki-laki itu sehingga membuatnya tak bisa tenang. Dia tidak mungkin bisa menerima bahwa anak yang ada di rahim Juwita adalah milik Arman.“Si brengsek itu tidak menyentuh istriku,” katanya lagi, meyakinkan diri bahwa saat itu Arman tidak sampai menyentuh Juwita.Namun, bagaimana pun dia ingin mengelak kenyataan, Hendra tidak bisa lupa dengan bukti yang dia temukan di tempat kejadian. Juwita dan Arman tidak mengenakan pakaian, dan saat itu istrinya sangat berhasrat atas dorongan dari obat sialan yang Arman cekoki pada Juwita. Siapa yang bisa mengetahui kalau hari itu Arman sudah melakukannya? Tentu Juwita tak bisa mengelak, sebab dia pikiran orang yang sedang dilanda nafsu pasti lah tak terkontrol.“Sial! Sial! Sial!” teriak Hendra, tak kuasa dia mengingat lagi kejadian saa
last updateLast Updated : 2022-08-25
Read more

228. Uangmu Tak Berguna

Semua rumah tangga memiliki masalah, baik itu masalah besar atau kecil, tak ada yang berjalan mulus dan lempeng begitu saja. Tapi sekecil apa pun masalahnya, tidak akan berakhir jika keduanya hanya berdiam diri. Masalah memerlukan solusi agar tidak menjadi bumerang di satu hari nanti, dan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi.Juwita memutuskan mendatangi Hendra ke resto untuk berbicara dengan suaminya itu, agar perang dingin yang Hendra tunjukkan tidak berlarut-larut. Akan tetapi, Juwi harus kecewa ketika tidak mendapati Hendra di sana.“Bapak sudah pulang sejak tadi, Bu,” ucap Rahmat, laki-laki muda yang membantu meringankan pekerjaan Hendra di resto.Juwi sangat kecewa, tapi hanya tersenyum yang bisa dia tunjukkan pada laki-laki itu. Tak ada pertanyaan berlanjut yang Juwi suarakan, sehingga orang luar akan tahu bahwa hubungan pernikahannya sedang tidak baik-baik saja. Biar lah pertanyaan itu bertumpuk di kepalanya.“Baik lah. Kalau begitu, saya pergi dulu.”“Hati-hati di jalan
last updateLast Updated : 2022-08-26
Read more

229. Menghilang

Sementara Hendra sudah tiba di rumah sejak satu jam yang lalu. Tadinya dia memang berniat menghabiskan waktu di luar sampai tengah malam, tapi Hendra tidak tega melakukannya sehingga membuat Juwi akan khawatir. Belum lagi Alan, anaknya butuh perhatian orang tua agar Alan tidak merasa sendiri dan tak disayang. Tapi saat tiba di rumah, dia tidak menemukan Juwi.“Juwita belum pulang, Ratih?”Hendra bertanya pada Ratih yang saat itu masuk ke kamar Alan, mengantarkan susu untuk anak itu.“Tampaknya belum, Pak. Saya barusan dari bawah tapi nggak lihat ibu ada di bawah,” sahut Ratih.Ke mana perginya Juwita? Dia sedang hamil, tidak mungkin pergi ke studio zumba seperti dulu. Dan lagi, sejak hubungan mereka membaik, Juwita tidak pernah pergi ke mana pun tanpa memberitahu Hendra terlebih dulu. Hal itu membuat Hendra termenung memikirkan ke mana istrinya pergi saat ini.“Bukan biasanya ibu pulang berbarengan bapak? Memangnya, tadi bapak nggak jemput ibu?” tanya Ratih lagi sesaat sebelum Ratih a
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

230. Fakta yang Terungkap

Vanny dan Lilis adalah sahabat dekat, sudah barang tentu dia banyak tahu apa pun tentang Lilis. Apalagi soal perkataan perempuan itu saat mereka bertemu tadi, membuat Juwita tak bisa menunggu. Dia segera mengajak Vanny bertemu untuk membicarakannya.“Ada apa, Wi? Tumben ajak ketemu malam-malam.” Melihat Juwita yang gelisah, dia yakin sudah terjadi sesuatu.“Tentang ucapan kamu waktu itu... Van, apa Lilis pernah mengatakan sesuatu padamu?” Juwita balik bertanya.“Ya, dia memang bilang seperti itu. Kamu tahu sendiri lah, Lilis itu memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi. Tapi selagi kamu dan Hendra baik-baik saja, aku rasa itu tak akan terjadi. Yang terpenting, jangan biarkan Lilis mendekati Hendra, jaga suami kamu baik-baik, ya?” sahut Vanny, dia cukup mengerti akan kekhawatiran Juwita, dan dia merasa menyesal pernah meminta Juwita untuk berhati-hati.Kalau soal itu, Juwita tentu sudah melakukannya. Dia selalu ada di sisi Hendra, berusaha menjadi istri yang baik juga ibu yang m
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status