Home / Rumah Tangga / Suami yang Tak Diinginkan / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Suami yang Tak Diinginkan: Chapter 131 - Chapter 140

305 Chapters

131. Pengganggu Rumah Tangga Orang

“Wah! Wah…! Rumah tangga bahagia tengah menikmati sarapannya, ya?” Wanita itu berkata dengan nada angkuh yang menjengkelkan.“Mama, siapa orang itu?” Alan masih dengan suara khas-nya bertanya. Matanya menatap wanita yang berdiri berpangku tangan di depan sana.Kedatangan tamu tidak diundang itu menghentikan acara sarapan Juwita dan Hendra. Sebenarnya dia sangat malas untuk meladeni siapa pun sekarang. Juwi ingin menghabiskan waktunya bersama dengan Hendra dan Alan sebelum mereka memulai bisnis barunya nanti. Tapi jika sudah didatangi begini, mana mungkin mereka bisa mengelak?Segera Juwi berdiri mengambil Alan dari kursinya.“Lan, pergi sama Bibi Ratih dulu, ya. Mama dan papa ada sedikit kerjaan.” Juwi serahkan Alan pada Ratih, bersama dengan piring sosisnya yang masih tersisa beberapa.Juwita menatap tamu yang adalah mamanya sendiri. Bukan sendiri, tepatnya bersama dengan Arman. Sudah bisa dipastikan, Arman lah yang sangat bersemangat sampai membawa Maria ke tempat itu.“Ada apa? Ini
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

132. Aku Ingin Bicara Dengan Putriku

Maria memegangi kepalanya karena pusing memikirkan masalah putri kesayangannya. Apakah langkah yang ia lakukan ini sudah benar atau hanya akan menyengsarakan anaknya, jika terus memaksa memisahkan Juwita dari Hendra? Sedangkan Arman masih kekeh ingin kembali pada Juwita.Sejak awal memang Armaja lah yang meminta Arman agak rujuk dengan Juwi. Tapi mengingat betapa kerasnya Armaja menolak saat Maria menyarankan mengobati Juwi ke orang pintar, justru membuat segalanya terasa runyam. Armaja bahkan tidak mengijinkan Maria menemui putri mereka, sampai suaminya itu yang menyuruh, katanya. Dan sekarang, Maria sudah mengabaikan perkataan Armaja, berkat bujukan dari Arman.Dia menjadi bingung, entah mana yang harus dilakukan sekarang. Tapi jika memikirkan masa depan Juwita, tentu saja Maria lebih setuju Juwi rujuk dengan Arman yang sudah jelas bibit bebet dan bobotnya. Tidak seperti Hendra yang terlalu banyak keburukannya.“Mama mertua kenapa Anda memegangi kepala seperti itu? Apa Anda sakit?
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

133. Berbagi Kenikmatan.

Juwi melihat kepergian Arman dan mamanya, dari jendela lantai dua kamarnya. Ia mengintip dari balik tirai agar saat Arman atau mamanya tidak menyadari dirinya yang tengah memperhatikan dari sana. Juwita mengembuskan napas panjang setelah akhirnya laki-laki itu pergi dengan mobilnya.“Apa kamu sedih melihat lelaki itu pergi dari rumah kita?” tanya Hendra dari arah belakang, dengan nada yang tidak rela.“Bukannya malah bagus kalau pembuat onar itu pergi dari rumah kita? Aku hanya menyayangkan mamaku lebih percaya manusia bejat itu daripada aku putrinya sendiri,” jawab Juwi sedih.“Benarkah? Kamu tidak sedang... mengingat kenangan dengannya, kan?” Hendra memancing istrinya ingin melihat seperti apa tanggapan Juwita.Mata membulat, Juwita berjalan ke arah Hendra yang tengah duduk di sofa.“Kamu ingin aku mengingat dia?” tanya Juwi kemudian. Melihat bibir Hendra berkedut, dia tahu suaminya tengah menggodanya. “Baik lah... kalau suamiku sendiri yang menyuruh, aku akan melakukannya.”“Tidak
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

134. Suami Istri Memang Begitu.

Juwita langsung mengeksekusi barang kenikmatan yang ada di depan matanya. Pelan tapi pasti ia merasakan sensasi yang luar biasa di hidupnya. Hendra tidak mau kalau dia berada di bawah kendali juwi. Dia membawa istri kesayangannya itu ke atas ranjang dan membelainya pelan.Mata Hendra memindai Juwi dari atas sampai ke bawah, dia sangat terpesona oleh kecantikan tubuh istrinya yang sungguh memabukkan. Di mata Hendra, Juwita bak bidadari yang turun dari langit. Entah bagaimana ceritanya wanita ini bisa luluh oleh cintanya.Tangan besar Hendra masih terus berjalan di wajah mulus yang lembut itu. Berhenti sejenak, dia cubit kecil bibir Juwi yang sangat menggemaskan.Kenapa jadi begini? Padahal, Juwi sudah sangat ingin melanjutkan percintaan yang tertunda, tapi Hendra terlalu sibuk memperhatikan dirinya.Ketika Hendra berdiri, Juwi mengamati lelaki itu menuju jendela yang terbuka. Seketika Juwita terkejut kala suaminya menyentuh kain gorden penutup jendela.“Hendra, kamu mau apa?” tanya Juw
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

135. Permintaanku Terlalu Berat?

Mereka istirahat sebentar kemudian mandi dan membersihkan diri lalu duduk minum teh sambil mengobrol masalah masa depan mereka.Juwi dan Hendra sedang fokus membicarakan usaha apa yang harus mereka jalankan berdua agar bisa membuktikan tanpa harta dari keluarga Armaja mereka bisa hidup bahagia sampai tua nanti.“Kira-kira kalau kita membuka resto bagaimana?” tanya Hendra memberi saran.“Lalu siapa yang akan memasak, dan juga menu andalan resto kita apa?” balas Juwi yang masih kebingungan karena membuka resto itu tak segampang yang dikatakan.Juwi mengatakan kalau usaha masakan itu rentan basi kalau tidak ada yang membeli. Modal yang dikeluarkan juga sangat banyak belum lagi menyewa tempat untuk membuka resto sendiri.“Aku tahu kekhawatiranmu, Juwi. Kamu itu pandai memasak untuk sementara tidak usah menyewa ruko dulu. Bagaimana jika kamu beberapa hari ini mencoba membuat menu masakan yang enak lalu aku akan mencobanya. Jika cocok aku itu adalah menu andalan resto kita,” ucap Hendra me
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

136. Suami yang Lucu.

Seperti yang dibicarakan kemarin, Hendra mulai sibuk menyusun rencana untuk usaha baru yang akan mereka buka. Dia sudah berbelanja sejak pagi-pagi sekali, bahkan tidak sempat membangunkan Juwita yang tertidur sangat lelap. Ketika kembali dari berbelanja, Hendra sangat bersemangat mengeluarkan semua bahan masakan dari bagasi mobil.“Pak Hendra, Bapak habis dari mana? Itu barang apaan saja,kok banyak banget?”“Ratih, Ibu sudah bangun?” tanya Hendra pada baby sitter yang bengong melihat tuannya berbelanja sangat banyak. “Ini bahan masakan. Sana panggilkan ibu,” lanjutnya masih sibuk menurunkan barang-barang belanjaan.Tanpa bertanya lagi, Ratih berlari ke dalam rumah dan langsung menghampiri Juwita.“Bu Juwi, bapak manggil!”“Loh, dia sudah pulang?” Juwita meletakkan mainan milik Alan yang tengah dia pegang. Saat ini Juwi memang sedang menemani Alan bermain di ruang keluarga.“Sudah, Bu. Tapi... bapak bawa banyak banget belanjaan. Katanya sih bahan masakan, memangnya kita mau ada acara a
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

137. Bukan Kau Saja yang Punya Lidah!

Siang itu Hendra langsung berada di kantor pengembang yang menyewakan pertokoan di mall besar di kotanya. Berkat bantuan Juwi yang banyak mengenal orang-orang penting di kota itu, Hendra bisa bertemu secara langsung dengan bos pengembang pertokoan itu dan berhasil mendapatkan sebuah lapak yang sangat tepat untuk membuka restoran. Tempatnya yang stragetis dan kerja sama bos pemiliknya pun sangat ramah menerima Hendra di sana. Tidak sulit bagi Hendra langsung menandatangani kertas perjanjian sewa yang diberikan oleh mereka.Dia merasa sangat senang memegang kertas yang sudah ditandatangani.“Terima kasih banyak, Pak. Jika semua sudah selesai, saya ingin pamit dulu,” ucap Hendra menyalami bos pemilik persewaan tersebut.“Jangan sungkan. Kami dan Ibu Juwita sudah lama saling mengenal, dan beliau adalah orang yang baik.”Ah... rasanya bangga Hendra mendengar nama istrinya disebut sebagai orang yang baik.Ketika baru saja keluar dari kantor itu, Hendra tidak sengaja berpapasan dengan orang
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

138. Aku Tidak Akan Kalah!

Saat itu Juwi tengah sibuk di dapur bersama asisten rumah tangga, mengolah bahan makanan yang pagi tadi dibeli Hendra. Ketika mendengar Hendra pulang, dia tinggalkan pekerjaannya untuk menyambut sang suami.“Sudah pulang, Sayang? Bagaimana, kamu sudah ketemu sama mereka, kan?” Juwi bertanya dengan nada manja nan girang, memberikan aura positif untuk suaminya.Namun, raut wajah Hendra terlihat kurang senang. Juwi merasa pasti ada sesuatu terjadi di luar.Pertama-tama Juwi sambut suaminya dengan kecupan ringan di pipi, lalu mengajak Hendra duduk di sofa nyaman ruang tengah, sebelum mengajaknya bicara.“Kenapa mukanya ditekuk begitu? Suami aku yang ganteng kok merengut?” Tangannya membelai kening Hendra memberikan rasa nyaman untuk suaminya. “Ada apa? Mereka enggak mempersulit kamu kan?”Menggeleng pelan, Hendra menarik napas panjang.“Nggak kok, semuanya sudah beres. Kita bisa langsung buka resto di tempat itu,” jawab Hendra menyerahkan berkas dalam amplop coklat kepada Juwi.Juwi mene
last updateLast Updated : 2022-07-17
Read more

139. Hendra yang Keren!

Tidak ada yang sulit jika segala sesuatu dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Hanya dalam kurun waktu tidak sampai satu minggu, juga karyawan yang berjumlah lima orang saja, usaha resto milik Juwita dan Hendra sudah siap untuk beroperasi. Hari ini adalah pembukaan hari pertama resto mereka, yang menyediakan makanan khas Korea, makanan masa kini yang sedang digandrungi para pecinta rasa.Hendra yang memberikan saran itu. Menurut Hendra, masakan ala Korea yang terkenal dengan rasa pedas manisnya masih sangat bersahabat dengan lidah orang Indonesia. Tidak hanya di kalangan anak muda saja, orang-orang dari berbagai tingkat usia pasti menyukainya.“Selamat siang... kami baru saja membuka restoran Korea di sini. Ada banyak menu, kami juga memberikan diskon besar di hari pertama kami. Silakan dilihat-lihat dulu, nanti Anda bisa singgah setelah lelah berbelanja seharian.” Hendra sangat bersemangat membagi-bagikan brosur menu restoran mereka, di dekat pintu masuk. Siapa pun yang lewat tidak lupu
last updateLast Updated : 2022-07-17
Read more

140. Rencana Licik Arman

“Aku bukan mertuamu! Jangan pernah mengada-ada. Sampai kapan pun aku tidak akan pernah mengakui kau menantuku!” Maria yang kesal pun ikut angkat bicara. Dia tidak suka melihat Hendra menghina Arman seperti anak kecil.“Tapi itu memang kenyataan, Ibu Mertua. Bagaimana pun Anda mengelak, Anda tetap lah mertua saya. Meski Anda tidak mau mengakui saya sebagai menantu, tapi saya sudah menikah dengan Juwita. Tapi... jika Anda tidak merasa pernah melahirkan Juwita, bisa saja Anda berkata demikian.” Seperti tidak mau kalah, Hendra menjawab kata-kata Maria yang lantas membuat wanita itu semakin geram. Bukannya marah, Juwita justru tertawa kecil mendengar suaminya berkata seperti itu.“Lihat, kamu lihat laki-laki yang kamu nikahi ini, Juwi? Dia saja tak punya sopan pada mama, apa kamu ini memang buta?” Maria melampiaskan kemarahannya pada Juwita, tapi justru ditanggapi biasa saja oleh Juwi.“Bukannya Hendra betul, Ma? Karena dia suami aku, kan sudah seharusnya dia manggil mama mertuanya. Aku ra
last updateLast Updated : 2022-07-17
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status