Semua Bab Akibat Kencan Buta: Bab 31 - Bab 40

86 Bab

31). Kau terlihat jelek!

Sahara langsung menutup pintu kamarnya rapat-rapat setelah menginjakkan kakinya di apartemen Sagara, mereka melanjutkan perjalanan pulang dalam keheningan yang canggung. Jantung gadis itu bahkan masih berdegup ribut didalam dada sana, padahal ciuman singkat itu sudah terlewat beberapa puluh menit lalu. Setelah pria itu menciumnya, Sahara merasakan sekujur tubuhnya seolah bergetar hebat lalu dipenuhi keringat dingin di setiap pori-pori kulitnya.Dan yang paling dia ingat, sensasinya sangat berbeda saat Edward menciumnya. Temannya itu hanya sekedar menempelkan bibirnya, tidak lebih. Sedangkan Sagara mengecup, melumat, lalu memainkan bibirnya dengan lembut, dan terakhir... Menggigit bibir bawahnya. Gadis itu melangkah menuju cermin, mendudukkan dirinya di kursi rias. Mengamati lekat-lekat bibirnya yang masih berwarna pink segar, memeriksanya baik-baik.“Apa katanya tadi? Untuk menghapus jejak?” kedua pipi Sahara langsung bersemu kemerahan mengingat kalimat terakhir yang dikatakan suaminy
Baca selengkapnya

32) Kedatangan Maria

Lamat-lamat telinga Sahara mendengar suara perdebatan pagi ini, saat dia keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Meski penasaran dan ingin menguping, Sahara lebih memilih melakukan prioritasnya. Mencari kaos t-shirt dan celana panjang untuk dipakainya berolahraga. Setelah menemukan dia bergegas mempersiapkan diri.“Pergi sekarang, Ria...”Sagara mengusir Maria untuk yang kesekian kalinya, entah apa yang ada dipikiran wanita itu. Datang menemuinya di pagi buta seperti ini. Maria terus merengek bertanya mengapa pesannya semalam tidak dibalas satu pun.Pria itu sengaja mengabaikan pesan kekasihnya, dia sedang tidak ingin memikirkan apapun hal yang menyangkut Maria untuk saat ini. Perbuatan Maria sangat keterlaluan, Sagara tidak bisa mentoleransinya dengan mudah.Maria menggeleng dengan raut wajah sedih “Setidaknya katakan, kenapa kau mengabaikanku?”Biasanya Sagara akan luluh ketika melihat raut wajah Maria yang seperti itu, namun sekarang tidak lagi. Entahlah, semua rasa pada
Baca selengkapnya

33) Jogging

Gadis itu mengusap keringat di kening, membungkukkan badan dengan kedua tangan tertumpu pada lutut untuk menyangga tubuhnya. Napasnya masih terengah, semburat kemerahan muncul di kedua pipinya. Membuat gadis itu terlihat sangat cantik, meski di banjiri peluh keringat.“Satu putaran lagi cukup.” ucapnya pada diri sendiri untuk menyemangati. Lalu senyum manis muncul di bibirnya, bersiap untuk kembali berlari. Namun langkahnya tertahan oleh sebotol air mineral yang disodorkan di depan dadanya.“Kenapa kau ada disini, sih?” Sahara bertanya dengan nada ketus, melirik orang yang menyodorkan air mineral dingin yang membuat tenggorokannya semakin kering.“Olahraga.” jawab orang itu singkat, pakaiannya memang khas orang yang berolahraga.Melihat Sahara yang terus menatapnya, dia kembali menawarkan minum. “Tidak mau?” menggoyangkan botol air dingin ditangannya. “Ya sudah.” Sahara menyambar botol air itu dengan cepat, lalu membuka tutupnya sedikit kesusahan. Sekatnya cukup keras, jari dan tel
Baca selengkapnya

34) Kau harus berhati-hati

Setelah berlari satu putaran, Sahara mengeluh lapar. Jadi, mereka memutuskan untuk mencari makanan yang bisa dijadikan pilihan menu sarapannya pagi ini.Sebuah kedai kecil yang menjual bubur ayam menjadi pilihan mereka, banyak pelanggan yang mengisi kedai tersebut, membuat mereka agak sulit mencari tempat duduk duduk. Sahara dan Sagara harus ikut mengantri diantara antrian yang lumayan longgar, sedikit bersabar untuk bisa mendapatkan kursi kosong setelah ditinggalkan seseorang.“Kau tidak apa-apa makan di sini?” tanya gadis itu membuka percakapan. Sudah mendapatkan dua kursi kosong dan juga bubur yang di pesannya.Sagara mengedarkan pandangannya ke sekeliling, melihat pelanggan yang lumayan ramai dan menyantap bubur dengan santai. “Kau sendiri?”“Aku sudah terbiasa makan di tempat seperti ini bersama teman-temanku.” jawabnya seraya mengangkat kedua bahunya ringan.Kepala Sagara mengangguk singkat lalu mulai menyantap hidangan bubur di tangannya, walau sebenarnya pria itu merasa agak
Baca selengkapnya

35) Wanita itu memang kekasihnya

“Aku sangat yakin suamimu itu pasti mengikuti dirimu sampai ke pestaku.”Yuri mengungkapkan pendapatnya dengan keyakinan penuh, seolah gadis itu yang melakukan kegiatan menguntit Sahara.“Tepat! Aku sependapat denganmu.” sahut Selly, mengangguk pada Yuri dengan sorot mendukung. Lalu kembali menatap Sahara, “Saat kau mengatakan bahwa kau pergi ke pesta bersama Edward, walaupun kau tidak meminta izin darinya, dia pasti mengetahui kau pergi bersama pria lain. Lalu, bisa saja dia membuntuti tanpa sepengetahuan dirimu.”Sahara mengesah pelan mendengar spekulasi dari teman-temannya, dan mencoba untuk menyangkal, “Harusnya dia tidak tahu aku pergi ke pesta, malam itu Edward menjemputku di rumah orang tuaku.”“Loh! Mengapa bisa begitu?” Selly terlihat bingung. “Memangnya selama ini kalian tinggal dimana?”“Di rumah orang tuaku...” Sahara mencicit pelan, lalu melirik canggung temannya bergantian. “Hanya aku...”“Hanya kau?” tanya Yuri memastikan, “Kalian pisah rumah atau apa?”Sahara menganggu
Baca selengkapnya

36) Melawan Maria

Sagara melirik jam di pergelangan tangan kirinya, katanya Ardi sudah menunggu dirinya di tempat ini sepuluh menit lalu. Tapi ternyata batang hidungnya pun tidak terlihat sama sekali di mata Sagara.Padahal partnernya itu tidak pernah terlambat dan membuatnya menunggu. Sagara memindai sekitar, suasana restoran lumayan ramai, karena memang tempat ini terkenal memiliki menu-menu yang sangat enak.“Hei, maaf membuatmu menunggu.” sapa seseorang yang berhasil mengembalikan fokus Sagara, wajah Ardi menampakkan raut sesal. “Aku ke belakang barusan, sudah lama?”“Sepuluh menit aku menunggu.” jawab pria itu sedikit dingin.“Jangan merajuk seperti itulah, aku 'kan belum pernah membuatmu menunggu, sekali-sekali tidak apalah kau sedikit membuang waktumu untukku.” cerocos pria jangkung itu tertawa renyah.Sagara sebenarnya ingin mengumpati temannya itu, tetapi urung saat matanya tidak sengaja menangkap ada sedikit keributan disalah satu meja pengunjung.Sebelumnya dia tidak terlalu memperhatikan de
Baca selengkapnya

37) Merasakan hal yang sama

Jantung Sagara berdetak cepat dengan kedua mata terkunci pada meja istrinya. Maria yang mengepalkan kedua tangan dan rahang mengeras, tepat saat kekasihnya itu meraih gelas penuh berisi minuman, tubuh pria itu seketika bangkit dari kursi saat melihatnya. Jarak meja tempatnya dan meja Sahara lumayan agak jauh, tanpa pikir panjang dia mengambil langkah lebar menuju ke sana. Mengabaikan Ardi yang bertanya keheranan padanya. Langkahnya semakin cepat, tidak tahu seberapa cepat dia melangkah sampai tiba-tiba punggungnya terasa dingin dan jasnya basah saat minuman yang di siramkan Maria mengenai punggung dirinya.“Aaakk!”“Kyaaa.”Sagara mengabaikan pekikan kaget dari mulut Yuri dan Selly, juga tidak peduli dengan jasnya yang basah dan kulit punggungnya terasa lengket. Pria itu masih merentangkan tangan dan melebarkan sebagian jasnya untuk melindungi gadis yang sedang merapatkan matanya dengan wajah takut namun tetap terlihat cantik, dibawah kungkungannya. “Kau aman...” Sagara berbisik l
Baca selengkapnya

38) Tetap percayalah padaku

Sahara membuka pintu kamar saat indera penciumannya membaui masakan yang membuat perutnya bergejolak. Mendudukkan diri di kursi dapur, melihat suaminya sangat terampil dalam membuat makanan lezat.“Baru bangun?” pria itu bertanya ketika menyadari ada seseorang yang memperhatikannya.Mendengar pertanyaan itu seketika kelopak mata Sahara mengerjap lembut, lalu mengangguk ringan. Pipinya kembali memanas saat mengingat kejadian siang tadi saat dalam perjalanan pulang, setelah ciuman penuh perasaan itu terlepas, beberapa menit kemudian Sahara merasakan kantuk lalu tanpa sadar terlelap. Begitu membuka mata dia mendapati dirinya berada di dalam kamarnya sendiri dan hari sudah gelap.“Makanlah.” titah Sagara seraya menghidangkan hasil masakannya.Suaminya itu memasak aneka pasta dengan wangi yang menguar. Sahara mencomot potongan Lasagna, jenis pasta yang dipanggang dalam oven dan berisi banyak daging. Begitu gigitan pertama masuk ke mulutnya, Sahara merasakan letupan-letupan lezat pada lidah
Baca selengkapnya

39) Rasa yang candu

Tuan Kenzo adalah ketua sekaligus pemilik agensi tempat Maria bernaung, jadi mau tidak mau Chio harus mengangkat teleponnya.“Hallo?” suaranya semendayu biasanya.“Mana Maria?” pria dibalik telepon itu bertanya spontan, “Aku sudah menghubunginya sejak semalam, tepat saat rekaman itu viral. Tapi dia tidak kunjung menjawab.”Chio menelan salivanya mendengar suara dingin pria itu, “Maaf Tuan, kondisi Maria memang tidak baik semalam, tapi pagi ini baru saja dia berkata akan menemui Anda nanti.”“Bilang padanya, aku akan menunggu di tempat biasa pukul delapan malam. Hari ini jangan datang ke kantor, banyak rekan-rekan lain yang ikut geram dengan tingkah polah Maria. Kau mengerti bukan maksudku?” kata Tuan Kenzo memberitahu.Kepala Chio refleks mengangguk, “Baik Tuan.”Ponselnya menjauh dari telinga setelah ada suara denging sambung yang terputus. Chio menghembuskan napas panjang sembari memandang layar ponselnya yang menghitam. Akan ada banyak pekerjaan berat yang memenuhi hari-hari diriny
Baca selengkapnya

40) Perintah kunjungan

Siang itu orang tua Sahara meminta dia bersama Sagara untuk berkunjung ke rumahnya. Gadis itu sudah menebak maksud dari perintah kunjungan itu, pasti orang tuanya hendak membahas berita yang sedang panas dimana-mana. Terlebih kedua orang tua Sagara juga akan berada di sana, semakin menambah kuat dugaannya.“Aku takut sekali...”Sagara yang sedang memakaikan sepatu kasual di kedua kakinya lantas menatap gadis yang tengah duduk di tepi ranjang dengan air muka gelisah.“Apa yang kau takutkan? Ini hanya kunjungan biasa, mereka pasti sedang merindukan kita, makanya meminta untuk berkumpul ke sana.” kata lelaki itu berusaha menenangkan kegelisahan yang dirasakan istrinya. “Tapi mungkin akan sedikit membahas tentang video itu. Jangan takut, mereka tidak akan menyalahkanmu.”Kepala gadis itu menggeleng cepat, “Bukan aku, tapi kau kak!”Setelah semua yang mereka lakukan belakangan ini, Sagara memang meminta istrinya itu untuk memanggil dirinya dengan sebutan 'Kakak' seperti permintaannya di aw
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status