Semua Bab JODOH TAK TEPAT WAKTU: Bab 31 - Bab 40

84 Bab

31. PERTEMUAN DI WAKTU SENJA

Akhirnya Fahri bisa bernapas lega setelah mendapati apa yang dia pesan sudah tersedia saat dirinya dan Adel sampai di lokasi pantai Ancol.Adel memekik girang saat mendapati apa yang menjadi keinginannya terwujud. Wanita berpakaian tertutup itu langsung berlari ke arah ayunan dan menaikinya. Wajah cantik Adel tampak berseri-seri dengan senyuman lebar yang terus menghiasi wajahnya.Sesungguhnya, tak ada pemandangan yang lebih indah bagi seorang Fahri Hendrawan ketika dirinya mendapati sebuah senyuman merekah di wajah istrinya. Bahkan pemandangan itu bisa mengalahkan segala pemandangan indah yang ada di muka bumi."Udah puas sekarang? Mau apa lagi, Bumil cantik?" tanya Fahri yang berdiri setengah membungkuk bak seorang pelayan kerajaan.Adel terkekeh. "Aku mau, kamu temenin aku di sini Beb, kita selfie yuk?" ajak Adel sumringah.Fahri pun menurut. Setelah dia menggulung lengan kemeja hitamnya sampai siku, Fahri mengeluarkan ponsel di saku c
Baca selengkapnya

32. PRASANGKA

Hari ini Rindu puas diajak berkeliling kota Jakarta oleh Albani.Mereka mengunjungi beberapa tempat wisata seperti Monas dan Kota Tua, terakhir Rindu memutuskan untuk mengajak Albani menikmati waktu senja di tepi pantai.Saat itu, pantai Ancol lah yang akhirnya terpilih menjadi destinasi penutup kunjungan mereka.Usai memarkirkan motornya, Albani dan Rindu mulai berjalan menyusuri jalan di sepanjang tepian pantai Ancol yang cukup ramai sore itu.Rata-rata pengunjung adalah keluarga yang sudah memiliki anak. Bocah-bocah itu asik berlarian bebas sambil bermain air dan membuat istana pasir."Ih lucunya," seru Rindu sambil tersenyum ke arah seorang balita perempuan yang sedang bermain pasir bersama seorang bocah kecil laki-laki di tepi pantai."Mamahnya mana?" Tanya Rindu ketika tak mendapati ada orang dewasa yang mengawasi dua bocah kecil itu."Mamah lagi ke toilet," jawab bocah lelaki yang lebih besar. Perkiraan usianya mu
Baca selengkapnya

33. PROJECT MENULIS NASKAH

Rindu mengesah.Menutup layar laptop dihadapannya seraya menjatuhkan tubuh ke kasur lantai.Pikirannya yang kacau membuat Rindu tak bisa konsen menulis.Ditatapnya cukup lama ke arah langit-langit kamar kontrakannya yang usang.Satu Minggu berlalu sejak pertemuan yang terjadi antara dirinya dengan mantan Bosnya terjadi, entah kenapa Rindu terus saja terbayang-bayang sosok Fahri.Jika sebelumnya, Rindu yang merasa bahwa dirinya mengidolakan sosok Fahri karena kebaikan lelaki itu, hingga terinspirasi membuat sebuah cerita dengan tokoh utama bernama Fahmi Idris dalam novel perdananya yang berjudul SUAMI IDAMAN, kini, perlahan-lahan hatinya justru mulai diliputi keraguan.Mengenai sikap baik Fahri yang berlebih terhadapnya, padahal jelas-jelas Rindu telah melakukan banyak kesalahan di awal perkenalan mereka dahulu, di kantor.Mengenai kebetulan-kebetulan yang terjadi ketika Rindu mengalami pendarahan di pasar lalu tiba-tiba
Baca selengkapnya

34. MENGANTAR BARANG

"Assalamualaikum sayang? Kamu lagi apa?" Tanya Fahri di telepon."Waalaikum salam. Aku lagi di kamar tiduran aja sambil baca-baca novel online. Kamu kok belum pulang jam segini, Beb?" Tanya Adel dengan bibir yang mengerucut. Diliriknya ke arah jam dinding di kamarnya yang sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam."Ini aku baru mau kasih tau kamu, malam ini aku pulang telat ya? Klienku yang dari luar negeri itu datang hari ini, mereka ngajak aku hang out ke salah satu Club di Jakarta. Aku nggak enak nolaknya," ucap Fahri menjelaskan.Adel cukup paham bagaimana sifat suaminya.Adel tahu betul, Fahri itu paling anti mendatangi tempat-tempat yang berbau maksiat seperti itu jika bukan terpaksa karena menyangkut masalah pekerjaan.Jadi, tak perlu ada yang dikhawatirkan."Okelah kalau begitu. Awas, jangan nakal ya?" Goda Adel sambil tertawa.Fahri tersenyum. "Nggak ada wanita lain yang bisa menarik perhatian Fahri Hendraw
Baca selengkapnya

35. RENCANA LICIK

"Wah, kamu beli pizza? Dapet uang dari mana Mas?" Pekik Rindu ketika didapatinya Albani pulang dengan menenteng sekotak pizza favorit Rindu."Ya adalah tadi, nih makan," Albani menyerahkan sekotak pizza pada sang istri lalu beranjak ke kamar mandi untuk bersih-bersih.Rindu menyambut dengan penuh antusias pizza itu dan langsung melahapnya tanpa menunggu Albani.Begitu Albani selesai dengan kegiatannya di kamar mandi, dilihatnya Rindu sudah menghabiskan 3 potong pizza yang dia beli."Doyan apa laper?" Goda Albani pada sang istri. Albani duduk di karpet lantai tepat di sebelah Rindu. Dengan gayanya yang manja dia meminta Rindu menyuapinya sepotong pizza."Kamu dapat uang dari mana Mas bisa beli beginian, inikan mahal harganya?" Tanya Rindu curiga. Pasalnya ini tanggal tua dan dari mana Albani punya uang untuk membeli sekotak pizza?Albani tidak menjawab."Mas, kamu dapat uang dari mana?" Tanya Rindu lagi."Pizzany
Baca selengkapnya

36. FITNAH

Setelah menghadiri acara pernikahan salah satu kerabat dekat di daerah Bekasi, Fahri dan Adel memilih untuk langsung pulang karena kebetulan hari sudah larut malam.Di tengah perjalanan Adel mengatakan bahwa dirinya haus. Dia meminta dibelikan minuman dingin di minimarket pada sang suami.Setelah mampir di beberapa minimarket yang berbeda, ternyata stok minuman dingin yang diinginkan Adel sedang habis. Jadilah Fahri kembali memutar kemudi untuk mencari minimarket lain."Minumannya yang rasa Strawberry ya Beb? Kamu tahulah minuman kesukaan aku," teriak Adel saat Fahri baru saja keluar dari mobil yang terparkir di depan sebuah minimarket di daerah pasar baru.Fahri mengacungkan ibu jarinya mengisyaratkan kalau dia mengetahui apa yang diinginkan sang istri dan berharap stok minuman yang dia cari kali ini tersedia."Selamat malam, selamat datang di He-Mart, selamat berbelanja," kedatangan Fahri langsung disambut oleh kasir yang bertugas malam
Baca selengkapnya

37. TERBUKTI BERSALAH

"Pak Fahri, tolong Pak! Percaya sama saya Pak! Saya sudah difitnah Pak! Idrus dalang semua ini Pak! Dia menjebak saya Pak! Dia jadikan saya kambing hitam, Pak! Pak... Pak Fahri!"Itulah teriakan Albani saat lelaki itu hendak dibawa masuk ke dalam mobil kepolisian.Sirine mobil kepolisian terdengar menjauh.Fahri menatap nanar mobil yang membawa Albani saat itu.Setelah bukti dan keterangan terkait tentang semua penyelewengan, kecurangan dan pencurian yang dilakukan Albani berhasil dikumpulkan, ditambah kesaksian dari pramuniaga dan kasir lain sesama karyawan di minimarket itu yang memang sudah sejak lama mencuriga Albani, membuat semuanya semakin jelas.Albani terbukti bersalah.Itulah sebabnya Pak Agus langsung menelepon pihak berwajib untuk mengamankan Albani karena karyawan itu harus mempertanggung jawabkan tindakan kriminal yang telah dia lakukan hingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan."Pak Fahri mau pulang ba
Baca selengkapnya

38. MENELAN KEKECEWAAN

Kasus yang menjerat Albani tampaknya semakin serius.Hal itu dibuktikan setelah pihak kepolisian yang menyelidiki kasus ini menemukan beberapa bon hasil penjualan ilegal barang-barang lebih yang tersedia di Minimarket yang dijual Albani secara pribadi dengan harga miring.Bon-bon itu terkumpul rapi di dalam kontrakan Albani di bawah lipatan pakaian.Tidak hanya itu, bahkan polisi pun menemukan adanya sekotak barang haram berjenis ganja di dalam kontrakan itu.Rindu yang tak tahu menahu hal itu jelas syok bahkan dia sempat pingsan saat mengetahui bahwa suaminya selama ini berprofesi sebagai penjual narkoba. Untungnya ada Bu Risma tetangganya yang senantiasa menjaga Rindu yang saat itu sedang dalam keadaan hamil besar."Proses hukum atas diri Pak Albani, suami anda masih dalam proses. Tuntutan dari pihak perusahaan serta keterkaitannya dalam penjualan obat-obatan terlarang akan membuat hukumannya semakin berlipat ganda,"Itulah pen
Baca selengkapnya

39. HIKMAH DIBALIK KEJADIAN

"Kasihan sekali dia, Beib," gumam Adel saat mereka kini berjalan masuk ke dalam rumah mewah yang mereka huni, usai pertemuannya dengan Rindu.Fahri merangkul bahu sang istri. "Bukankah seharusnya Rindu bisa memetik pelajaran dari apa yang kini terjadi menimpa kehidupan rumah tangganya," ucap Fahri saat itu.Adel mengerutkan kening. Tidak sepenuhnya mengerti apa maksud perkataan sang suami."Maksud kamu apa sih? Aku nggak ngerti,"Fahri tersenyum.Mereka sudah sampai di dalam kamar.Lelaki itu mengajak Adel duduk di tepi ranjang tempat tidur berniat untuk menjelaskan sesuatu agar sang istri bisa mengerti maksud ucapannya."Rindu dan Albani itu menikah tanpa adanya Restu orang tua. Mereka kawin lari. Itulah sebabnya kini kehidupan rumah tangga mereka tidak bahagia. Ada saja masalahnya yang menimpa kehidupan rumah tangga mereka. Mungkin ini bentuk hukuman Allah pada mereka karena kesalahan mereka pada orang tua Rindu, sebab
Baca selengkapnya

40. UCAPAN SELAMAT TINGGAL

Setelah bulan demi bulan yang sulit terlalui sejak sang Suami mendekam di penjara, malam itu rasanya seperti mimpi ketika Rindu mendengar suara seseorang mengetuk pintu kontrakannya dan mengucapkan salam.Rindu yakin itu suara suaminya sehingga dia lekas bangkit dari kasur lantai di kamarnya dan setengah berlari menuju pintu."Mas Bani?" Pekik Rindu yang jelas terkejut.Albani tersenyum lebar dengan kelopak mata yang berkaca-kaca. Tanpa berbasa-basi, lelaki itu langsung memeluk Rindu yang balas memeluk suaminya."Mukjizat apa yang membawa kamu ada di sini Mas? Aku nggak mimpikan Mas?" Ucap Rindu di tengah keterkejutannya. Setelah segala daya upaya perjuangan yang dilakukan Rindu untuk membuat suaminya terbebas dari hukuman pidana namun semuanya gagal, bahkan sampai dirinya mempertaruhkan harga diri dengan mendatangi Fahri untuk memohon pertolongan, tapi nyatanya lelaki itu tak bisa menolong. Rindu yang kecewa hanya bisa mengutuk kebodohannya itu d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status