Home / Romansa / Berondong Simpanan Istriku / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Berondong Simpanan Istriku : Chapter 1 - Chapter 10

76 Chapters

Obat Kuat

Samsul di buat kaget setengah mati. Saat tukang sayur langganan istrinya memberitahukan, bahwa dia beberapa kali, melihat Mila istrinya, keluar dari rumah milik seorang lelaki muda, yang rumahnya bersebelahan dengan rumah yang ditempati Samsul sekarang. Tapi Samsul tak percaya begitu saja aduan Mang Ujang.Tukang sayur yang biasa menjajakan dagangannya di sekitar komplek perumahan. Dan untuk itu. Samsul harus membuktikan sendiri kebenarannya. Sebenarnya Samsul baru mengetahui, bahwa di sebelah rumahnya di huni oleh seorang lelaki muda. Melihat wajahnya saja Samsul belum pernah, apalagi mengenalnya. Karena sibuk dengan pekerjaan di kantor.Samsul tak pernah tahu semua kejadian di sekitar komplek perumahan yang ia tempati. Pernah satu kali, Samsul melihat motor matic warna merah terparkir di depan teras rumah itu. Tapi Samsul tak memperdulikannya dan tak mau peduli.  Samsul juga tak mengetahui dengan p
Read more

Berondong

Tepat pukul lima sore jam kantor usai. Segera Samsul membereskan semua berkas - berkas pekerjaannya. Dia sudah tak sabar ingin segera pulang ke rumah. "Pak," tiba- tiba Pak Darman menepuk bahunya dari belakang. Samsul kaget. "Ada apa Pak?" "Atasan manggil kamu tuh!" ujar Pa Darman. Samsul mendengus kasar. Lelaki botak itu pasti memberinya pekerjaan. Cepat Samsul menyimpan berkasnya di laci kemudian berjalan tergesa menuju ruang atasannya. Bapak Wisnu. Tampak Pa Wisnu tengah duduk menunggunya. "Ayo Pa. Sini masuk!" sambutnya. Lalu Samsul duduk berhadapan dengan Pa Wisnu. "Ada apa Pa?" "Begini. Karena hari ini pekerjaan begitu menumpuk, dan aku ada acara penting yang tak bisa kutinggalkan. Jadi aku minta kamu hari ini lembur. Tapi jangan khawatir, aku akan beri kamu bonus bulan depan, bagaimana? Kamu mau kan?" Samsul menelan ludahnya. Bagaimana
Read more

Kurang Perhatian

Suara desahan dari dua pasangan yang sedang asyik dengan kegiatannya itu, memenuhi seluruh penjuru dengan penerangan yang sangat minim, membuat ruangan itu terlihat sedikit gelap. Suara erangan dan teriakan terdengar, tanda dari mulut Mila yang baru akan mencapai puncaknya, tapi sebelum berhasil menuntaskannya. Suara jam dinding di kamarnya mengejutkan mereka berdua. "Astaga! Sudah jam dua belas!" Mila segera bangkit dari tempat tidur begitupun Deni. "Kenapa Bu! Kita belum selesai!" ujar Deni seraya menarik selimut untuk menutupi tubuh kekarnya. "Aduh Den. Suamiku sebentar lagi pulang, ayo cepat pakai bajumu!" Gegas Deni beranjak bangkit dari tempat tidur. Lalu menyambar satu persatu pakaiannya yang berserakan di lantai. "Cepat Den!" Mila ketakutan. Saking asyiknya mereka bercinta sampai tiga putaran. Ia lupa bahwa Samsul suaminya akan segera pulang. Dengan cepat Mila dan De
Read more

Bosan

Mila terus memohon pada suaminya agar tidak masuk kerja. Tapi Samsul menolaknya."Tidak bisa sayang, aku harus buat laporan hari ini. Pa Wisnu pasti sedang menungguku. Tapi Papa janji, hari ini Papa pasti pulang tepat waktu, ya?" jelas Samsul meyakinkan Mila yang tak mau melepaskan pelukannya. "Tapi Pa! Mama ini butuh perhatian Papa!" "Iya, Papa ngerti Ma. Tapi tolong! Lihat situasi Papa. Di kantor kerjaan numpuk. Papa gak enak sama Pa Wisnu. Hari ini Papa akan serahkan berkas penting sama dia." Setelah mengatakan itu. Samsul pergi dengan tergesa- gesa, lalu mengeluarkan motornya. "Dah Ma... tunggu Papa, ya? Papa pasti pulang sore. Ok!" Mengendarai motornya. Samsul pergi meninggalkan Mila yang berdiri terpaku di depan teras rumahnya. Dengan wajah memerah karena menahan amarah pada suaminya. Mila masuk ke dalam rumah. Dadanya sesak mendapati sikap Samsul yang tak pernah perhatian p
Read more

Rencana Deni

Deni berjalan perlahan sambil memunguti satu persatu pakaian yang berserakan dengan mata tetap pokus menatap Mila yang terlihat menyedihkan. "Sudah biarkan Den. Biar nanti Ibu yang bereskan," ucap Mila."Tapi ada apa sebenarnya Bu. Ibu habis bertengkar?" tanya Deni. Pakaian yang diambilnya, Deni masukkan kembali ke dalam lemari setelah melipatnya. "Udah Den. Gak usah dibereskan. Sini, Ibu mau curhat" pinta Mila. Deni kemudian mendekati Mila dan duduk berjongkok di depan Mila. "Katakan Bu? Ibu baik-baik saja, kan?" "Ibu tidak apa-apa Den. Ibu hanya kesal dengan suami Ibu." Berkata terbata- bata sambil menangis, Mila mencurahkan semua isi hatinya pada Deni. Deni duduk termangu mendengar semua keluh kesah Mila. Ia mulai iba dengan keadaannya. Tenyata hidup berumah tangga tidak mudah. Meski materi mencukupi, ada saja kekurangan yang menjadi pemicu pertengkaran suami istri. Mendengar keluhan
Read more

Samsul Gila Kerja

Seharian Deni berada di rumah Mila. Ia membantu Mila membereskan semua pekerjaan Mila termasuk membersihkan kepingan kaca bekas bingkai Poto yang di banting Mila. Pakaian Samsul pun semua Deni lipat dengan rapih seperti sedia kala.Dari mencuci piring sampai memasak, Deni menemani kegiatan Mila hari itu. Mereka berdua tertawa bersama sambil menikmati makanan yang baru saja di masaknya. Sambel pedas dan ikan gurame. Kesukaan Samsul, yang tak sempat di masak karena suaminya selalu sibuk dengan pekerjaan. Mila begitu bahagia. Andai saja Samsul. Sehari saja luangkan waktu bersamanya. Membantunya memasak, beres beres rumah dan makan berdua. Seperti yang Deni lakukan hari itu. Tentu Mila sangat bahagia. Tapi.Suaminya tak pernah ada waktu untuknya. Dirinya hanya termenung sedih di kamar. Samsul tak pernah sedikitpun memberinya waktu agar bisa habiskan masa bersama. Suaminya punya dunia sendiri. Dunia p
Read more

Cek Cok

Suara cekcok Mila dan Samsul sedikit terdengar oleh Deni di ruang tamu. Sengaja Deni tak beranjak dari rumah itu. Diam membisu mendengarkan percakapan Mila dan Samsul. "Ma. Mama mau, kan? Tunggu Papa, paling satu jam Ma. Mama jangan pergi sama berondong itu," bisik Samsul. "Tidak Pa. Mama tidak mau!" bentak Mila. "Aduh Ma. Bicaranya jangan keras- keras, malu kan di dengar pemuda itu," protes Samsul kemudian. "Pokoknya Mama mau nonton!" "Baiklah Ma. Ayo kita nonton. Biar Papa antar, ya?" Mata Mila membola menatap wajah suaminya. Tak percaya. "Hah! Papa serius!" "Iya Ma. Papa serius." Mila langsung merangkul tubuh suaminya dengan erat sambil menangis tersedu. "Terima kasih Pa ... " ucap Mila mengeratkan pelukannya pada Samsul. "Tunggu sebentar ya, Ma." Samsul kemudian berjalan ke luar rumah untuk mengambil sesuatu dari begasi motornya. Tas warna hitam diambilnya. Lalu ia
Read more

Samsul Payah

Deni segera beranjak dari tempat tidur. Memunguti satu persatu pakaiannya dengan wajah terlihat kesal. "Den. Dengarkan dulu Ibu!" Mila mencoba membujuknya.Tapi Deni tak bergeming. Ia sudah tak mau terjerumus lagi semakin dalam ke jurang kenistaan. Berapa lama ia harus memuaskan Mila. Sementara wanita itu telah bersuami. Sampai ia sembunyikan dosa besar yang dilakukannya bersama Mila. "Den!" Mila membenamkan wajahnya di dada Deni. Deni tak bergerak diam membisu. "Tolong beri Ibu waktu. Bagaimana mungkin Ibu melepas suami Ibu tanpa ada alasan yang jelas," bujuk Mila melirih. Deni masih diam. Cinta Mila terhadap Samsul. Deni akui sangat besar. Lalu mengapa ia mengkhianati cinta suaminya. Lemah. Ok. Deni akui itu juga faktor utama mengapa Mila mencari kepuasan dengannya. Deni mengerti bagaimana jika seorang wanita tak pernah merasakan orgasme saat bersetubuh dengan suaminya karena suaminya lemah. Dan itu mem
Read more

Curiga

Semalaman Samsul dan Mila disibukkan dengan keadaan barang Samsul yang tak juga kembali normal. Berbagai cara di tempuh Mila agar barang suaminya normal, tapi tetap saja gagal. Samsul hanya menangis menyesali ulahnya. Minum obat kuat tanpa mengetahui kondisi stamina nya yang memang tak kuat menahan dosis dari obat itu sendiri. Hingga menjelang pagi. Mila dan Samsul tambah panik. Mila kemudian mendatangi rumah Deni untuk minta pertolongan. Karena tak mungkin memanggil tetangga sekitar rumahnya. Apa nanti kata mereka. Dan tentunya Samsul pasti malu. Tampak Deni tengah membereskan pakaiannya ke dalam koper hendak pergi. "Den! Tolong Ibu!" pekik Mila mengejutkan Deni. "Ada apa Bu?" balas Deni penasaran. "Itu suami Ibu! Ayo cepat Den! Ibu gak bisa jelasin disini!" Mila kemudian menarik tangan Deni untuk membawanya menemui Samsul. Deni tersentak kaget melihat keadaan Samsul yang terbaring kaku dengan wajah di
Read more

Bersumpah

Mila terus merengek pada Samsul untuk mencegah Deni pergi. Tapi Samsul malah diam terpaku. Menyadari bahwa matanya selama ini tertutup. Ia tak kuasa menahan amarah yang berkecamuk di dalam dada. Kedua tangannya mengepal. Giginya gemeretak. Begitu banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada Mila dan Deni saat itu juga. Tapi situasi dan kondisi tak mendukung. Ditambah Deni dengan wajah pucat pergi terburu- buru setelah meninggalkan kunci di atas meja. "Den!!" Mila memekik memanggil Deni dengan lantang. Tapi lekas Samsul menyeretnya keluar untuk membawa nya pulang. Sementara Deni telah pergi dengan motor maticnya. "Pah! Lepasin Mama Pa!" Mila semakin menjadi membuat Samsul kewalahan dengan tindakan istrinya yang meronta sambil berteriak- teriak memanggil Deni. Para tetangga satu- persatu mulai berdatangan untuk melihat kejadian yang tengah berlangsung di depan mata mereka. Membuat Samsul malu dan dengan sigap, Samsul membek
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status