Home / Rumah Tangga / Suami yang Tak Diinginkan / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Suami yang Tak Diinginkan: Chapter 231 - Chapter 240

305 Chapters

231. Apa Itu Menyenangkan?

“Hamil muda, tapi keluyuran sampai malam. Hape dimatiin, nggak kasih kabar ke orang rumah.”Kepulangan Juwita langsung disambut dengan wajah tidak mengenakkan dari Hendra, belum lagi kata-kata pedas penuh sindiran itu dia lontarkan tanpa memikirkan perasaan sang istri yang sudah tidak berbentuk. Juwita marah, ingin membalas perkataan Hendra dengan ribuan pertanyaan yang sudah dia siapkan di dalam kepala. Tapi kemudian, dia lebih memilih diam tanpa mengatakan apa pun.Juwi meletakkan tasnya di atas meja, mengeluarkan ponsel dari dalamnya lantas menyambungkan pada penghubung listrik. Itu sebagai jawaban darinya kenapa ponsel mati dan tidak menghubungi orang rumah. Ponselnya kehabisan baterai.“Dari mana saja kamu, Wi? Bukannya sudah pulang sejak sore, kenapa tiba di rumah sampai malam?” tanya Hendra, nadanya sangat tidak bersahabat.Dia tidak menjawab. Juwita segera mengambil handuk dan berlalu ke kamar mandi, menenangkan dirinya sejenak sebelum menjawab pertanyaan dari Hendra.Melihat
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

232. Privasi.

Tak ada perempuan yang benar-benar kuat. Tak ada perempuan yang bisa acuh mendengar suaminya bertemu dengan perempuan lain, apalagi perempuan dari masa lalunya. Meski Juwita memiliki segalanya dan bisa mencukupi bayinya dengan uang sendiri, fakta bahwa hatinya tidak rela kehilangan Hendra tak bisa dia abaikan.Mungkin, dulu Juwita seorang wanita kuat yang tegar. Benar, dia bisa melalui hari-hari sepinya tanpa kehadiran seorang lelaki di dalam hidupnya. Tapi semua itu dulu, saat Hendra belum masuk ke relung hatinya yang terdalam. Andaikan saja Juwita bisa mengendalikan perasaannya tidak terlalu mencintai Hendra, dia mungkin sudah melepaskan lelaki itu sekarang juga. Tapi cinta yang selama ini Hendra berikan pada Juwita, sudah membuat hatinya menjadi lemah sehingga tak kuasa membuat diri setegar sebelumnya.“Jawab aku, jangan hanya diam!” sentak Juwita tiba-tiba, saat emosinya memuncak seketika.Sementara Hendra hanya melongo melihat Juwita yang tiba-tiba membentaknya, tanpa tahu apa ke
last updateLast Updated : 2022-08-29
Read more

233. Ma, Alan Pergi Dengan Tante.

“Jangan bawa Alan, biarkan Ratih yang menjaganya di rumah,” ucap Juwita pagi ini, kala melihat Hendra sibuk mempersiapkan anak mereka. “Aku harus bawa Alan. Dia pasti bosan hanya di rumah.” Hendra menjawab tanpa melirik pada istrinya, dan itu sangat menyakiti hati Juwita. Apakah Hendra tengah membuat jarak antara Juwi dan Alan? Apakah belum cukup hanya mereka berdua saja yang bermasalah? Anak yang seharusnya tidak tahu apa-apa itu pun ternyata harus ikut dalam keegoisan Hendra. “Tapi kamu mau berangkat kerja, Hen. Alan pasti lebih bosan hanya diam nungguin kamu di sana.” Juwi mencoba memberi pengertian, agar Hendra tidak perlu membawa-bawa Alan saat bekerja. Jika maksud Hendra mungkin Juwi melakukannya karena tak ingin Alan jadi pengganggu, jelas itu salah. Juwita tidak pernah menganggap Alan sebagai pengganggu, tapi kenyamanan anak itu lah yang dia pikirkan. “Lantas, bagaimana lagi? Alan tidak pernah ke mana-mana. Aku merasa bersalah jika anakku tidak menikmati masa kecilnya deng
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more

234. Kalian Bernostalgia?

Hati siapa yang tidak sakit mendengar anak sambungnya pergi bermain dengan mantan istri suaminya? Apalagi, Hendra sendiri yang mengizinkan semua itu terjadi dan tanpa sepengetahuan Juwita. Ini kah namanya pengkhianatan?Ya, Juwita merasa Hendra sudah mengkhianati dirinya, dengan mempertemukan Alan secara diam-diam dengan Lilis. Sudah barang tentu pula suaminya sering bertemu dengan perempuan itu.“Kamu bertemu Lilis? Alan pergi dengan Lilis?” tanya Juwita, dia tahu ini pertanyaan yang sangat konyol sebab tak mungkin ada tante lain yang Alan maksud. Hendra tidak memiliki sanak keluarga di kota ini.Sudah berapa kali mereka bertemu? Dua, tiga, empat, atau mungkin lebih? Ah... bodoh. Kenapa juga Juwita bertanya sudah berapa kali Hendra bertemu dengan Lilis, sedang masih ada pertanyaan yang seharusnya lebih pantas dia lontarkan.“Apa saja yang kalian bicarakan saat bertemu? Apa yang kamu lakukan diam-diam di belakangku?” tanya Juwita, hatinya sangat sakit dan dia tertawa ironis memikirkan
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more

235. Bukan Benihku!

Dari pintu kamar mereka Hendra melihat Juwita tengah menangis, dan dia tidak berpikir untuk membujuknya sama sekali. Bukan karena Hendra tidak peduli pada istrinya, tapi bagaimana pun, Juwita juga tidak jujur padanya.Apa salahnya hanya bertemu? Hendra dan Lilis memiliki anak yang memang seharusnya mendapat perhatian dari kedua orang tuanya. Seharusnya Juwita tidak terlalu egois melarang Lilis bertemu dengan Alan.“Sudah berapa kali kalian bertemu? Di mana, dan apa saja yang kalian lakukan?”Sekarang Juwita berdiri di depan Hendra menatapnya dengan sorot menuduh, seakan Hendra adalah laki-laki murahan yang tidur dengan semua perempuan yang dia temui di luar sana.“Aku sudah bilang, aku tidak melakukan apa pun dengannya! Kenapa kamu membuat aku seakan-akan sudah tidur dengan semua perempuan di luar sana?” tanya Hendra geram, tatapan Juwita sangat mengitimidasi dirinya.“Apa aku berkata kamu tidur dengannya, kapan aku berkata seperti itu?” Tapi Juwita selalu punya jawaban untuk membuat
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more

236. Kalian Akan Menderita!

‘Kamu sendiri tidak lebih baik daripada Lilis yang berselingkuh!’Kalimat yang Hendra ucapkan masih terus terngiang di kepala Juwita, berulang membuat dia termenung lama. Dia tidak mencegah kepergian Hendra yang sudah hilang dari pandangan, pikiran terus saja fokus memutar ulang ucapan Hendra yang menyamaratakan dirinya dan Lilis.“Dia anggap aku seperti Lilis?” gumam Juwita kemudian, sangat tidak terima dirinya.Lilis itu perempuan busuk! Lilis tega menjual anak dan suaminya demi bisa hidup mewah. Lilis juga tidak pernah merasa puas dengan uang dan segala yang dia dapat, perempuan itu masih tega berselingkuh terang-terangan di depan Hendra, lalu meminta cerai. Lilis bahkan tidak memikirkan perasaan Hendra yang saat itu masih berstatus resmi istri pertama Hendra, tapi dengan teganya menikah dengan lelaki lain. Sementara Juwita, apakah dia pernah menyakiti Hendra sedalam itu, sampai Hendra menyamakan dirinya dengan Lilis? Juwita tak habis pikir dengan tuduhan tak beralasan Hendra.“Ken
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

237. Pikirkan Nasib Anakmu!

“Loh, kok kamu sendiri? Alan di mana, bukannya kamu bilang mau bawa Alan?”Lilis menyambut kedatangan Hendra dengan senyum ramah yang selalu dia pamerkan belakangan ini, seakan dia adalah perempuan yang sangat baik. Tapi saat melihat wajah Hendra yang kusut dan penuh tekanan, dia tahu sesuatu yang tidak beres sedang terjadi pada Hendra.“Maaf, hari ini aku tidak bisa bawa Alan padamu.”Sebuah kursi Lilis sodorkan untuk diduduki Hendra. Sekarang dia menjadi perempuan yang sangat tenang, tidak seperti dulu yang penuh dengan emosi. Lilis sudah banyak belajar dari kesalahan dan tidak akan mengulangi lagi kesalahan itu.“Duduk dulu, ngomong yang benar. Kayaknya kamu lagi tertekan banget,” ucap Lilis mempersilakan. Meski dalam hatinya sangat kesal mendengar Hendra tidak bisa membawakan Alan padanya, dia tidak ingin menunjukkan emosi.“Ada apa? Muka kamu kusut banget, nggak seperti hari biasanya.” Lagi, Lilis berbicara.Hendra sendiri tidak pernah berniat ingin menceritakan apa yang sedang t
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

238. Aku Tahu Isi Otakmu!

Tak sia-sia memang Lilis melahirkan Alan ke dunia ini. Hendra sangat mencintai anak itu sampai-sampai tak bisa mendengar hal-hal yang merugikan putranya. Lilis sangat senang melihat Hendra akhirnya duduk di depannya.‘Begitu dong, jangan jadi laki-laki goblok terus!’ ucap Lilis sambil tertawa membatin.Sejenak Lilis menyusun kalimat di dalam pikirannya, agar Hendra tidak lantas curiga. Lilis mencari alasan yang paling tepat untuk menarik Hendra dengan perlahan.“Kamu bilang, Lilis sudah tahu Alan sering bertemu aku?”Hendra tak punya selera bahkan untuk menjawab pertanyaan itu, hanya mengangguk yang bisa dia lakukan sekarang.“Kalau begitu, Juwita pasti berpikir mungkin kamu ada niat kembali padaku.” Dia sangat girang menunggu respons Hendra.Akan tetapi, respons yang Hendra tunjukkan hanya wajah malas yang sama sekali tidak tertarik dengan ucapan Lilis.“Itu konyol. Kita sama-sama sudah memiliki keluarga, tidak mungkin dia berpikir demikian.”Sial! Hendra memang terlalu polos dalam
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

239. Jangan Macam-macam padaku!

Pikiran sudah tidak di badan lagi, emosi mempermainkan diri dengan prasangka buruk yang begitu banyak memenuhi kepala. Juwita duduk di dalam mobilnya dengan pandangan lurus ke depan sana, tak ingin melewatkan sebuah momen yang dinanti-nanti.Dia tidak tahu di mana kedua orang itu melakukan pertemuannya, sehingga hanya menunggu lah yang bisa Juwi lakukan. Hendra pasti akan kembali ke resto setelah bertemu dengan Lilis, atau mungkin akan datang dengan perempuan itu? Ya, Juwita ingin melihat sendiri bagaimana keduanya saat berjalan bersama.Hingga waktunya pun tiba, mobil milik Hendra terlihat memasuki parkiran yang biasa digunakan. Mata Juwita tak ingin lepas sedikit pun dari mobil berwarna hitam itu. Akan tetapi, Juwi tidak melihat keberadaan Lilis di sana. Hendra keluar dari dalam mobil, berjalan menuju tangga penghubung ke lantai atas, di mana restorannya berada.“Ke mana perempuan itu, kenapa kamu tidak membawanya?” bisik Juwita sendiri.Padahal, Juwita sudah merencanakan menangkap
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

240. Membunuhmu di Sini!

Ancaman itu tidak main-main. Dengan keberanian Juwita mendatangi apartemen Lilis, tentunya perempuan itu sudah mempersiapkan serangan untuk Steve dan istrinya. Tak bisa diabaikan, Steve mengaku dirinya tidak rela jika harus terseret ke dalam penjara.“Bukannya lu sendiri yang bilang semua ini harus ditutupi? Kenapa sekarang lu ngancam gue? Lagian, semua itu antara lu dan Lilis, gue hanya orang yang bersaksi bahwa Lilis menjual anaknya ke lu. Jangan mengancam gue, lu juga bakal kena dengan kasus ini!”Steve mungkin terlihat menyedihkan sekarang, tapi dia pernah bersekolah juga. Meski bukan bersekolah di bidang hukum, Steve sedikit banyaknya tahu apa itu hukum.Tawa Juwita terdengar renyah menertawakan laki-laki di depannya, membuat Steve menggertakkan giginya.“Jangan mempermainkan orang, kau akan kesulitan sendiri.”“Oh ya? Bukannya kalian yang lebih dulu mempermainkan orang lain? Lantas, kenapa aku tidak boleh membalas perbuatan kalian itu?” balas Juwita masih diselingi dengan tawa m
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status