Home / Pendekar / Pendekar Dari Lembah Hitam / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pendekar Dari Lembah Hitam: Chapter 61 - Chapter 70

200 Chapters

Hasutan Jiwa Raja Iblis

Hutan Hun adalah hutan yang berada di bawah gunung neraka, di kedalaman hutan Hun memiliki sungai beraliran Lava yang tidak pernah ada habisnya.Saat mencari ginseng berusia ratusan tahun di kehidupan sebelumnya Saga menemukan Sar yang terbaring tidak sadarkan diri di sekitaran hutan, Saga memang bukan manusia baik hati, tapi saat melihat anak berusia 7 tahun terbaring dikelilingi hawa panas tanpa banyak berpikir langsung membawanya pergi.Setelah terbangun Sar tidak bisa mengingat apapun, Sar kembali merasa kasihan pada Sar karena tidak mengingat apapun Saga mengangkat Sar menjadi murid satu-satunya.Mengingat kembali kejadian yang sudah sangat lama itu Saga berdecak kesal, andai dirinya tahu Sar akan seperti sekarang lebih baik dibiarkannya saja mati di sana."Haaaaaaaaaa."Saga menghela nafas panjang, sebelum pergi Saga mencoba berkeliling wilayah timur hingga perbatasan, tak seperti biasanya melihat wilayahnya sangat sepi, tidak ada tanda-tanda para anggota sekte iblis yang melaku
Read more

Hutan Hun

Saga bergegas terbang meninggalkan wilayah timur, tempat yang akan ditujunya sangat jauh walau menggunakan pedang masih membutuhkan satu hari satu malam penuh untuk sampai di sana.Sepanjang perjalanannya Saga tidak berhenti memperhatikan bawahnya, setiap kota atau desa yang dilaluinya Saga selalu melihat sesuatu yang tidak biasanya."Apa ini juga karena jiwa Raja iblis, tapi bagaimana bisa sudah menyebar sangat cepat," ucap Saga sedikit kebingungan."Haaaaah, semakin menyedihkan dunia. Membunuh, merampas, adu domba hingga membuat semua lupa diri," sambung Saga sambil menggelengkan kepalanya."Sepertinya jiwa Raja iblis menjalankan sumpahnya, aku ingat sumpahnya jika ada kesempatan akan membawa seluruh manusia dalam kesesatan," sahut Luang."Aku memang bukan orang baik, aku bahkan sudah merasakan sakitnya siksaan lembah hitam Melihat semua itu aku merasa sesuatu di dalam tubuhku bergejolak," ucap Saga."Ternyata seperti itu, aku paham sedikit apa yang direncanakan Dewa. Kenapa dia har
Read more

Mengambil Pedang

Saga terus berpikir dan mencoba sebisa mungkin tetap tenang, Dirinya memang tidak akan mati walau terkena lava, tapi bagaimana dengan tubuhnya nantinya."Tidak, tidak," ucap Saga mencoba kembali berpikir."Begini saja bagaimana jika aku yang mengambilnya, kulitku sangat keras," sahut Luang."Tidak bisa, sekeras apapun kulitmu yang ada di depan kita saat ini adalah lava, yang ada kamu akan menjadi Naga panggang," ucap Saga."Heeeeeh, kamu meremehkan ku," sahut Luang."Aku tidak meremehkan mu tapi kenyataan memang seperti itu, aku tidak akan mengorbankan mu," ucap Saga.Saga kembali berpikir sambil menutup matanya, Perlahan Saga merasakan kekuatan tersembunyi di dalam tubuhnya akan keluar, sebisa mungkin Saga mencoba menarik kekuatan tersembunyi dan mencoba mengendalikannya.Berusaha mengendalikan kekuatan tersembunyi tidak mudah untuk Saga, saat ini yang dilakukan Saga seperti bertarung dengan dirinya sendiri.Setelah cukup lama Saga yang mencoba mengendalikan kekuatan tersembunyi akhi
Read more

Memberitahunya

Setelah keluar dari dalam hutan Hun Saga menaiki pedangnya untuk segera pulang, Sepenjang jalan Saga memutuskan untuk tidak memperhatikan apa yang terjadi di bawahnya, Saga tidak ingin melihat lebih banyak yang terhasut jiwa Raja iblis dan malah terus menerus saling membunuh.Sebelum sampai di perbatasan wilayah timur Saga melihat banyaknya pasukan yang mengarah ke perbatasan, pasukan-pasukan yang dilihat oleh Saga sudah jelas dari kota terdekat yang sebelumnya sempat didatangi para anggota sekte iblis, saat itu juga Saga bisa menebak apa yang terjadi di wilayah timur sekarang."Pedang terbang lebih cepat," teriak Saga memerintahkan pedangnya.Pedang Saga terbang lebih cepat setelah mendengar perintah, hanya dalam hitungan detik Saga segera sampai di perbatasan wilayah timur yang sudah di serang.Saga langsung melompat ke bawah, Saga terkejut melihat yang berdiri di barisan depan semua hanya warga desa biasa."Pemimpin mereka sendiri yang datang kemari, mereka menyerang sebagian tempa
Read more

Kedatangan Tamu

Di dalam kamarnya Saga mulai berpikir ke mana dirinya harus memulai pergerakan, jiwa Raja iblis bisa saja berada dimana pun saat ini dan tidak mudah menemukannya.Saga memgangi kepalanya sambil menatap bulan yang bersinar sangat terang, tiba-tiba saja Saga teringat dosa-dosanya di kehidupan sebelumnya. Saat ini Saga merasa masih seperti menanggung dosa itu semua bahkan bertambah lebih banyak, semua karena kesalahan di masa lalunya mengangkat Sar sebagai murid yang sekarang malah membangkitkan Raja iblis."Haaaaaaah."Saga menghela nafas panjang tak terhitung sudah berapa kali dalam hitungan menit."Setelah kamu berhasil membunuh jiwa Raja iblis apa yang akan kamu lakukan?" tanya Luang."Aku tidak memikirkannya sampai ke sana, menangkap jiwa Raja iblis tidak semudah membalik telapak tangan," ucap Saga."Tapi apa salahnya memikirkan masa depan," sahut Luang."Yang dipikirkan untuk masa depan belum tentu bisa tercapai," ucap Safa lagi, matanya masih menatap ke arah bulan sambil menikmat
Read more

Batu Merah Darah

Saga menatap Meziza yang masih belum berbicara sedangkan semua sudah pulang, Saga merasa penasaran apa tujuan Meziza sebenarnya datang ke tempatnya."Haaaaaaaaah."Saga melihat Meziza menghela nafas panjang, dari raut wajah Meziza Saga yakin Meziza sulit untuk membicarakan tujuannya."Jangan membuang waktu, cepat katakan tujuanmu," ucap Saga."Sebenarnya saat kamu tidak sadarkan diri setelah menguasai elemen angin aku menanamkan sesuatu di kepala mu," sahut Meziza."Lancang," teriak Saga kesal penuh amarah.Saga paling tidak suka seseorang menyentuh kepalanya apalagi sampai menanamkan sesuatu, tidak peduli sesuatu itu seperti apa Saga sangat tidak menyukainya."Aku sudah menduga kamu pasti akan marah, jadi bagaimana apa aku harus melanjutkan ceritaku," ucap Meziza.Saga yang sangat marah mencoba tetap tenang, Saga ingin tahu apa yang ditanamkan Meziza di kepalanya."Katakan apa yang kamu tanam di kepalaku, jika itu berbahaya aku akan langsung membunuhmu," sahut Saga."Tenang saja itu
Read more

Membantu Berdamai

Pangeran Dang membuat semua prajurit menundukkan kepala. Saat ini mereka berada di wilayah peperangan yang bisa diserang kapan saja, pemimpin prajurit yang dibawanya hanya beberapa satu saja mati jelas akan merugikannya."Aku akan melihat apa yang dilakukan mata-mata itu padanya," ucap Dang sambil berjalan ke arah tenda khusus.Saat memasuki tenda Dang melihat seluruh tubuh bawahannya yang membiru, Dang beralih menatap Saga yang duduk dengan santai menikmati pemandangan yang tidak mengenakkan di matanya."Apa yang kamu lakukan pada Roan?" tanya Dang, pedangnya di arahkannya ke leher Saga."Aku hanya melakukan apa yang aku mau sama sepertinya, dia menuduhku sebagai mata-mata bahkan meminta ku berlutut," sahut Saga."Pangeran, tolong aku," gumam Roab, rasa sakit di tubuhnya sudah tidak bisa ditahannya lagi."Aku bisa kembali menyembuhkannya," ucap Saga membuat Dang terkejut."Kalau begitu tunggu apalagi cepat sembuhkan dia," sahut Dang."Heeeeeh, aku bukan bawahanmu yang bisa kamu suru
Read more

Memulai Pengejaran

Mengikuti jejak yang ditinggalkan terakhir kali pada Raja Gang Saga melewati beberapa desa, pertengkaran-pertengkaran para warga yang dihasilkan dari hasutan jiwa Raja iblis semakin banyak, tidak sedikit pertengkaran berasal dari permasalahan yang sangat kecil.Saga terus berjalan tidak menghiraukan pertengkaran yang dilihatnya, jalan satu-satunya menghentikan peperangan berkepanjangan hanya dengan menangkap jiwa Raja iblis walau sampai saat ini Saga belum menemukannya.Sudah satu bulan Saga berjalan mengikuti jejak-jejak jiwa Raja iblis, semakin lama Saga merasakan jejak jiwa Raja iblis yang semakin pekat. Saga menghentikan langkahnya di depan sebuah rumah besar yang ada di tengah kota, batu merah delima Saga merasakan jiwa Raja iblis saat ini berada di dalam sana."Apa kamu akan langsung masuk ke dalam?" tanya Luang."Tentu saja, tidak mungkin aku bilang pada pemilik rumah ini aku minta izin untuk menangkap jiwa Raja iblis," sahut Saga."Apa kamu akan membunuhnya langsung atau hany
Read more

Pemusnahan

Saga menggunakan pedangnya kembali pulang dengan cepat, Saga bergegas menuju penjara ingin melihat bagaimana keadaan Sar setelah lama tidak bertemu, Saga yakin Sar yang saat ditinggalnya terluka parah tidak mungkin bisa melarikan diri.Mendengar suara langkah kaki Sar sudah bisa menduga siapa yang datang, Sar menatap ke arah pintu memperhatikan Saga yang membuka pintu penjara dan masuk ke dalamnya."Kamu sepertinya sangat bahagia," ucap Sar."Tentu saja, menurutmu kenapa aku merasa sangat bahagia," sahut Saga sambil tersenyum."Tidak mungkin kamu berhasil menangkap kembali Jiwa Raja iblis," ucap Sar."Selamat, tebakanmu benar," sahut Saga sambil tersenyum."Bagaimana? Apa kamu masih tidak percaya kalau kamu masih keturunan langsung para iblis," sambung Saga "Setelah berpikir menjadi keturunan para iblis juga tidak buruk, sepertinya saat aku ingin membangkitkan Raja iblis itu naluri alamiku," ucap Saga.Saga sengaja memancing Sar mengakui bahwa dia adalah keturunan Raja iblis, jiwa Ra
Read more

Ternyata Dia

Saga menaiki Ajer pergi ke desa-desa terpencil yang berada di selatan, dua peti keping emas sudah Saga simpan ke dalam kantong serba guna miliknya.Saga berpikir kepingan emas itu tidak akan berguna untuknya karena sudah memiliki lebih banyak, lebih baik jika kepingan itu diberikannya ke orang desa-desa yang serba kekurangan.Memasuki desa Duh Saga disambut para warga yang terlihat sangat lusuh, Desa Duh kaya akan buah dan sayur, harga jual buah dan sayur yang sangat rendah membuat para penduduk hanya terpenuhi kebutuhan sehari-hari mereka tanpa bisa membeli apa pun selain makanan.Saga yang menaiki Ajer turun di tanah lapang desa, Saga mengeluarkan kepingan emas dari dalam kantong penyimpannya dan menaruhnya di depannya."Apa kamu melihat, di tanah lapang seseorang yang menaiki macan menaruh kepingan emas di depannya," ucap salah satu warga."Memangnya kenapa, dia hanya menaruh di depannya belum tentu mau membaginya pada kita," sahut warga lainnya.Para warga yang penasaran mendekat
Read more
PREV
1
...
56789
...
20
DMCA.com Protection Status