TBE 18Tuk, tuk, tuk, tuk. Tuk, tuk, tuk, tuk. Tanpa perlu bertanya, aku sudah tahu siapa yang telah mengetuk pintu. "Masuk," ucapku. Tak lama kemudian gagang pintu bergerak maju, seraut wajah menawan muncul dengan senyuman mengembang. "Mari, kita sarapan dulu, Tuan Haryadi," ajaknya dengan ramah. Aku mengangguk dan jalan mendekat. "Jangan panggil aku dengan sebutan Tuan," pintaku. "Panggil saja mas Adi," sambungku yang membuatnya tersenyum. "Kalau begitu, baiklah. Mari, Mas, kita sarapan dulu," ulangnya dengan suara lembut. Aku jalan mengikutinya sampai ke meja makan. Menarikkan kursi dan mempersilakannya untuk duduk. Entah kenapa, berlakon sebagai Haryadi Atmaja ini membuat sisi romantisku meningkat dan harus mengakui bila pria yang wajahnya mirip denganku itu adalah sosok yang piawai menghadapi perempuan."Terima kasih," ucapnya. "Sama-sama," jawabku sambil menarik kursi di sebelahny
Baca selengkapnya