Home / Rumah Tangga / Suami yang Tak Diinginkan / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Suami yang Tak Diinginkan: Chapter 121 - Chapter 130

305 Chapters

121. Dia Memiliki Anak dan Istri

"Wi, kamu mau ke mana?"Hendra berusaha menahan Juwita yang akan keluar dari rumah, tapi perempuan itu berkeras tidak mengindahkan perkatannya. Hendra menjadi kalang kabut saat melihat Juwi akan menuju mobilnya yang terparkir di halaman. Hendak ke mana pula istrinya malam-malam begini? Setelah mengatakan Hendra akan tetap menjadi suaminya, Juwi segera mengambil kunci mobil dan bergegas keluar dari kamar. Tak ada sepatah kata pun yang dikatakan oleh perempuan itu, bahkan ketika Hendra terus menahan lengannya."Juwita, kita memang lagi ada masalah, tapi kamu nggak seharusnya meninggalkan rumah begini," kata Hendra lagi, menahan pintu mobil yang berusaha Juwi buka."Lepasin, Hen, aku harus pergi.""Tapi ke mana? Ini udah malam, Wi, jangan pergi dari rumah malam-malam begini!" Hendra mulai tidak sabar melihat betapa keras kepalanya istrinya itu, yang terus berusaha menyingkirkan tangannya.Juwita menarik napas panjang dan mengembuskannya kasar. Kepalanya terasa sakit, dia tidak bisa menga
last updateLast Updated : 2022-07-04
Read more

122. Menghabisi Hendra!

"Laki-laki tidak tahu diri itu... kita tidak bisa membiarkannya lebih mempengaruhi Juwita lagi!" sentak Armaja, dengan wajah penuh amarah dan mata yang terbelalak. "Arman, kamu harus segera rujuk dengan Juwita, sebelum dia lebih tidak sadarkan diri lagi!""Tidak ada yang akan rujuk di sini!" Juwita berbicara dari dekat pintu yang sedikit terbuka, membuat semua orang mengalihkan mata menatapnya. Armaja menatap putrinya yang entah sudah sejak kapan berada di tempat itu. Arman segera berdiri menghampiri Juwita, mencoba membuat senyum ramah. Tapi hanya Juwita yang tahu senyum itu adalah sebuah ancaman secara diam."Juwita, kamu datang?" sapa Arman, apakah dia lupa baru saja menjelekkan Hendra di depan kedua orang tua Juwita? Dalam sekejap dia sudah bersikap manis, seakan tidak terjadi apa-apa.Juwi menepis tangan Arman yang akan menyentuh lengannya dan berjalan menuju set sofa. Kemudian dia duduk tepat di depan papanya."Aku tidak akan rujuk dengan Arman, Pa. Hendra adalah suamiku, akan
last updateLast Updated : 2022-07-05
Read more

123. Bukan Pewaris Keluarga!

Hendra membanting pintu mobilnya, rasa kecewa memenuhi hatinya sekarang. Sudah entah berapa tempat yang dia datangi sejak tadi untuk mencari keberadaan Juwita yang kabur dari rumah, tapi ini sampai sudah hampir pukul sebelas malam, lelaki itu tidak kunjung bertemu dengan istrinya. Hendra merasa sangat putus asa menatap pintu rumah mewah di depannya, berpikir sejenak sebelum menekan bell di sisi pintu. Dan tak lama, seorang wanita paruh baya datang membukakan pintu untuknya.Masih orang yang sama yang dia temui tempo hari. Asisten rumah tangga yang bekerja di rumah mertuanya. Wanita paruh baya itu tampak sedikit terkejut melihat beradaan Hendra."Bapak ini..." kata wanita itu tertahan, kemudian keluar dari dalam rumah dan menutup pintunya kembali."Saya suaminya Ibu Juwita. Kemarin saya datang ke sini dan ketemu bibi, masih ingat kan?" ucap Hendra berharap wanita di depannya mengingat pertemuan mereka berapa hari yang lalu. Tentu saja wanita itu mengingatnya, dia mengangguk mengiyakan
last updateLast Updated : 2022-07-11
Read more

124. Aku Masih Bisa Menafkahinya!

Juwita merinding mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya. Tapi dia tidak ingin berpisah dengan Hendra. Dia masih berdiri mematung karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Jika Juwi tidak lagi menjadi pewaris keluarga ini, lalu bagaimana dia akan menjalani hidup? Dan Hendra… mungkin akan meninggalkannya Ketika tidak memiliki apa pun.“Bagaimana, Juwi? Kamu siap meninggalkan semua yang kamu miliki sekarang?” tanya Arman, memanasi suasana. Tentu saja dia sangat senang mendengar ancaman dari Armaja. Ini adalah kesempatan yang sangat dia impikan.Juwita yang paham akan liciknya pikiran Arman, menatap mantan suaminya dengan tatapan tajam. Bagaikan ujung tombak yang siap untuk menembus mata Arman sampai ke belakang kepalanya.“Ini kan yang kamu inginkan? Kamu sangat berharap bisa mendapatkan harta orang tuaku, karena itu kamu meminta rujuk.”“Apa?” Tergelak, Arman maju dua Langkah dan berdiri sangat dekat pada Juwi. “Keluargaku kaya, kamu tahu itu sejak dulu. Aku hanya tidak
last updateLast Updated : 2022-07-12
Read more

125. Kau Iblis yang Menghancurkanku!

Suasana di dalam rumah itu semakin tegang dan memanas. Armaja sangat marah sampai dadanya ikut naik turun oleh kemarahan yang sudah di ubun-ubun.“Berani sekali kamu masuk ke rumah ini. Gara-gara kamu putri tercintaku jadi pembangkang. Memangnya kamu bisa menafkahinya menggunakan apa? Hidup kamu saja menumpang kepada putriku!” bentak Armaja. Hendra menyunggingkan senyuman kepada ayah mertuanya. Walau pun dia ini miskin, tapi sebagai seorang suami dia masih mampu untuk bekerja dan memberikan nafkah untuk istrinya.“Saya ini laki-laki, harga diri laki-laki adalah bekerja. Siapa bilang saya hanya menumpang saja pada putri Anda, Ayah Mertua. Aku ini masih kuat untuk bekerja, dan selalu membantunya,” ucap Hendra.“Bekerja apa? Bekerja menjadi gigolo dan merampas uang Juwita? Kau itu hanya berlindung di balik nama Juwi. Aku bahkan ragu, di kantor mungkin kamu hanya membuat masalah dalam pekerjaannya,” sindir Arman. Dia sangat setia menuangkan minyak pada kobaran api kemarahan Armaja, a
last updateLast Updated : 2022-07-12
Read more

126. Aku Mencintaimu

Mama Juwita memegang kepalanya karena pusing dengan masalah yang menyangkut putrinya. Kenapa putrinya bisa keras kepala seperti ini. Apakah benar lelaki miskin itu menggunakan pelet untuk menjerat Juwita. Tidak mungkin juga Juwita bisa secinta buta itu kepada lelaki miskin yang tidak mungkin bisa membahagiakannya.“Pa, apakah kita harus pergi ke dukun untuk memisahkan Juwita dan pria miskin itu?” tanya mama Juwita.“Apakah kamu sudah gila. Kenapa bisa membawa dukun di jaman yang serba modern ini,” jawab Armaja yang kesal mendengar pernyataan istrinya. Perkataan Juwi masih terus mengganggu pikirannya.“Aku tidak gila. Siapa tahu Juwita memang sudah dipelet oleh lelaki miskin itu. Tidak ada salahnya mencoba bukan?” tanya mama Juwita lagi.Armaja bukannya senang, dia justru mengomeli istrinya yang tidak masuk akal. Mana ada dukun yang benar di dunia modern ini. yang ada mereka adalah penipu yang hanya ingin mengeruk uang orang yang datang kepadanya.“Kamu jangan menjadi bodoh hanya karen
last updateLast Updated : 2022-07-13
Read more

127. Alasanku Membelimu.

Saat itu pun Juwi melebarkan kedua matanya. Apakah kata yang baru dia dengar itu sungguh benar adanya? Ataukah mungkin… Hendra mengatakan itu untuk menutupi kebohongannya?“Aku nggak tau sejak kapan. Tapi aku yakin, aku sudah jatuh cinta sama kamu, Wi. Aku ingin kita bersama selamanya, aku nggak mau kamu pergi ke tangan lelaki mana pun. Asal kamu tahu, melihat Arman datang ke kantor siang itu, dadaku terasa terbakar dan sangat ingin membunuhnya!” ucap Hendra terus terang, memang seperti itu lah yang dia rasakan.Antara tidak percaya dan Bahagia, Juwi melingkarkan tangannya di leher Hendra dan berkata, “Aku sudah lama menunggu kamu mengucapkan kalimat itu. Hen, kamu nggak bohong kan?”Hendra menggeleng pelan. “Aku nggak bohong. Aku mencintaimu dan ingin bersama selamanya denganmu. Tapi… apa kamu mampu hidup miskin dengan aku? Juwi, kamu tau aku bukan laki-laki kaya, kamu tau aku hanya pekerja pabrik sebelum kamu mengubah hidupku. Tapi, dengan kenyataan yang sekarang terjadi, apa mungk
last updateLast Updated : 2022-07-13
Read more

128. Saksi Perjalananku

Hendra merasa lega sudah mengutarakan isi hatinya. Mendengar pengakuan Juwita juga membuat batinnya merasa nyaman. Perjalan kembali ke rumah mereka lalui dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya.“Juwita ayo istirahat dulu, kamu besok akan menjalani hidup baru sebagai ibu rumah tangga biasa,” ajak Hendra.“Ayo kita istirahat. Aku juga sudah capek ribut dengan papa dan mama,” balas Juwita, menyandarkan dirinya di dada bidang Hendra.Saat tidur pun Juwi menggelung tubuhnya di dalam pelukan Hendra. Matanya menatap lelaki itu terlelap dalam mimpi indahnya.Inikah yang disebut dengan rumah tangga harmonis? Impian yang sudah lama Juwi harapkan bahkan Ketika dulu masih bersuamikan Arman. Tak lepas-lepasnya senyuman itu dari bibir Juwita, menyadari dirinya kini menjadi satu-satunya Wanita di dalam hati Hendra.Juwita bangun lebih awal dari Hendra. Dia menuju dapur untuk memasak. Kedepannya mungkin dia harus mengurangi asisten rumah tangga untuk mengurangi pengeluaran bulanan. Meski
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

129. Janji

Hati Juwi meleleh mendengar setiap kata yang Hendra ucapkan. Dia sangat terharu saat Hendra meminta dirinya yang menjadi saksi perjalanan Hendra menuju sukses.Begini kah rasanya dicintai suami? Jadi, seperti ini kah seharurnya pasangan suami istri itu? Saling mendukung, meminta kekuatan pada pasangannya untuk lebih tegar menjalani problem yang tak pernah habis. Ah… rasanya Juwi seperti dibawa ke dalam dunia yang baru, dunia yang sebelumnya tidak dia dapatkan dari Arman. Hendra sudah berhasil mengeluarkan Juwita dari pengalaman kelamnya yang dulu membelenggu, sehingga membuat wanita itu sempat merasa enggan menjalin hubungan dengan lelaki.Dengan semua kata yang Hendra ucapkan, juga pelukan hangat lelaki itu yang membuat batinnya terasa sangat tenang, Juwita semakin yakin pada pilihannya meninggalkan perusahaan. Tidak ada yang harus dia sesalkan asal tetap bersama dengan Hendra. Tak ada lagi keraguan di dalam hatinya, jika Hendra selalu ada di sisinya.Tanpa sadar, air mata Juwita ja
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

130. Ciuman Selamat Pagi.

Sepasang suami istri itu saling berpelukan di pagi hari karena merasakan hal belum pernah mereka rasakan pada pasangan yang terdahulu. Juwi dan Hendra terlarut dalam perasaan nyaman yang terdalam. Hendra bahkan tidak mampu menahan diri untuk sekedar memeluk Juwita. Dia raih dagu lancip istrinya dan menariknya mendekat, sebelum akhirnya menempelkan bibir mereka. Dia kecup singkat bibir manis itu yang membuat Juwi segera memegangi leher belakang Hendra.“Hanya sedikit?” tanya Juwita, saat Hendra sudah menarik bibir mereka menjauh.Hendra menaikkan sebelah alisnya oleh pertanyaan lucu dari sang istri.“Masih pagi, kita tidak boleh melanjutkannya.”“Justru karena masih pagi. Biar kamu tau, orang-orang selalu melakukan ciuman Panjang di pagi hari untuk ucapan selamat pagi. Bahkan mereka juga melakukan lebih.”Dan selanjutnya, Juwi menarik leher Hendra untuk lebih dekat dan kembali menempelkan bibir mereka. Wanita cantik itu penuh gairah memberikan ciuman panas di bibir Hendra, memainkan li
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status