Juna mengangkat bahu seraya menaikkan salah satu alisnya. “Ya kalau lo yang memang nawarin, thanks.” “Eum?” gumam Tiffany kebingungan. Juna tidak menunjukkan penolakan, padahal Tiffany mengira bahwa temannya itu akan sangat kontra atas kedatangan Kevin ke restorannya. “Lo nggak marah kan, Jun?” tanya Tiffany dengan raut penasaran. “Ya kagak lah, orang gue juga mau numpang di restoran lo. Ngapain juga gue marah-marah?” Tiffany spontan melirik Kevin, lantas pria itu hanya tersenyum tipis membalasnya. Sebenarnya situasi ini benar-benar aneh bagi Tiffany. Baru beberapa hitungan hari Tiffany dipertemukan kembali dengan Kevin, sementara hari ini keduanya sudah berada dalam situasi yang begitu intim. Tiffany terkekeh. Ia berusaha menyimpan rasa herannya. “Masuk,” sambutnya sambil mengulurkan tangan ke arah dalam ruangan. “Thanks Fanoy,” ujar Juna. “Makasih ya, Fan,” ucap Kevin dengan senyum yang belum diluruhkannya. Tiffany pun membalasnya dengan senyuman yang begitu teduh. “Eh, kali
Baca selengkapnya