All Chapters of Takdir Cinta Humairah: Chapter 281 - Chapter 290
363 Chapters
Bab 281
Al Jazair melihat Bang Rendi sedang duduk istirahat di samping Om Afandi,dia langsung duduk di kursi kosong samping Bang Rendi dan menarik ujung baju kaosnya Bang Rendi. "Om...mas lapar..."rengek Al Jazair. "Kriukkk... kriukkk..." Suara perut Al Jazair yang sudah kelaparan. "Ya.. Allah...maafkan Om ya... sampai lupa kalau ini sudah siang dan kalian berdua belum makan, tunggu Om pesan delivery saja ya...."Bang Rendi langsung mengutak-atik handphonenya mencari restoran yang menyiapkan makanan siap saji, Bang Rendi menelusuri satu persatu restoran ada di aplikasi handphonenya. Rupanya Abah Malik melihat semua gerak gerik Al Jazair itu. "Nak Rendi... tidak usah pesan, nanti Abah saja yang pesankan dari restorannya Humairah, sekalian untuk kita semua." "Baiklah... Abah... Rendi ikut saja." "Abah keluar dulu sebentar ya mau pesan makanan untuk kita semua."pamit Abah Malik kepada semua orang yang berada di dalam ruangan tempat Humairah istirahat. "Silahkan Pak...." Abah Malik kelua
Read more
Bab 282
Abah Malik dan Papi Yuda berjalan mendekati tempat duduknya Pak Arya. Melihat kedatangan mereka berdua Pak Arya dengan serta merta langsung berdiri. "Selamat siang Pak Arya... perkenalkan ini Pak Yuda Aditama orang tuanya almarhum Brian Aditama suaminya Humairah.."sapa Abah Malik sekalian dia memperkenalkan Pak Yuda kepada Pak Arya sambil mereka berjabat tangan. "Selamat siang juga Pak Malik... Pak Yuda... maaf kalau saya mengganggu kedatangan saya kesini untuk mengantarkan semua pesanan Pak Yuda dan juga Pak Malik. "Terimakasih banyak Pak Arya... saya langsung saja ya... berapa semua total yang harus saya bayar Pak Arya...."tanya Papi Yuda kepada Pak Arya berapa banyak bajet yang harus dia bayarkan. "Maaf Pak Yuda... tidak usah di bayar... kebetulan ini semua untuk acara tasyakuran keselamatan Ibu Humairah dan bayinya sekaligus pemilik restoran jadi semuanya free... "Pak Arya merasa malu dan tidak enak hati kepada Pak Yuda karena beliau pesan untuk acara tasyakuran keselamatan Ib
Read more
Bab 283
Tante Vivi meringsek kearah tempat duduknya Tante Inda dan mengeluarkan suara secara berbisik. "Mbak.... saya tidak menyangka kalau keluarganya Pak Yuda Aditama ini sangat kaya raya dan ringan tangan, terus itu lho Mbak...hari gini istrinya kemana mana masih memegang uang cash yang begitu banyak... tidak takut apa di rampok orang." Tante Vivi berbicara dengan Tante Inda dengan berbisik-bisik. "Sama Mbak... saya juga tidak menyangka, mungkin beliau merasa lebih gampang pegang uang cash dari pada menggunakan kartu kredit atau M banking,karena kadang kala pada saat kita menggunakan kartu kredit ada masalah terutama gangguan jaringan internet,jadi beliau merasa lebih cepat menggunakan uang cash saja..."Tante Inda juga membalas semua perkataan Tante Vivi dengan cara yang sama. Tok. Tok. Ceklek. Bang Rendi kembali membuka pintu karena ada orang yang mengetuk pintu dari luar. "Selamat siang...maaf mengganggu pak...ini ada pesanan dari Pak Yuda."bapak bapak petugas keamanan itu menye
Read more
Bab 284
Abah, Ummi dan yang lainnya sudah selesai makan siang, mereka semua kembali ke ruangan Humaira.Abah Malik sempat menghentikan langkah kakinya pada saat melewati nakas yang berada di samping brangkar tempat Humairah istirahat di atas nakas itu ada sebuah gelas dan isinya sisa setengah.Bang Rendi tanpa menunggu di tanya dia langsung menjelaskan kepada Abah Malik. "Abah... tadi Humairah sempat terbangun beberapa menit,dia bangun karena kehausan, tadi perawat juga sudah periksa kondisinya Humairah, Alhamdulillah dia sudah membaik,hanya dia perlu istirahat yang banyak agar tubuhnya cepat pulih." "Syukur Alhamdulillah.... terimakasih banyak ya Nak...kamu juga sudah menyiapkan semua kebutuhan sikecil, Abah tadi panik sekali hingga melupakan kebutuhannya si kecil...."Abah Malik sangat tersentuh dengan apa yang di lakukan oleh Bang Rendi di saat semua orang fokus dengan Humairah, justru Bang Rendi yang mengingat semua apa yang di butuhkan si kecil. "Tidak apa-apa Abah... Rendi senang melaku
Read more
Bab 285
Almeera dan Al Jazair mendekati tempat duduknya Abah Malik dan Papi Yuda, mereka berdua mau minta izin untuk menengok si kecil di ruang perawatan bayi. "Kakek... grandpa...kami berdua mau menengok dede bayi nanti di antar sama Om Rendi boleh nggak kakek... grandpa..." "Boleh....tapi ingat kalau sudah di sana tidak boleh berisik nanti mengganggu pasien yang lain...." "Iya kek..."sahut Al Jazair "Nak Rendi... titip anak anak ya... tolong awasi mereka berdua setelah di sana...."titah Abah Malik. "Iya Abah.... kalau itu Abah tidak usah khawatir... nanti Rendi awasi pergerakan mereka berdua..."Bang Rendi menyanggupi permintaan Abah Malik. "Abah.... Papi...kami kesana dulu...."pamit Bang Rendi kepada Abah Malik dan Papi Yuda. "Iya Nak Rendi silahkan...." Almeera dan Al Jazair langsung mengapit kedua tangannya Bang Rendi,mereka berjalan berdampingan sampai di depan ruangan tempat perawatan bayi. Al Jazair saking senangnya,dia segera membuka pintu tempatnya si kecil di rawat. Cekle
Read more
Bab 286
"Om...bisa nggak dede bayinya kita bawah keruangannya Bunda...kan kasian kalau dia terpisah jauh dengan Bunda dan kami, kalau dede bayinya nangis... jadi gampang nenanginnya, gimana Om boleh nggak...."Al Jazair mulai merajuk kepada Bang Rendi agar si kecil gabung dengan Humairah."Bukannya tidak boleh... tapi sebaiknya kita tanyakan dulu sama perawatnya boleh nggak dede bayinya kita bawah ke tempat Bunda..."Bang Rendi berusaha memberikan pengertian kepada Al Jazair agar dia mengerti kalau si kecil masih butuh perawatan sebelum bergabung dengan Humairah."Ayo Om...coba kita tanyakan dulu...mas jadi tidak sabar..."lagi lagi Al Jazair mendesak Bang Rendi."Ayo...."Mereka berdua berjalan di samping Bang Rendi yang sedang menuju meja tempat perawat yang sedang bertugas di ruangan perawatan bayi."Permisi suster... maaf apakah kami bisa membawa si kecil untuk bergabung dengan ibunya di ruangan paviliun Kenanga..."Bang Rendi menanyakan kepada perawat apakah si kecil bisa bergabung dengan Hu
Read more
Bab 287
Humairah perlahan lahan kedua kelopak matanya terbuka,dia merasa terganggu karena suara riuh orang yang sedang ngobrol . Humairah melihat semua orang yang berada di dalam ruangan tempat istirahatnya itu sedang mengelilingi sesuatu,'ada apa sih kok mereka sepertinya sedang melihat sesuatu yang aneh bikin penasaran saja.'batin Humairah. "Ummi... Ummi..."Humairah berusaha memanggilnya Ummi Salamah dengan sedikit serak. Mendengar Humairah memanggil namanya, Ummi Salamah segera berbalik dan menghampirinya tempat Humairah berbaring. "Syukur Alhamdulillah Nak...kamu sudah bangun....apa yang kamu rasakan sekarang Nak...."tanya Ummi Salamah dengan penuh kekhawatiran. "Ummi... badan Humairah masih terasa lemas dan sedikit agak pusing..."Humairah merasakan tubuhnya masih lemas. "Ummi panggilkan perawat dulu untuk memastikan kondisi kamu Nak...." "Iya Ummi..." Ummi Salamah melangkah kearah perawat yang sudah stay di dalam ruangan tempat Humairah istirahat. "Suster... tolong periksa kondi
Read more
Bab 288
"Nak...ini sengaja Mommy buatkan bubur ayam,kamu harus makan ya kasian si kecil dia belum menyusui, seharusnya sedari tadi dia sudah bisa kamu susui, Nak...semoga saja kamu menyukainya....karena ini di bikin penuh dengan bumbu Cinta..."Mommy Meta menyerahkan mangkuk yang berisikan bubur ayam yang masih hangat kepada Humairah sambil mengedipkan salah satu matanya. "Iya my... makasih ya... sudah menyiapkan ini semua untuk Humairah..." "Sama sama....tidak apa-apa.... yang penting kamu cepat pulih kasian si kecil dia hanya mengkonsumsi susu formula... itu tidak bagus untuk pertumbuhannya Nak..." "Maaf my.. insya Allah Humairah setelah ini akan susui dia..."kedua mata Humairah berkaca kaca sambil menyuapkan bubur ayam yang telah di siapkan oleh Mommy Meta kedalam mulutnya pelan pelan sampai habis. "Mommy.... makasih ya bubur ayamnya...enak sekali... Humairah suka." Humairah mengulaskan senyum manisnya untuk Mommy Meta. "Sama-sama... syukurlah kalau kamu suka, nanti Mommy siapkan lagi.
Read more
Bab 289
Ini sudah hari ketiga aku di rawat di ruangan paviliun Kenanga ini,Alhamdulillah kondisi tubuhku sudah mulai membaik walaupun belum pulih total, tapi setidaknya aku sudah bisa menggendong Al Keenan sambil berjalan mengitari seluruh ruangan yang aku tempati ini. Selama tiga hari ini juga Bang Rendi setiap harinya selepas pulang kantor pasti dia mampir ke tempat aku di rawat. Aku lagi menyusui Al Keenan, tiba tiba saja handphoneku yang tergeletak di atas nakas samping brangkar tempat tidur berbunyi ada panggilan masuk.Aku segera meraihnya dan melihat siapa yang menghubungiku,di layar tertera namanya Bang Rendi. "Assalamualaikum Bang.."aku menyapa Bang Rendi lebih dulu. "Waallaikum salam baby.... maaf kalau Abang ganggu waktu kalian." "Tidak apa-apa.. kebetulan Al Keenan belum tidur... jadi tidak terganggu sama sekali,ada apa Bang..." "Abang hanya mau menyampaikan kalau besok Abang akan keluar negeri selama 2 hari ada urusan penting,malam ini juga Abang harus lembur,sepertinya Aban
Read more
Bab 290
Hari pertama Bang Rendi berangkat ke luar negeri, Al Keenan mulai rewel, seharian ini dia menangis terus. "Kamu kenapa Nak... seharian ini kamu nangis terus,kamu juga tidak mau minum ASI...kamu jangan bikin Bunda panik Nak...."aku mengajak Al Keenan berbicara walaupun aku tau dia belum bisa menjawab. Mommy Meta dan Ummi secara bergantian mereka menggendong tubuh mungilnya Al Keenan, mereka berdua sudah kehabisan akal tidak tau lagi apa yang harus mereka berbuat agar Al Keenan bisa terdiam. "Nak... sudah seharian ini kamu menangis terus,kenapa nak... apakah kamu lagi sakit sayang..."Mommy Meta juga mengajak Al Keenan untuk berkomunikasi. Papi Yuda coba membujuk Al Keenan agar dia bisa tenang dan tidur. "My...sini Papi gendong siapa tau di bisa tenang.." "Iya Pi...."Mommy Meta memindahkan Al Keenan ke pangkuan Papi Yuda. Papi Yuda mulai mengayun ayunkan tubuh Al Keenan secara pelan agar dia bisa tenang, Alhamdulillah... Al Keenan bisa terdiam dan tertidur walaupun hanya sebentar.
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
37
DMCA.com Protection Status