Home / Rumah Tangga / Suami yang Tak Diinginkan / Kabanata 111 - Kabanata 120

Lahat ng Kabanata ng Suami yang Tak Diinginkan: Kabanata 111 - Kabanata 120

305 Kabanata

111. Juwi Dalam Masalah!

Salah satu sifat buruk Arman adalah memandang Juwita sangat rendah. Dia tidak percaya perempuan itu sudah bersuami, seperti yang Juwita katakan barusan. Arman tertawa geli melepaskan pundak Juwita dari cengkramannya.Sedang Juwita, sudah paham betul sifat mantan suaminya. Dia pasti tengah merendahkan Juwi di dalam pikirannya."Kamu... makin lucu, Juwita," kata Arman, lagi dia tertawa melihat wanita itu. "Siapa yang percaya kamu bersuami? Memangnya... laki-laki mana sih yang bisa ngambil kamu dari aku?""Jangan terlalu rendah mandang aku-""Oh jelas!" sambar Arman tegas. "Kamu itu hanya perempuan penakut yang selalu patuh sama aku. Kamu cuma beralasan biar aku nggak datang lagi, kan? Kamu nggak mungkin nikah, tanpa persetujuan dari aku."Benar. Semua yang ingin Juwi lakukan akan selalu melalui ijin lelaki itu. Tapi itu dulu, saat Juwi menjadi orang bodoh. Setelah perceraian mereka beberapa tahun lalu, Juwi sudah berubah menjadi seorang wanita tegar, tegas, dan bisa menguasai dirinya se
last updateHuling Na-update : 2022-06-09
Magbasa pa

112. Lepaskan Aku!

Ini memang belum saatnya makan siang, sehingga supir yang biasa mengantar Hendra, tidak terlihat di tempat parkiran. Hendra tidak berpikir menghubungi supirnya lagi, segera dia berlari ke pinggir jalan dan menghentikan taksi yang sedang melaju. Lelaki itu menyebutkan alamat tujuannya setelah lebih dulu duduk di kursi penumpang."Pak, tolong lebih cepat," ucap Hendra, tak sabar dia ingin segera tiba di kantor dan memastikan apa yang sedang terjadi pada istrinya."Baik, Pak."Tapi, baru beberapa menit supir taksi itu berkata, di depan sana mulai terlihat macet. Hendra mendengus tak sabaran melihat laju mobil yang sangat lamban.Kenapa juga harus macet di jam segini? Astaga... apa yang akan terjadi pada Juwita jika Hendra terlambat? Dia sudah berulang kali mencoba menghubungi ponsel Juwita lagi, tapi nomor itu justru di luar jangkauan. Hendra sangat frustasi, kekhawatiran di hatinya sudah tak terkatakan lagi."Juwi di kantor. Tidak mungkin ada orang jahat yang mengganggunya di sana," uca
last updateHuling Na-update : 2022-06-10
Magbasa pa

113. Kita Rujuk Sekarang?

Di lantai bawah, Hendra baru tiba setelah melewati perjalanan macet yang sangat lama. Dua tungkai lelaki itu berlari menuju lift yang akan membawanya ke lantai di mana ruang kerja Juwi berada. Resepsionis dan beberapa karyawan yang melihatnya pun tampak tegang wajah mereka.Ketika lift itu tertutup, orang-orang menjadi riuh."Pak Arman ada di atas, gimana ini?""Mampus! Pasti ada perang setelah ini.""Gimana nasib Bu Juwi kalo Pak Hendra sampai melihat yang tidak-tidak?" Semua mereka saling bertanya, sebab sudah tahu sifat Arman yang sangat kasar. Para karyawan lama yang sempat melihat sifat buruk Arman, takut jika mungkin Juwita sudah diperlakukan tidak senonoh.Ketika lift terbuka, Hendra berlari menuju ruang kerja Juwi. Telinganya masih mendengar suara bising di dalam ruang kerja, buru-buru dia mendorong pintu itu dan saat itu pun mata Hendra menyalang lebar.Di dapan sana, bisa Hendra lihat bagaimana Juwita dihimpit tubuh kekar seorang lelaki, dan istrinya tampak sangat kesulitan
last updateHuling Na-update : 2022-06-10
Magbasa pa

114. Cukup!

Suasana masih terasa tegang oleh kalimat yang diucapkan Arman. Hendra dan Juwita saling menatap, tidak yakin mereka atas perkataan laki-laki yang tidak waras itu. Sedangkan Arman masih saja terkekeh melihat keduanya yang tampak kebingungan."Sepertinya kalian sangat terkejut?" Lagi, Arman berbicara. Kemudian dari bangkit dari duduknya dan menggerdik bahu pertanda acuh. "Gimana, Juwita?""Nggak mungkin!" sambar Juwita, dia tidak percaya dengan omong kosong Arman."Itu terserah kamu mau percaya atau tidak. Kamu bisa tanya sendiri pada papa kamu, apakah aku yang berbohong." Giginya yang rapi Arman pamerkan seperti tidak merasa bersalah. "Baiklah, karena aku sudah menjelaskan kedatanganku ke sini, aku pergi dulu. Jangan lupa berikan kabar baik padaku segera."Seperti tak ada rasa bersalah dia pergi meninggalkan Juwita dan Hendra, yang masih sama-sama merasa tegang.Juwita merasa bersalah, tentu saja. Dia sudah meminta Hendra datang ke sana untuk menolongnya dari perbuatan tidak senonoh Ar
last updateHuling Na-update : 2022-06-12
Magbasa pa

115. Rujuk atau Melarat!

Jam makan siang Hendra lewati tanpa Juwita. Biasanya mereka selalu bersama, bahkan ketika Hendra harus mengurus pekerjaan di tempat lain, keduanya selalu menyempatkan diri bertemu. Tapi kali ini, Hendra duduk di sebuah meja dengan berbagai jenis menu, tanpa ditemani oleh istrinya.Pikirannya sangat hancur. Hendra tidak bisa mengesampingkan perkataan Arman, bahwa papa Juwita sendiri lah yang meminta lelaki itu datang. Keberadaan Hendra sepertinya tidak akan pernah diterima oleh mereka.Apa yang salah? Apakah karena Hendra hanya seorang laki-laki yang berasal dari keluarga miskin? Padahal, dia sedang berusaha menunujukkan bahwa dirinya bisa lebih baik."Pembuktian?" Hendra bergumam sendiri. Sendok di tangannya dia letakkan begitu saja, pusing dia memikirkan semua ini. "Orang seperti mereka lebih mendahulukan apa yang sudah kau capai, bukan apa yang hendak kau capai."Tak menutupi kenyataan memang, bahwa semua keluarga kaya akan melihat apa yang sudah dihasilkan seseorang. Sementara Hen
last updateHuling Na-update : 2022-06-12
Magbasa pa

116. Masalah Besar

Pekerjaan sudah selesai dan Hendra bisa bernapas dengan lega. Semua berjalan lancar, Juwi pasti senang mendengar kabar itu nanti. Hendra pulang ke rumah dengan senyum di bibirnya, melupakan fakta masalah yang tengah dia hadapi dengan Juwita.Ketika dia tiba di rumah, Hendra tidak menemukan Juwita. Hanya ada Alan yang tengah bermain ditemani baby sitter."Ratih, ibu belum pulang?" tanya Hendra, seperti pertanyaan bodoh memang, sebab dia sudah melihat tak ada Juwi di dalam kamar."Belum, Pak. Ibu belum pulang dari kantor."Ada rasa tak rela mendengarnya. Juwita adalah istri yang selalu memberi kabar jika dia tidak bisa pulang dengan cepat. Hendra menjadi teringat akan Arman yang siang tadi mengganggu istrinya."Jangan-jangan dia..." kata Hendra menggantung, lantas bersiap akan berbalik. Saat itu pun, Alan memanggilnya."Papa!"Hendra lupa dia belum menyapa putranya sejak tadi. Karena itu, Hendra terpaksa mengurunkan niatnya. Dia datangi Alan di tempatnya lantas mengecup kening anak itu.
last updateHuling Na-update : 2022-06-12
Magbasa pa

117. Suami Dapat Beli, Jangan Bangga!

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan Juwita masih termenung menatap gelas minumnya di atas meja. Tidak sedikit pun minuman itu berkurang, es yang mengembun dari gelasnya pun sudah membasahi meja sejak tadi. Tak sedikit pun hati Juwita tergerak untuk menyentuhnya.Semua kata-kata Armaja masih membekas di kepala Juwi, membuatnya tidak bergairah melakukan apa pun. Sejak kembali dari rumah orang tuanya, Juwi membawa mobilnya tanpa tujuan yang berkahir ke studio zumba. Bukan bergabung dengan teman-temannya, Juwi hanya duduk seorang diri di kafe studio itu."Hei, kenapa merenung?"Sebuah tangan menyentuh pundak Juwi, yang lantas membuat wanita itu berbalik menatap ke belakang. Ada Venny yang tersenyum padanya."Kaget banget kayaknya, lagi mikirin apa sih serius begitu?"Juwita menarik napas panjang, dia memaksa bibirnya tersenyum. "Nggak kok, urusan kantor aja." Tidak mungkin Juwi bercerita pada Venny."Ya elah... udah ada suami yang bantu di kantor juga masih aja pusing sendir
last updateHuling Na-update : 2022-07-01
Magbasa pa

118. Nasib Kita Tidak Jauh Berbeda.

Raut wajah Juwi yang tadinya tampak tenang, berubah seketika. Dia marah, betul-betul marah sampai hanya ekspresi datar lah yang mampu dia tunjukkan. Kata-kata Lilis yang menyebutnya dapat suami beli, sudah sangat keterlaluan. Belum lagi bisa dia redam kemarahan yang dia bawa dari Arman dan papanya, perempuan ini datang-datang sudah mengusik saja. Juwi mengepal kedua tangannya di atas paha, sedang dadanya mulai naik turun. Dia marah, sangat marah. Venny yang ikut menyaksikan ekspresi Juwi mulai khawatir pada Lilis. Tapi itu tidak berlaku bagi Lilis, yang justru masih tersenyum merendahkan."Coba ulangi omongan kamu," ucap Juwita, ingin melihat sejauh apa Lilis berani merendahkannya."Juwi, Lis, udah stop. Ini di publik, seseorang bisa aja dengar kalian." Vanny mencoba memberi peringatan, takut rahasia kedua temannya akan terdengar publik."Suami dapat beli!" Tapi Lilis seakan tidak peduli, dia memang berniat mempermalukan Juwita. Biar saja semua orang dengar. "Kenapa? Ada yang salah d
last updateHuling Na-update : 2022-07-03
Magbasa pa

119. Keraguan Hati Juwita

Pasangan suami istri itu kini duduk bersebelahan di tepi ranjang. Hendra menatap Juwita yang terdiam tanpa bicara, mencari sesuatu di wajah murung istrinya. Hendra menebak-nebak, apa sebenarnya yang terjadi pada istrinya, sampai Juwita terlihat menyedihkan seperti ini.Apakah karena kedatangan mantan suaminya, yang tiba-tiba mengajak rujuk? Mungkin Juwi dilema, antara ingin kembali pada laki-laki itu, dan mungkin akan melepaskan hubungan pernikahan mereka. Di dalam hatinya, Hendra tidak rela memikirkan itu, dia tidak mampu melepaskan Juwita ke tangan laki-laki lain. Bagaimana pun, Hendra sudah sangat nyaman dengan wanita ini. Bukan karena fasilitas yang dia dapatkan dari Juwita, tapi sifat lembut Juwi yang sebelumnya tidak dia dapatkan dari Lilis, sudah mengikat hatinya untuk Juwita. Tapi, apakah Juwi merasakan hal yang sama?Dia tak ubahnya sebuah debu yang menempel pada perhiasan mahal. Hendra tidak mungkin mampu menyaingi Arman yang setara dengan Juwita. Dia menjadi pesimis dan me
last updateHuling Na-update : 2022-07-03
Magbasa pa

120. Kamu Tetap Suamiku!

Hidup miskin bukan hal baru bagi Hendra. Dia sudah terbiasa hidup dengan berbagai kesulitan, bekerja tanpa kenal waktu demi gaji yang tidak seberapa. Hendra bahkan tidak pernah berpikir hidupnya akan menjadi seperti yang sekarang, saat menikah dengan Lilis. Namun, pertanyaan yang barusan Juwi ucapkan tidak bisa membuat Hendra tetap tenang. Itu terlalu mengejutkan sampai membuat Hendra termenung seketika. "Maksudnya... kamu akan kehilangan segalanya, jika bersama dengan aku?" tanya Hendra, pertanyaan bodoh yang seharusnya tidak perlu diperjelas lagi. Wajah Juwita menunduk, matanya menatap lantai keramik di bawah mereka sebelum kembali dia tatap Hendra. Hanya anggukan ringan yang bisa Juwi tunjukkan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. "Kamu tidak harus bertahan, Wi. Kamu... tau apa pilihan yang tepat bagimu." Hendra meremas kedua tangannya untuk menahan ledakan emosi di dalam dada. Dia tidak siap berpisah dengan wanita itu, tapi... apa yang bisa Hendra lakukan? Dia hanya laki-laki
last updateHuling Na-update : 2022-07-04
Magbasa pa
PREV
1
...
1011121314
...
31
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status