“Apa maksudnya ini, Ken? Kau jangan bercanda!”Maria mengepalkan kedua tangannya dengan erat, sesuatu dalam dadanya terbakar, membuatnya sakit, sesak, marah, kecewa. Namun, Maria mencoba mengatur napasnya yang mulai tak beraturan, berusaha tenang. Kenzo hanya sedang mengerjainya, pikir Maria. Sayangnya pikiran hanya sebatas pikiran, melihat bagaimana cara Kenzo menatap wanita di pangkuannya, benar-benar membuat Maria geram.“Aku tidak bercanda,” jawab lelaki itu dengan senyum lebar. “Kami akan segera menikah.”Lagi, fakta itu membuat Maria tercengang sekaligus menyesakkan dada. Bagaimana manapun dia mencintai pria itu, dan hanya Kenzo yang selalu memahami dirinya selama ini. “Kenapa?” kepala Maria menggeleng lemah, mata birunya basah. “Kenapa kau mengkhianatiku?”“Dengar, Maria.” kata Kenzo dengan suara tegas. “Aku harus menikah dan membutuhkan keturunan untuk mewarisi semua hartaku, untuk meneruskan silsilah keluargaku, sedangkan kau adalah wanita yang sama sekali tidak menginginka
Read more