Hati Kumi seketika patah mendengar berita dari ibunya. Ia berusaha untuk tenang, meski hatinya gundah. “Ibu, tolong bawa Kaluna ke Rumah Sakit Siloam. Kumi ada di sini, Parang kecelakaan dan Shaka terkena serangan jantung.” Suara Kumi tercekat di tenggorokannya. Matanya berkaca-kaca menahan tangis. “Apa mereka baik-baik saja Nduk?” suara ibunya terdengar cemas. “Ibu siap-siap saja, Kumi akan pesankan taksi!” Kumi menutup saluran telponnya. Dua orang yang disayanginya sedang sakit, dan membutuhkan dirinya. Kumi mengkhayal, andaikan saja dia punya kantung Doraemon, dan bisa membelah dirinya jadi dua, mungkin masalahnya lebih ringan. Kemudian dia menelpon Dokter Ridwan, setelah itu dia menelpon Rio, memberitahu keadaan anaknya. “Cepatlah kembali ke rumah sakit. Anakku sakit dan sedang dalam perjalanan ke mari.” “Oke dear! 10 menit lagi gue sampai!” jawab Rio di seberang. 10 menit terasa lama sekali, Kumi berjal
Read more