Hari pertama Bang Rendi berangkat ke luar negeri, Al Keenan mulai rewel, seharian ini dia menangis terus. "Kamu kenapa Nak... seharian ini kamu nangis terus,kamu juga tidak mau minum ASI...kamu jangan bikin Bunda panik Nak...."aku mengajak Al Keenan berbicara walaupun aku tau dia belum bisa menjawab. Mommy Meta dan Ummi secara bergantian mereka menggendong tubuh mungilnya Al Keenan, mereka berdua sudah kehabisan akal tidak tau lagi apa yang harus mereka berbuat agar Al Keenan bisa terdiam. "Nak... sudah seharian ini kamu menangis terus,kenapa nak... apakah kamu lagi sakit sayang..."Mommy Meta juga mengajak Al Keenan untuk berkomunikasi. Papi Yuda coba membujuk Al Keenan agar dia bisa tenang dan tidur. "My...sini Papi gendong siapa tau di bisa tenang.." "Iya Pi...."Mommy Meta memindahkan Al Keenan ke pangkuan Papi Yuda. Papi Yuda mulai mengayun ayunkan tubuh Al Keenan secara pelan agar dia bisa tenang, Alhamdulillah... Al Keenan bisa terdiam dan tertidur walaupun hanya sebentar.
Abah Malik setengah berlari menghampirinya meja perawat yang bertugas secara khusus untuk menangani Humairah dan juga bayinya. "Permisi suster... tolong periksa kondisi tubuh cucu saya,dia sedang tidak sehat seharian ini dia menangis terus..."Abah meminta perawat itu untuk segera memeriksa kondisi tubuhnya Al Keenan. "Baik pak...ayo..." Abah Malik mengikuti langkah perawat itu dari belakang. "Permisi Bu.... saya mau periksa kondisi bayinya dulu ya..." "Iya suster... tolong suster... aku takut sekali jangan sampai terjadi hal buruk pada bayiku."aku langsung mundur beberapa langkah kebelakang dan memberikan ruang kepada perawat itu. "Bu... bayinya kami harus infus ya.. sepertinya dia dehidrasi.. makanya suhu tubuhnya tiba-tiba saja meningkat dan fisiknya melemah."perawat itu menjelaskan kondisi Al Keenan kenapa sampai dia demam. "Silahkan suster... lakukan yang terbaik untuk bayiku..."aku menyerahkan sepenuhnya kepada perawat itu untuk menangani kesehatan Al Keenan. Abah Malik b
"Nenek.... tolongin Bunda Nek.... badannya Bunda panas sekali....mas takut jangan sampai Bunda kenapa-napa lagi hisk...hiks..."Al Jazair sudah menangis sambil menggoyang goyangkan tubuhnya Ummi Salamah, yang sedang tertidur karena kelelahan setelah seharian ini membantu Humairah menenangkan Al Keenan yang rewel. Bukan hanya Ummi Salamah yang terbangun, Mommy Meta juga ikut bangun. "Mas... kenapa dengan Bunda kamu Nak... tadi sewaktu nenek tinggalkan masih baik baik saja..."Ummi Salamah berjalan mendekati Humairah yang sedang duduk di samping boksnya Al Keenan.Mommy Meta juga ikut bersama Ummi. "Humairah ...apa betul kamu demam Nak.... maafkan Ummi tadi seharusnya tidak meninggalkan kamu sendirian."Ummi sudah berdiri di sampingku. Tangan Mommy Meta langsung meraba keningku. "Astagfirullah....ya... Allah, badan kamu panas sekali Nak, pasti kamu kelelahan mengurus Al Keenan seharian ini."Mommy Meta terlihat sangat khawatir dengan kondisi tubuhku. Aku sudah sangat lemas, rasanya se
Almeera dan Al Jazair sangat sedih melihat kondisi Bunda mereka yang sedang sakit di tambah lagi sang adik Al Keenan juga ikut sakit.Al Jazair mendekati Humairah,dia ingin meminjam handphone untuk menghubungi Bang Rendi."Bunda...mas bisa pinjam handphonenya boleh nggak...""Boleh...tapi kalau habis di gunakan, jangan lupa di cas ulang ya...""Iya Bunda...."Al Jazair berlalu meninggalkan brangkar tempat Humairah terbaring.Mungkin karena efek obat yang telah masuk kedalam tubuhku,ada sedikit rasa nyaman,aku berusaha memejamkan kedua mataku, mumpung Al Keenan juga sudah tenang setelah di infus."Ummi... Humairah istirahat sebentar ya... titip Al Keenan nanti kalau dia rewel, tolong Ummi bangunin Humairah ya..."sebelum tidur aku minta sama Ummi untuk menitipkan Al Keenan, jangan sampai dia terbangun dan aku tidak dengarnya."Iya Nak...kamu istirahat saja.. nanti Al Keenan kami yang jaga,ada Abah, Pak Yuda,dan juga Bu Meta, nanti kami gantian menjaga Al Keenan,kamu tidak usah khawatir..
Dalam perjalanan menuju bandara Bang Rendi menghubungi anak buahnya yang sedang sedang berjaga-jaga di sekitaran rumah sakit Bakti Husada tempat Humairah di rawat. "Halo selamat malam bos..."sapa orang di seberang sana. "Selamat malam juga....tolong siapkan areal parkiran rumah sakit Bakti Husada sekarang juga, dalam 2 jam kedepan insya Allah saya sudah mendarat di situ." "Siap bos..." Bang Rendi langsung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Mobil yang membawa Bang Rendi sudah berhenti di area parkiran bandara, Bang Rendi segera turun dengan langkah panjangnya memasuki area bandara.Dia juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada sang sopir. Bang Rendi menerbangkan jet pribadinya sendiri tanpa menggunakan pilot yang selama ini mendampingi dirinya. Bismillahirrahmanirrahim.... Menempuh waktu penerbangan selama kurang lebih 2 jam, jet pribadinya Bang Rendi sudah lending dan mendarat dengan selamat di areal parkiran rumah sakit Bakti Husada. Beberapa orang petugas m
Hati Abah Malik cukup tercekat mendengarkan semua percakapan Bang Rendi dengan Al Keenan.Ada sejumput kebahagiaan terselip di relung hatinya, mungkin inilah arti dari bisikan almarhum Brian Aditama kepada sang bayi yang masih berada di dalam kandungan Humairah waktu itu. Abah Malik tidak menyadari kehadiran Papi Yuda yang sudah berdiri di belakangnya ikut mendengarkan semua perkataan Bang Rendi tadi. Abah Malik merasa ada orang di belakangnya, secara reflek menoleh ke belakang, hampir saja dia berteriak karena kaget dengan keberadaannya Papi Yuda. "Sstt... Malik diam... jangan sampai kita ketahuan..." "Hmm..iya, kenapa kamu diam saja padahal kamu bisa memberikan isyarat kan...untung saja tadi saya tidak berteriak..."Abah Malik terlihat sangat kesal dengan ulahnya Papi Yuda yang notabene sahabatnya sekaligus besannya. "He..he... maaf..."Papi Yuda meminta maaf sambil terkekeh pelan merasa lucu dengan mimik wajah Abah Malik sang besan. Bang Rendi membuka aplikasi online yang ada ha
Mommy Meta dengan sigap merekam semua kejadian yang terpampang di depan matanya itu secara sembunyi sembunyi dengan menggunakan handphone yang ada di tangannya. "Salamah... semoga saja setelah ini hubungan mereka berdua merujuk kearah yang lebih serius lagi, pernikahan mungkin..." "Semoga saja.... yang perlu kita lakukan sekarang ini Meta hanya berdoa memohon kepada Allah SWT agar mereka berdua benar-benar berjodoh...karena saya lihat Nak Rendi sangat menyayangi Al Keenan dan juga kakaknya,saya berharap Humairah segera membuka pintu hatinya untuk Nak Rendi..." "Iya Salamah, saya selalu mendoakan kebahagiaan Humairah dan cucuku, dengan kehadiran Nak Rendi dalam hidup mereka,kelak mereka tidak merasa kehilangan kasih sayang dan sosok ayah lagi...." "Iya Meta.... semoga Allah SWT menjawab semua doa doa kita, aamiin..." "Aamiin..." Ummi Salamah dan Mommy Meta ngobrol dengan secara bisik bisik takut nanti ketahuan sama Bang Rendi kalau mereka berdua lagi mengintip. "Ehem...." "Ehem
Hanya butuh waktu 15 menit Bang Rendi sudah menyelesaikan ritual mandinya,dia segera mengenakan pakaiannya dan juga perlengkapan shalat. Almeera juga sudah siap untuk melaksanakan shalat berjamaah di mushola yang ada di samping tempat mereka berada saat ini. "Assalamualaikum Om..."Almeera menyapa Bang Rendi lebih dulu. "Waallaikum salam kakak...mau ikut shalat juga ya..." "Iya Om...." "Mas...kakak...ayo buruan jangan sampai kita terlambat."titah Bang Rendi kepada Almeera dan Al Jazair. "Iya Om..."jawab mereka berdua secara bersamaan. Mereka semua melaksanakan shalat subuh secara berjamaah di mushola yang ada di lingkungan rumah sakit Bakti Husada ini.Setelah menunaikan shalat subuh secara berjamaah satu persatu jamaah mulai meninggalkan mushola, tinggal Bang Rendi dan Abah Malik yang masih berdiam diri di dalam mushola. "Assalamualaikum Abah..."Bang Rendi menyapa dan menyalami tangannya Abah Malik. "Waallaikum salam Nak...kamu keberatan nggak kalau kita ngobrol sebentar ada h