Ini sudah hari ketiga aku di rawat di ruangan paviliun Kenanga ini,Alhamdulillah kondisi tubuhku sudah mulai membaik walaupun belum pulih total, tapi setidaknya aku sudah bisa menggendong Al Keenan sambil berjalan mengitari seluruh ruangan yang aku tempati ini. Selama tiga hari ini juga Bang Rendi setiap harinya selepas pulang kantor pasti dia mampir ke tempat aku di rawat. Aku lagi menyusui Al Keenan, tiba tiba saja handphoneku yang tergeletak di atas nakas samping brangkar tempat tidur berbunyi ada panggilan masuk.Aku segera meraihnya dan melihat siapa yang menghubungiku,di layar tertera namanya Bang Rendi. "Assalamualaikum Bang.."aku menyapa Bang Rendi lebih dulu. "Waallaikum salam baby.... maaf kalau Abang ganggu waktu kalian." "Tidak apa-apa.. kebetulan Al Keenan belum tidur... jadi tidak terganggu sama sekali,ada apa Bang..." "Abang hanya mau menyampaikan kalau besok Abang akan keluar negeri selama 2 hari ada urusan penting,malam ini juga Abang harus lembur,sepertinya Aban
Hari pertama Bang Rendi berangkat ke luar negeri, Al Keenan mulai rewel, seharian ini dia menangis terus. "Kamu kenapa Nak... seharian ini kamu nangis terus,kamu juga tidak mau minum ASI...kamu jangan bikin Bunda panik Nak...."aku mengajak Al Keenan berbicara walaupun aku tau dia belum bisa menjawab. Mommy Meta dan Ummi secara bergantian mereka menggendong tubuh mungilnya Al Keenan, mereka berdua sudah kehabisan akal tidak tau lagi apa yang harus mereka berbuat agar Al Keenan bisa terdiam. "Nak... sudah seharian ini kamu menangis terus,kenapa nak... apakah kamu lagi sakit sayang..."Mommy Meta juga mengajak Al Keenan untuk berkomunikasi. Papi Yuda coba membujuk Al Keenan agar dia bisa tenang dan tidur. "My...sini Papi gendong siapa tau di bisa tenang.." "Iya Pi...."Mommy Meta memindahkan Al Keenan ke pangkuan Papi Yuda. Papi Yuda mulai mengayun ayunkan tubuh Al Keenan secara pelan agar dia bisa tenang, Alhamdulillah... Al Keenan bisa terdiam dan tertidur walaupun hanya sebentar.
Abah Malik setengah berlari menghampirinya meja perawat yang bertugas secara khusus untuk menangani Humairah dan juga bayinya. "Permisi suster... tolong periksa kondisi tubuh cucu saya,dia sedang tidak sehat seharian ini dia menangis terus..."Abah meminta perawat itu untuk segera memeriksa kondisi tubuhnya Al Keenan. "Baik pak...ayo..." Abah Malik mengikuti langkah perawat itu dari belakang. "Permisi Bu.... saya mau periksa kondisi bayinya dulu ya..." "Iya suster... tolong suster... aku takut sekali jangan sampai terjadi hal buruk pada bayiku."aku langsung mundur beberapa langkah kebelakang dan memberikan ruang kepada perawat itu. "Bu... bayinya kami harus infus ya.. sepertinya dia dehidrasi.. makanya suhu tubuhnya tiba-tiba saja meningkat dan fisiknya melemah."perawat itu menjelaskan kondisi Al Keenan kenapa sampai dia demam. "Silahkan suster... lakukan yang terbaik untuk bayiku..."aku menyerahkan sepenuhnya kepada perawat itu untuk menangani kesehatan Al Keenan. Abah Malik b
"Nenek.... tolongin Bunda Nek.... badannya Bunda panas sekali....mas takut jangan sampai Bunda kenapa-napa lagi hisk...hiks..."Al Jazair sudah menangis sambil menggoyang goyangkan tubuhnya Ummi Salamah, yang sedang tertidur karena kelelahan setelah seharian ini membantu Humairah menenangkan Al Keenan yang rewel. Bukan hanya Ummi Salamah yang terbangun, Mommy Meta juga ikut bangun. "Mas... kenapa dengan Bunda kamu Nak... tadi sewaktu nenek tinggalkan masih baik baik saja..."Ummi Salamah berjalan mendekati Humairah yang sedang duduk di samping boksnya Al Keenan.Mommy Meta juga ikut bersama Ummi. "Humairah ...apa betul kamu demam Nak.... maafkan Ummi tadi seharusnya tidak meninggalkan kamu sendirian."Ummi sudah berdiri di sampingku. Tangan Mommy Meta langsung meraba keningku. "Astagfirullah....ya... Allah, badan kamu panas sekali Nak, pasti kamu kelelahan mengurus Al Keenan seharian ini."Mommy Meta terlihat sangat khawatir dengan kondisi tubuhku. Aku sudah sangat lemas, rasanya se
Almeera dan Al Jazair sangat sedih melihat kondisi Bunda mereka yang sedang sakit di tambah lagi sang adik Al Keenan juga ikut sakit.Al Jazair mendekati Humairah,dia ingin meminjam handphone untuk menghubungi Bang Rendi."Bunda...mas bisa pinjam handphonenya boleh nggak...""Boleh...tapi kalau habis di gunakan, jangan lupa di cas ulang ya...""Iya Bunda...."Al Jazair berlalu meninggalkan brangkar tempat Humairah terbaring.Mungkin karena efek obat yang telah masuk kedalam tubuhku,ada sedikit rasa nyaman,aku berusaha memejamkan kedua mataku, mumpung Al Keenan juga sudah tenang setelah di infus."Ummi... Humairah istirahat sebentar ya... titip Al Keenan nanti kalau dia rewel, tolong Ummi bangunin Humairah ya..."sebelum tidur aku minta sama Ummi untuk menitipkan Al Keenan, jangan sampai dia terbangun dan aku tidak dengarnya."Iya Nak...kamu istirahat saja.. nanti Al Keenan kami yang jaga,ada Abah, Pak Yuda,dan juga Bu Meta, nanti kami gantian menjaga Al Keenan,kamu tidak usah khawatir..
Dalam perjalanan menuju bandara Bang Rendi menghubungi anak buahnya yang sedang sedang berjaga-jaga di sekitaran rumah sakit Bakti Husada tempat Humairah di rawat. "Halo selamat malam bos..."sapa orang di seberang sana. "Selamat malam juga....tolong siapkan areal parkiran rumah sakit Bakti Husada sekarang juga, dalam 2 jam kedepan insya Allah saya sudah mendarat di situ." "Siap bos..." Bang Rendi langsung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Mobil yang membawa Bang Rendi sudah berhenti di area parkiran bandara, Bang Rendi segera turun dengan langkah panjangnya memasuki area bandara.Dia juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada sang sopir. Bang Rendi menerbangkan jet pribadinya sendiri tanpa menggunakan pilot yang selama ini mendampingi dirinya. Bismillahirrahmanirrahim.... Menempuh waktu penerbangan selama kurang lebih 2 jam, jet pribadinya Bang Rendi sudah lending dan mendarat dengan selamat di areal parkiran rumah sakit Bakti Husada. Beberapa orang petugas m
Hati Abah Malik cukup tercekat mendengarkan semua percakapan Bang Rendi dengan Al Keenan.Ada sejumput kebahagiaan terselip di relung hatinya, mungkin inilah arti dari bisikan almarhum Brian Aditama kepada sang bayi yang masih berada di dalam kandungan Humairah waktu itu. Abah Malik tidak menyadari kehadiran Papi Yuda yang sudah berdiri di belakangnya ikut mendengarkan semua perkataan Bang Rendi tadi. Abah Malik merasa ada orang di belakangnya, secara reflek menoleh ke belakang, hampir saja dia berteriak karena kaget dengan keberadaannya Papi Yuda. "Sstt... Malik diam... jangan sampai kita ketahuan..." "Hmm..iya, kenapa kamu diam saja padahal kamu bisa memberikan isyarat kan...untung saja tadi saya tidak berteriak..."Abah Malik terlihat sangat kesal dengan ulahnya Papi Yuda yang notabene sahabatnya sekaligus besannya. "He..he... maaf..."Papi Yuda meminta maaf sambil terkekeh pelan merasa lucu dengan mimik wajah Abah Malik sang besan. Bang Rendi membuka aplikasi online yang ada ha
Mommy Meta dengan sigap merekam semua kejadian yang terpampang di depan matanya itu secara sembunyi sembunyi dengan menggunakan handphone yang ada di tangannya. "Salamah... semoga saja setelah ini hubungan mereka berdua merujuk kearah yang lebih serius lagi, pernikahan mungkin..." "Semoga saja.... yang perlu kita lakukan sekarang ini Meta hanya berdoa memohon kepada Allah SWT agar mereka berdua benar-benar berjodoh...karena saya lihat Nak Rendi sangat menyayangi Al Keenan dan juga kakaknya,saya berharap Humairah segera membuka pintu hatinya untuk Nak Rendi..." "Iya Salamah, saya selalu mendoakan kebahagiaan Humairah dan cucuku, dengan kehadiran Nak Rendi dalam hidup mereka,kelak mereka tidak merasa kehilangan kasih sayang dan sosok ayah lagi...." "Iya Meta.... semoga Allah SWT menjawab semua doa doa kita, aamiin..." "Aamiin..." Ummi Salamah dan Mommy Meta ngobrol dengan secara bisik bisik takut nanti ketahuan sama Bang Rendi kalau mereka berdua lagi mengintip. "Ehem...." "Ehem
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men