"Wah, kamu beli pizza? Dapet uang dari mana Mas?" Pekik Rindu ketika didapatinya Albani pulang dengan menenteng sekotak pizza favorit Rindu.
"Ya adalah tadi, nih makan," Albani menyerahkan sekotak pizza pada sang istri lalu beranjak ke kamar mandi untuk bersih-bersih.Rindu menyambut dengan penuh antusias pizza itu dan langsung melahapnya tanpa menunggu Albani.Begitu Albani selesai dengan kegiatannya di kamar mandi, dilihatnya Rindu sudah menghabiskan 3 potong pizza yang dia beli."Doyan apa laper?" Goda Albani pada sang istri. Albani duduk di karpet lantai tepat di sebelah Rindu. Dengan gayanya yang manja dia meminta Rindu menyuapinya sepotong pizza."Kamu dapat uang dari mana Mas bisa beli beginian, inikan mahal harganya?" Tanya Rindu curiga. Pasalnya ini tanggal tua dan dari mana Albani punya uang untuk membeli sekotak pizza?Albani tidak menjawab."Mas, kamu dapat uang dari mana?" Tanya Rindu lagi."PizzanySetelah menghadiri acara pernikahan salah satu kerabat dekat di daerah Bekasi, Fahri dan Adel memilih untuk langsung pulang karena kebetulan hari sudah larut malam.Di tengah perjalanan Adel mengatakan bahwa dirinya haus. Dia meminta dibelikan minuman dingin di minimarket pada sang suami.Setelah mampir di beberapa minimarket yang berbeda, ternyata stok minuman dingin yang diinginkan Adel sedang habis. Jadilah Fahri kembali memutar kemudi untuk mencari minimarket lain."Minumannya yang rasa Strawberry ya Beb? Kamu tahulah minuman kesukaan aku," teriak Adel saat Fahri baru saja keluar dari mobil yang terparkir di depan sebuah minimarket di daerah pasar baru.Fahri mengacungkan ibu jarinya mengisyaratkan kalau dia mengetahui apa yang diinginkan sang istri dan berharap stok minuman yang dia cari kali ini tersedia."Selamat malam, selamat datang di He-Mart, selamat berbelanja," kedatangan Fahri langsung disambut oleh kasir yang bertugas malam
"Pak Fahri, tolong Pak! Percaya sama saya Pak! Saya sudah difitnah Pak! Idrus dalang semua ini Pak! Dia menjebak saya Pak! Dia jadikan saya kambing hitam, Pak! Pak... Pak Fahri!"Itulah teriakan Albani saat lelaki itu hendak dibawa masuk ke dalam mobil kepolisian.Sirine mobil kepolisian terdengar menjauh.Fahri menatap nanar mobil yang membawa Albani saat itu.Setelah bukti dan keterangan terkait tentang semua penyelewengan, kecurangan dan pencurian yang dilakukan Albani berhasil dikumpulkan, ditambah kesaksian dari pramuniaga dan kasir lain sesama karyawan di minimarket itu yang memang sudah sejak lama mencuriga Albani, membuat semuanya semakin jelas.Albani terbukti bersalah.Itulah sebabnya Pak Agus langsung menelepon pihak berwajib untuk mengamankan Albani karena karyawan itu harus mempertanggung jawabkan tindakan kriminal yang telah dia lakukan hingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan."Pak Fahri mau pulang ba
Kasus yang menjerat Albani tampaknya semakin serius.Hal itu dibuktikan setelah pihak kepolisian yang menyelidiki kasus ini menemukan beberapa bon hasil penjualan ilegal barang-barang lebih yang tersedia di Minimarket yang dijual Albani secara pribadi dengan harga miring.Bon-bon itu terkumpul rapi di dalam kontrakan Albani di bawah lipatan pakaian.Tidak hanya itu, bahkan polisi pun menemukan adanya sekotak barang haram berjenis ganja di dalam kontrakan itu.Rindu yang tak tahu menahu hal itu jelas syok bahkan dia sempat pingsan saat mengetahui bahwa suaminya selama ini berprofesi sebagai penjual narkoba. Untungnya ada Bu Risma tetangganya yang senantiasa menjaga Rindu yang saat itu sedang dalam keadaan hamil besar."Proses hukum atas diri Pak Albani, suami anda masih dalam proses. Tuntutan dari pihak perusahaan serta keterkaitannya dalam penjualan obat-obatan terlarang akan membuat hukumannya semakin berlipat ganda,"Itulah pen
"Kasihan sekali dia, Beib," gumam Adel saat mereka kini berjalan masuk ke dalam rumah mewah yang mereka huni, usai pertemuannya dengan Rindu.Fahri merangkul bahu sang istri. "Bukankah seharusnya Rindu bisa memetik pelajaran dari apa yang kini terjadi menimpa kehidupan rumah tangganya," ucap Fahri saat itu.Adel mengerutkan kening. Tidak sepenuhnya mengerti apa maksud perkataan sang suami."Maksud kamu apa sih? Aku nggak ngerti,"Fahri tersenyum.Mereka sudah sampai di dalam kamar.Lelaki itu mengajak Adel duduk di tepi ranjang tempat tidur berniat untuk menjelaskan sesuatu agar sang istri bisa mengerti maksud ucapannya."Rindu dan Albani itu menikah tanpa adanya Restu orang tua. Mereka kawin lari. Itulah sebabnya kini kehidupan rumah tangga mereka tidak bahagia. Ada saja masalahnya yang menimpa kehidupan rumah tangga mereka. Mungkin ini bentuk hukuman Allah pada mereka karena kesalahan mereka pada orang tua Rindu, sebab
Setelah bulan demi bulan yang sulit terlalui sejak sang Suami mendekam di penjara, malam itu rasanya seperti mimpi ketika Rindu mendengar suara seseorang mengetuk pintu kontrakannya dan mengucapkan salam.Rindu yakin itu suara suaminya sehingga dia lekas bangkit dari kasur lantai di kamarnya dan setengah berlari menuju pintu."Mas Bani?" Pekik Rindu yang jelas terkejut.Albani tersenyum lebar dengan kelopak mata yang berkaca-kaca. Tanpa berbasa-basi, lelaki itu langsung memeluk Rindu yang balas memeluk suaminya."Mukjizat apa yang membawa kamu ada di sini Mas? Aku nggak mimpikan Mas?" Ucap Rindu di tengah keterkejutannya. Setelah segala daya upaya perjuangan yang dilakukan Rindu untuk membuat suaminya terbebas dari hukuman pidana namun semuanya gagal, bahkan sampai dirinya mempertaruhkan harga diri dengan mendatangi Fahri untuk memohon pertolongan, tapi nyatanya lelaki itu tak bisa menolong. Rindu yang kecewa hanya bisa mengutuk kebodohannya itu d
Siang itu Rindu sedang sibuk memasak semur jengkol seperti permintaan sang suami.Usai mengupas jengkol yang sudah direbusnya hingga empuk, Rindu berniat untuk menggeprek jengkol itu menggunakan Ulekan.Lima menit cukup bagi Rindu menyelesaikan hal itu.Wanita berdaster ungu itu beranjak ke kompor hendak menumis bumbu.Selesai menumis dan menambahkan air ke dalam tumisan bumbu di wajan, Rindu mengaduk isi wajan agar bumbu tercampur merata sebelum memasukkan jengkol yang telah dia geprek tadi. Tak lupa dia menambahkan kecap secukupnya beserta garam dan penyedap rasa. Kini, Rindu hanya perlu menunggu hingga semur itu matang setelah airnya mendidih.Rindu menghentikan sejenak aktifitasnya itu ketika dia merasakan kembali kontraksi pada perutnya.Lekas dia mencari tempat duduk karena sejak tadi dia sudah terlalu lama berdiri.Rasanya belum satu lima detik saat Rindu menempelkan bokongnya di kursi ketika aliran deras air tib
Flashback On...Usai menghadiri acara pernikahan anak dari sahabat lamanya di Jakarta, Nyonya Heni Hendrawan berniat untuk menyambangi kediaman sang putra tercintanya. Wanita paruh baya itu sudah sangat-sangat merindukan Fahri karena hampir tiga bulan lebih dirinya tidak berjumpa dengan anak lelakinya itu.Sejak Adel hamil, Fahri seolah lupa padanya, bahkan hanya sekedar menelepon saja jarang. Itulah sebabnya Nyonya Heni memutuskan untuk menginap sejenak barang sehari dua hari di Jakarta.Kali ini sang suami memang tak tampak mendampingi karena sedang ada urusan di Surabaya. Itulah sebabnya, Nyonya Heni hanya pergi sendirian.Mobil yang dikendarai supir pribadi keluarga Hendrawan tampak terparkir di halaman rumah Fahri yang megah dan mewah.Pak Budiman tampak sigap keluar dari mobil untuk membukakan pintu bagi sang majikan. Tak lupa Pak Budiman pun membawakan barang-barang bawaan milik Nyonya Heni.Nyonya Heni memperhatikan kesel
"Permisi," ucap seorang lelaki berseragam polisi.Lelaki itu datang bersama rekannya sesama petugas kepolisian ke sebuah kontrakan sederhana di daerah pasar baru.Tok! Tok! Tok!"Permisi," ulang si polisi yang semakin mengencangkan suaranya. Dia terus mengetuk pintu kontrakan dihadapannya.Seorang wanita paruh baya keluar dari arah kontrakan di sebelah. Keningnya berkerut mendapati kedatangan petugas-petugas itu."Maaf Pak, cari siapa ya?" Tanya wanita paruh baya bernama Risma itu."Apa benar ini kontrakan yang dihuni oleh Bapak Albani? Ini Kartu Identitasnya," jawab salah satu polisi seraya memperlihatkan sebuah kartu indentitas pada wanita pemilik kontrakan di sebelah."Iya benar. Ini rumahnya Albani. Tapi rumahnya lagi kosong. Albani mungkin di rumah sakit menemani istrinya yang sedang melahirkan," beritahu Bu Risma pada kedua polisi itu.Para polisi itu saling pandang, seolah berat untuk memberitahukan kabar