“Bagaimana kabar perusahaan? Semua baik, kan?”Hendra bertanya saat makan siang dengan sang istri. Juwita terlalu menikmati makanan yang dibuatkan suaminya, mulutnya penuh sampai tak bisa menjawab. Dia berkata-kata tidak jelas dari cela bibirnya yang sedikit terbuka—takut makanannya akan ikut menyembur.“Ditelan dulu, Sayang. Baru ngomong,” ucap Hendra lagi, dia seka sisa makanan dari bibir Juwita dengan induk jari.“Lagian, kamu lihat aku lagi nyuap juga malah ajak bicara.” Kali ini Juwita sudah bicara bicara dengan benar, makanannya sudah tertelan sepenuhnya.Sudah beberapa hari ini mereka harus berpisah di siang hari. Hendra sibuk dengan restoran yang semakin ramai, sementara Juwi harus menggantikan papanya mengurus perusahaan. Hanya ketika makan siang mereka bertemu. Terkadang Juwi yang datang ke resto, dan terkadang pula Hendra yang ke kantor membawakan istrinya makan siang.“Baik sih, kayak biasa. Cuma ya itu, beberapa kerja sama dengan keluarga Arman, dibatalkan sama mereka. Mu
Last Updated : 2022-07-27 Read more