“Baik, Pak. Kalau begitu langsung saya kirim saja skripnya ke email Bapak, ya,” ujar Hasna dengan antusias di telepon. “Iya, saya tunggu,” balas Juna dengan respons yang berbanding terbalik. “Kalau begitu, selamat siang Pak, sekali lagi saya ucapkan terima kasih.” “Iya, selamat siang,” sahut Juna sebelum akhirnya panggilan itu berakhir. Juna menarik napasnya dalam-dalam sambil menyandarkan punggungnya pada jok mobil depan. “Kamu harus bersiap menanggung resikonya,” tandasnya pada Kevin yang kini tengah menahan rasa pusingnya di pilot seat. Reyhan yang duduk di samping Kevin hanya bisa terdiam menelan ludahnya setelah menyadari bahwa bosnya itu sedang menahan sakit. Namun, ia tidak bisa berkata apa-apa, sebab sejak tadi malam, Reyhan terjebak dalam situasi mencekam akibat perang dingin di antara Kevin dan Juna. “Minum, Vin?” lirih Reyhan yang segera ditolak oleh Kevin. Tut … tut … Juna melakukan panggilan pada nomor telepon Tiffany sambil menyalakan loudspeaker-nya. Ia masih in
Baca selengkapnya