Home / Romansa / Madu Untuk Suamiku / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Madu Untuk Suamiku: Chapter 71 - Chapter 80

143 Chapters

Ia yang selalu Datang

Air mata Kiyada luruh begitu saja. Ia menyesali kebodohannya yang bersikap terlalu percaya diri. Seolah-olah melupakan perannya yang hanya sebagai figuran. Hidup berdua dengan Ustaz Subhan selama beberapa minggu terakhir membuat Kiyada abai akan status yang cuma menjadi istri ke dua.Tawa renyah Ustaz Subhan bahkan masih terdengar dengan jelas. Disertai kata-kata memabukkan yang tak pernah Kiyada dapatkan dari sang suami tersebut. Jika pun Ustaz Subhan mengeluarkan kata-kata manis, pasti ada sesuatu di balik semua itu.Saat Ustaz Subhan melihat ke arah pintu, secepat kilat Kiyada menggeser tubuhnya. Terdengar derap langkah yang kian mendekat. Kiyada kembali menggeser tubuh, ia bersembunyi di balik tembok sisi kiri rumah megah itu.Jantung Kiyada kian bertalu saat Ustaz Subhan mengamati halaman depan. Beruntung letak motornya terhalang oleh mobil. Jika tidak, bisa dipastikan Ustaz Subhan akan mengetahui kedatangannya pagi ini.“Harusnya aku tak perlu mengabari jika mau menyusul ke sana
last updateLast Updated : 2022-06-01
Read more

Kebersamaan yang Tak Seharusnya

“Sebenarnya aku tadi mau ke kebun milik teman aku. Makanya jalan kaki.” Farhan memberikan penjelasan tanpa diminta.Sikap Farhan yang kembali ramah cukup melegakan Kiyada. Seridaknya Farhan tak mengungkit apa yang pernah terjadi pada mereka di masa lalu. Nyatanya laki-laki dapat menyesuaikan diri dengan baik.Menyusuri jalanan yang sedeikit licin, Farhan sengaja memelankan langkahnya. Ia tahu jika Kiyada tengah hamil muda, dan kemungkinan tidak boleh terlalu lelah. Keduanya berjalan dengan saling menjaga jarak. Beruntung letak bengkel tak terlalu jauh. Sehingga Farhan tak perlu khawatir Kiyada akan kelelahan berjalan. Bangunan kecil yang terbuat dari anyaman bambu itu masih sepi. Sepertinya mereka adalah pelanggan pertama hari ini.“Kenapa motornya, Mas?” Seorang laki-laki paruh baya dengan kaus oblong yang telah lusuh menyambut kedatangan Farhan dan Kiyada.“Sepertinya bocor ban belakangnya, Pak,” jawab Farhan seraya meletakkan motor di dekat mesin pompa.Sementara Kiyada tampak men
last updateLast Updated : 2022-06-04
Read more

Ayah

Setelah sambungan telephon berakhir, Kiyada berjalan menuju motornya yang telah selesai ditambal. Ia juga menatap nasi kuning dengan tatanan yang tak lagi serapi tadi dengan perasaan kecewa. Tak mungkin juga Kiyada membawanya pulang kembali.“Kamu mau langsung pulang?” tanya Farhan begitu selesai mengecek kondisi motor Kiyada tak kekuarangan suatu apapun. Perjalanan menuju rumah Kiyada masih cukup jauh, dan Farhan tak ingin wanita yang dicintainya mengalami kejadian serupa di tengah jalan nanti.“Iya, Kak. Ibu di rumah sendirian.” Kiyada tersenyum simpul, berusaha menyembunyikan kesedihannya dari Farhan. “Oh, ya. ini tadi aku dikasih nasi kuning sama seorang murid yang sedang ulang tahun.”Memberikan nasi itu pada Farhan menjadi keputusan final Kiyada. Ia tak mau hasil kerja kerasanya di dapur sejak kemarin berakhir sia-sia. Setidaknya nasi beserta lauk ini tak terbuang mubadzir.Kening Farhan berkerut halus menatap Kiyada. “Kenapa kamu kasih buat aku? Kan bisa kamu bawa pulang.”“Ibu
last updateLast Updated : 2022-06-06
Read more

Kejujuran Kiyada

Sesampainya di rumah, Kiyada mendapati ibu tengah duduk membuka sebuah album di ruang tamu. Mimik wajah ibu menegaskan sebuah kesedihan yang mendalam. Kiyada yang awalnya akan mengucap salam, kini berdiri mematung. Lidahnya kelu, ia paham foto siapa yang tengah dipandangi ibu.Entah masalah mana dulu yang harus diselesaikan Kiyada. Dalam beberapa minggu kedepan kehamilannya pasti akan semakin kentara. Memakai baju longgar adalah salah satu cara Kiyada menyamarkan perut yang saat ini mulai menyembul.“Assalamualaikum, Bu.” Kiyada menghampiri ibu setelah beberapa saat termangu di ambang pintu.Menyadari kedatangan sang putri, Bu Aminah segera menghapus jejak air mata yang masih menggenangi kedua pipinya yang semakin tirus. “Waalaikumsalam.”Kiyada bersimpuh di depan ibu. Ia cium tangan wanita yang telah melahirkannya ke dunia tersebut. Rasa bersalah seketika bergelayut dalam benaknya. Betapa besar kebohongan yang ia lakukan pada ibu, dan rasanya sampai kapanpun ia tak akan siap untuk
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more

Mencari Rahasia Shofia

Ustaz Subhan menunggu detik-detik penerbangan dengan dada berdebar. Setelah pertemuan dengan Erlana kemarin, ia merasa ada yang disembunyikan Shofia darinya selama ini. Istrinya tersebut entah mengapa tak segera pulang ke Indonesia meski ibu Kiyada tak lagi berada di Singapura.“Kamu tidak berniat menyusul Shofia ke sana?” tanya Erlana saat mereka bertemu di sebuah masjid tempatnya biasa mengisi kajian.Erlana adalah salah satu sahabat dekat Shofia. Dulu mereka satu sekolah saat masih sekolah dasar, dan hubungan baik keduanya terjalin baik hingga kini. Mungkin karena dulu tempat tinggal Erlana tak jauh dari pesantrennya Shofia.Sang istri juga pernah bercerita jika Erlana belum menikah hingga usianya kini menjelang kepala empat. Padahal wajahnya juga cantik, apalagi ditunjang dengan prestasi akademik yang dimiliki. Laki-laki mana yang tak mau dengannya.“Iya, nanti tunggu jadwal sedikit longgar,” jawab Ustaz Subhan datar. Mereka tengah berbincang di dekat pintu gerbang Masjid. Bebera
last updateLast Updated : 2022-06-14
Read more

Kejujuran

Bu Aminah menatap Ustaz Subhan dengan mata berkaca-kaca. Di belakangnya Kiyada masih duduk mematung di atas motor. Dengan langkah sedikit tertatih, wanita paruh baya itu menghampiri laki-laki yang telah menjadi menantunya.“Terima kasih, Ustaz,” lirih Bu Aminah dengan suara tercekat. Ustaz Subhan mengangguk seraya tersenyum, meski ia juga belum tahu atas dasar apa Bu Aminah datang ke sini dan mengucapkan terima kasih. Mungkin karena telah membantu meringankan berobat Bu Aminah.“Kiyada sudah menceritakan semuanya.” Bu Aminah mengambil jeda beberapa detik. Diliriknya Kiyada yang berdiri tak jauh darinya. “Tentang pernikahan Ustaz dan putri saya.”Kalimat terakhir yang diucapkan Bu Aminah berhasil membuat Ustaz Subhan terbelalak. Ia tidak tahu harus lega atau bagaimana. Tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk membahas hal ini. Namun, jam penerbangannya juga semakin dekat.Ustaz Subhan terdiam beberapa detik. Memikirkan cara bagaimana untuk memberitahu Bu Aminah secara halus, b
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

Melepas Rindu

Setelah perbincangan yang cukup menguras emosi dan waktu, kini Ustaz Subhan bisa sedikit bernapas lega. Sebab ternyata jadwal penerbangan masih ditunda 30 menit. Cuaca hari ini memang kurang bersahabat, terlalu beresiko jika nekat melakukan perjalanan.Perkataan Bu Aminah dan Erlana terngiang silih berganti. Mengapa mereka tak langsung berterus terang saja? Mungkinkah Shofia yang melarang orang-orang itu untuk jujur? Ustaz Subhan mengusap kasar wajahnya. Harusnya dari awal ia menyadari jika ada yang disembunyikan oleh Shofia.Penerbangan selama lebih dari lima jam dilalui Ustaz Subhan dengan membaca e-book fiqih kontemporer melalui tab yang dibawanya. Sementara seorang laki-laki lanjut usia yang duduk di sebelahnya tertidur pulas selama perjalanan.Pesawat mendarat di bandara Changi menjelang tengah malam. Namun, aktivitas di sana tetap terpantau ramai seperti biasa. Sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia, Changi memang menyajikan pelayanan yang sangat memadai.Ustaz Subhan se
last updateLast Updated : 2022-06-19
Read more

Sakit Shofia

Ustaz Subhan keluar dari kamar mandi dengan keadaan lebih segar. Dua sajadah telah terhampar di sisi ranjang. Sementara Shofia yang sebelumnya telah berwudu untuk ke dua kali, tampak khusuk berzikir di atas sajadah.Sebuah momen yang teramat dirindukan Ustaz Subhan. Ia memandang lekat Shofia yang belum menyadari kehadirannya. Dan ia baru sadar akan satu hal. Bahwa selama tidur semalam, istrinya itu sama sekali tak membuka hijabnya.“Mas Subhan sudah selesai mandinya,” suara lembut Shofia membuyarkan lamunan Ustaz Subhan.“I-ya,” jawabnya sedikit terbata. Sejurus kemudian Ustaz Subhan menunaikan dua rakaat salat sunah sebelum Subuh.Dengan setia Shofia menunggu di belakang sang suami, seraya memutar tasbih mutiara yang ia beli waktu berlibur di Turki beberapa tahun lalu.Selesai melakukan jamaah Subuh berdua, Shofia mengajak Ustaz Subhan untuk jalan-jalan pagi. Menghirup udara segar yang masih belum tercampur polusi. Keduanya berjalan dengan bergandengan tangan layaknya pengantin baru.
last updateLast Updated : 2022-06-21
Read more

Terungkapnya Penyakit Shofia

Dunia seakan berhenti berputar. Persendian Ustaz Subhan serasa satu persatu terlepas dari tempatnya. Kalimat yang diucapkan dokter di depannya membuat ia limbung seketika. Sungguh sangat berharap jika dirinya salah dengar, atau semua ini hanya mimpi belaka.Selama ini Shofia selalu terlihat baik-baik saja. Semua pekerjaan rumah diselesaikan dengan baik. Nyaris tak ada keluhan berarti yang dikeluarkan wanita itu. Senyum indahnya selalu merekah tiap menyambut kedatangan Ustaz Subhan.“Dia salah satu pasien kakak saya yang menjadi dokter spesialis kanker.” Satu kalimat itu mampu membuat hati Ustaz Subhan hancur berkeping-keping. Berikutnyanya ia tak dapat lagi mencerna dengan baik kalimat lanjutan dari dokter muda bernama Masha tersebut.Ustaz Subhan memang tak terlalu paham secara mendetail apa itu penyakit kaner. Yang jelas ia tahu bahwa kanker bukanlah virus yang ringan, dan seringkali berujung kematian. Ia benar-benar tak siap jika harus kehilangan Shofia secepat ini.Shofia yang teng
last updateLast Updated : 2022-06-21
Read more

Pengakuan

Shofia tertunduk dalam. Ia malu dengan penampilan seperti ini di hadapan sang suami. Tubuhnya tak lagi semenarik dulu. Rambut legam bergelombang yang selalu dibelai lembut oleh Ustaz Subhan kini tak ada lagi. Bahkan bobot tubuhnya juga menurun drastis.Sungguh jika dibandingkan dengan Kiyada yang masih muda dan segar, Shofia kini merasa tidak ada apa-apanya. Apalagi Jihan juga sempat mengabarinya jika Kiyada tengah hamil muda. Jika boleh jujur Shofia merasa iri dengan Kiyada.Belum genap satu tahun menikah, Allah telah mempercayakan hadirnya keturunan dari rahim Kiyada. Sementara Shofia yang selama delapan tahun menanti, mencoba berbagai ikhtiar yang telah disarankan para Kyai juga teman-temannya, tetap saja tak membuahkan hasil.“Astahgfirullahal’adzim,” gumam Shofia pada dirinya sendiri.Baru saja Shofia menggugat takdir yang telah digariskan Allah untuknya. Ia yang dari kecil menerima didikan ilmu agama cukup baik, seharusnya tak boleh memiliki pemikiran seperti itu. Bukankah semua
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status