Abah Malik dan Papi Yuda berjalan mendekati tempat duduknya Pak Arya. Melihat kedatangan mereka berdua Pak Arya dengan serta merta langsung berdiri. "Selamat siang Pak Arya... perkenalkan ini Pak Yuda Aditama orang tuanya almarhum Brian Aditama suaminya Humairah.."sapa Abah Malik sekalian dia memperkenalkan Pak Yuda kepada Pak Arya sambil mereka berjabat tangan. "Selamat siang juga Pak Malik... Pak Yuda... maaf kalau saya mengganggu kedatangan saya kesini untuk mengantarkan semua pesanan Pak Yuda dan juga Pak Malik. "Terimakasih banyak Pak Arya... saya langsung saja ya... berapa semua total yang harus saya bayar Pak Arya...."tanya Papi Yuda kepada Pak Arya berapa banyak bajet yang harus dia bayarkan. "Maaf Pak Yuda... tidak usah di bayar... kebetulan ini semua untuk acara tasyakuran keselamatan Ibu Humairah dan bayinya sekaligus pemilik restoran jadi semuanya free... "Pak Arya merasa malu dan tidak enak hati kepada Pak Yuda karena beliau pesan untuk acara tasyakuran keselamatan Ib
Tante Vivi meringsek kearah tempat duduknya Tante Inda dan mengeluarkan suara secara berbisik. "Mbak.... saya tidak menyangka kalau keluarganya Pak Yuda Aditama ini sangat kaya raya dan ringan tangan, terus itu lho Mbak...hari gini istrinya kemana mana masih memegang uang cash yang begitu banyak... tidak takut apa di rampok orang." Tante Vivi berbicara dengan Tante Inda dengan berbisik-bisik. "Sama Mbak... saya juga tidak menyangka, mungkin beliau merasa lebih gampang pegang uang cash dari pada menggunakan kartu kredit atau M banking,karena kadang kala pada saat kita menggunakan kartu kredit ada masalah terutama gangguan jaringan internet,jadi beliau merasa lebih cepat menggunakan uang cash saja..."Tante Inda juga membalas semua perkataan Tante Vivi dengan cara yang sama. Tok. Tok. Ceklek. Bang Rendi kembali membuka pintu karena ada orang yang mengetuk pintu dari luar. "Selamat siang...maaf mengganggu pak...ini ada pesanan dari Pak Yuda."bapak bapak petugas keamanan itu menye
Abah, Ummi dan yang lainnya sudah selesai makan siang, mereka semua kembali ke ruangan Humaira.Abah Malik sempat menghentikan langkah kakinya pada saat melewati nakas yang berada di samping brangkar tempat Humairah istirahat di atas nakas itu ada sebuah gelas dan isinya sisa setengah.Bang Rendi tanpa menunggu di tanya dia langsung menjelaskan kepada Abah Malik. "Abah... tadi Humairah sempat terbangun beberapa menit,dia bangun karena kehausan, tadi perawat juga sudah periksa kondisinya Humairah, Alhamdulillah dia sudah membaik,hanya dia perlu istirahat yang banyak agar tubuhnya cepat pulih." "Syukur Alhamdulillah.... terimakasih banyak ya Nak...kamu juga sudah menyiapkan semua kebutuhan sikecil, Abah tadi panik sekali hingga melupakan kebutuhannya si kecil...."Abah Malik sangat tersentuh dengan apa yang di lakukan oleh Bang Rendi di saat semua orang fokus dengan Humairah, justru Bang Rendi yang mengingat semua apa yang di butuhkan si kecil. "Tidak apa-apa Abah... Rendi senang melaku
Almeera dan Al Jazair mendekati tempat duduknya Abah Malik dan Papi Yuda, mereka berdua mau minta izin untuk menengok si kecil di ruang perawatan bayi. "Kakek... grandpa...kami berdua mau menengok dede bayi nanti di antar sama Om Rendi boleh nggak kakek... grandpa..." "Boleh....tapi ingat kalau sudah di sana tidak boleh berisik nanti mengganggu pasien yang lain...." "Iya kek..."sahut Al Jazair "Nak Rendi... titip anak anak ya... tolong awasi mereka berdua setelah di sana...."titah Abah Malik. "Iya Abah.... kalau itu Abah tidak usah khawatir... nanti Rendi awasi pergerakan mereka berdua..."Bang Rendi menyanggupi permintaan Abah Malik. "Abah.... Papi...kami kesana dulu...."pamit Bang Rendi kepada Abah Malik dan Papi Yuda. "Iya Nak Rendi silahkan...." Almeera dan Al Jazair langsung mengapit kedua tangannya Bang Rendi,mereka berjalan berdampingan sampai di depan ruangan tempat perawatan bayi. Al Jazair saking senangnya,dia segera membuka pintu tempatnya si kecil di rawat. Cekle
"Om...bisa nggak dede bayinya kita bawah keruangannya Bunda...kan kasian kalau dia terpisah jauh dengan Bunda dan kami, kalau dede bayinya nangis... jadi gampang nenanginnya, gimana Om boleh nggak...."Al Jazair mulai merajuk kepada Bang Rendi agar si kecil gabung dengan Humairah."Bukannya tidak boleh... tapi sebaiknya kita tanyakan dulu sama perawatnya boleh nggak dede bayinya kita bawah ke tempat Bunda..."Bang Rendi berusaha memberikan pengertian kepada Al Jazair agar dia mengerti kalau si kecil masih butuh perawatan sebelum bergabung dengan Humairah."Ayo Om...coba kita tanyakan dulu...mas jadi tidak sabar..."lagi lagi Al Jazair mendesak Bang Rendi."Ayo...."Mereka berdua berjalan di samping Bang Rendi yang sedang menuju meja tempat perawat yang sedang bertugas di ruangan perawatan bayi."Permisi suster... maaf apakah kami bisa membawa si kecil untuk bergabung dengan ibunya di ruangan paviliun Kenanga..."Bang Rendi menanyakan kepada perawat apakah si kecil bisa bergabung dengan Hu
Humairah perlahan lahan kedua kelopak matanya terbuka,dia merasa terganggu karena suara riuh orang yang sedang ngobrol . Humairah melihat semua orang yang berada di dalam ruangan tempat istirahatnya itu sedang mengelilingi sesuatu,'ada apa sih kok mereka sepertinya sedang melihat sesuatu yang aneh bikin penasaran saja.'batin Humairah. "Ummi... Ummi..."Humairah berusaha memanggilnya Ummi Salamah dengan sedikit serak. Mendengar Humairah memanggil namanya, Ummi Salamah segera berbalik dan menghampirinya tempat Humairah berbaring. "Syukur Alhamdulillah Nak...kamu sudah bangun....apa yang kamu rasakan sekarang Nak...."tanya Ummi Salamah dengan penuh kekhawatiran. "Ummi... badan Humairah masih terasa lemas dan sedikit agak pusing..."Humairah merasakan tubuhnya masih lemas. "Ummi panggilkan perawat dulu untuk memastikan kondisi kamu Nak...." "Iya Ummi..." Ummi Salamah melangkah kearah perawat yang sudah stay di dalam ruangan tempat Humairah istirahat. "Suster... tolong periksa kondi
"Nak...ini sengaja Mommy buatkan bubur ayam,kamu harus makan ya kasian si kecil dia belum menyusui, seharusnya sedari tadi dia sudah bisa kamu susui, Nak...semoga saja kamu menyukainya....karena ini di bikin penuh dengan bumbu Cinta..."Mommy Meta menyerahkan mangkuk yang berisikan bubur ayam yang masih hangat kepada Humairah sambil mengedipkan salah satu matanya. "Iya my... makasih ya... sudah menyiapkan ini semua untuk Humairah..." "Sama sama....tidak apa-apa.... yang penting kamu cepat pulih kasian si kecil dia hanya mengkonsumsi susu formula... itu tidak bagus untuk pertumbuhannya Nak..." "Maaf my.. insya Allah Humairah setelah ini akan susui dia..."kedua mata Humairah berkaca kaca sambil menyuapkan bubur ayam yang telah di siapkan oleh Mommy Meta kedalam mulutnya pelan pelan sampai habis. "Mommy.... makasih ya bubur ayamnya...enak sekali... Humairah suka." Humairah mengulaskan senyum manisnya untuk Mommy Meta. "Sama-sama... syukurlah kalau kamu suka, nanti Mommy siapkan lagi.
Ini sudah hari ketiga aku di rawat di ruangan paviliun Kenanga ini,Alhamdulillah kondisi tubuhku sudah mulai membaik walaupun belum pulih total, tapi setidaknya aku sudah bisa menggendong Al Keenan sambil berjalan mengitari seluruh ruangan yang aku tempati ini. Selama tiga hari ini juga Bang Rendi setiap harinya selepas pulang kantor pasti dia mampir ke tempat aku di rawat. Aku lagi menyusui Al Keenan, tiba tiba saja handphoneku yang tergeletak di atas nakas samping brangkar tempat tidur berbunyi ada panggilan masuk.Aku segera meraihnya dan melihat siapa yang menghubungiku,di layar tertera namanya Bang Rendi. "Assalamualaikum Bang.."aku menyapa Bang Rendi lebih dulu. "Waallaikum salam baby.... maaf kalau Abang ganggu waktu kalian." "Tidak apa-apa.. kebetulan Al Keenan belum tidur... jadi tidak terganggu sama sekali,ada apa Bang..." "Abang hanya mau menyampaikan kalau besok Abang akan keluar negeri selama 2 hari ada urusan penting,malam ini juga Abang harus lembur,sepertinya Aban
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men