All Chapters of Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan): Chapter 71 - Chapter 80

108 Chapters

part 71. Tuhan, aku ingin dia.

"Ayo, kita pulang!" ajak Bara yang sukses membuat Renata terlonjak kaget hingga ponsel digenggamnya hampir saja terlepas."Kamu, iiikh!" ucap Renata sambil reflek mencubit tangan Bara."Aaaww ….""Lagi?" tanya Renata dengan tatapan garang, ia sangat kesal dengan kedatangan Bara yang tiba-tiba dan mengagetkannya, padahal ia sedang menonton Drakor Kolosal Korea kesukaannya. "Lah, kupikir kamu gak ngelamun, karena kamu sedang nonton, tapi ternyata kamu lagi baper," ucap Bara sambil meringis, mengusap-ngusap tangannya yang dicubit Renata dan terlihat memerah saat bara menyingsingkan lengan bajunya. Dahsyat sekali cubitan Ibu satu anak itu, padahal tangan Bara terhalang dua lapis kain, kemeja dan juga jas yang cukup tebal."Sorry!" ucap Renata yang melihat lengan Bara memerah, dengan puppy eyes dan tak enak hati, ternyata cubitannya kencang sekali."Nih, tiupin!" titah Bara sambil menyodorkan tangannya pada Renata. Dengan sigap ia meraih tangan Bara lalu meniup-niu
last updateLast Updated : 2022-04-11
Read more

part 72. Kata Riska.

Nasihat dari Riska. [Gimana? Jadi kita keluar?] pesan dari Wulan pada Rindi. [Jadi, satu jam lagi kita ketemu disana] lalu Rindi mematikan ponselnya. Rindi mengenakan celana jeans warna putih ⅞ dipadu dengan kemeja satin merk di*r warna coklat, kulitnya yang putih dengan rambut sedikit pirang menambah makin menawan penampilan gadis itu. Kalung kecil dengan liontin berhuruf B begitu cantik menghias lehernya. Jika dibandingkan dengan Renata, kecantikan mereka memang 10-11, hanya saja penampilan Rindi begitu glamour sesuai dengan statusnya yang anak seorang pengusaha. Ia cenderung menyukai warna lipstik yang menantang, Sedangkan Renata, selalu tampil apa adanya dengan polesan make up yang natural dan lebih sederhana meski pakaiannya juga tak kalah bermerk dari Rindi. Suara denting high heelsnya bergema di rumah mewahnya, rumah itu sangat besar tapi hanya ada tiga orang penghuni, membuat suasana rumah itu sangat sepi. Padahal ada beberapa pembantu yang bekerja disitu
last updateLast Updated : 2022-04-11
Read more

73. Sama-sama egois.

Setelah selesai meeting dengan kliennya, Ferry mencoba jalan-jalan sejenak di mall, sudah lama ia terus berkutat dengan pekerjaannya tanpa memperdulikan dirinya sendiri, bisnis yang kini dibangun bersama kedua temannya sungguh menguras tenaga dan pikiran hingga tak ada waktu hanya sekedar me time atau kumpul-kumpul dengan rekan sekolahnya. Ia berjalan menyusuri lorong mall, sambil pandangannya kesana kemari, melihat hilir mudik orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan shopping. Ferry tersenyum sendiri, melihat sepasang suami istri yang berebut membawa paper bag, sedangkan si wanitanya tengah hamil, terlihat dari perutnya yang sedikit membuncit. Ia tersenyum sendiri melihat adegan itu. Dan sempat berpikir "Gue, nanti gitu juga akh!" Padahal ia tak punya pacar atau gebetan, pemikiran untuk menikah baginya, masih jauh karena fokus pada usaha yang kini digelutinya. Pandangannya menyapu satu persatu orang dan deretan toko yang dilewatinya. S
last updateLast Updated : 2022-04-11
Read more

74. Permintaan Doni.

Hari ini aku berangkat ke butik lebih pagi, karena semalam ada barang yang datang di import langsung dari Bangkok. Jadi sebelum para karyawan memajangnya aku harus memeriksa terlebih dahulu. Jadi mengharuskanku berangkat ke butik lebih awal dari biasanya.  Ku kenakan celana ⅞ warna jeans belel, dipadu dengan kemeja pendek warna hijau lime, kontras lengan putih juga wajahku. Setelah melahirkan, aku sempat naik 5 kg untung saja aku langsung diet dan tubuhku kembali langsing membuat tampil percaya diri dan tak kalah dengan anak kuliahan.  Ba … ba … ba ….  Ku dengar ocehan baby Annisa di box bayinya, anak yang berusia hampir 5 bulan itu sedang mencoba berguling kekanan dan kekiri, bobot tubuhnya yang sedikit montok membuat anak perempuanku itu sedikit agak susah membalikan badannya sendiri.  Aku yang sedang merias wajahku di depan cermin, seketika bangkit meningga
last updateLast Updated : 2022-04-11
Read more

75. Tidak peduli lagi.

 "Iya, karena Allah telah memberimu musibah, dan dia mati sebelum berhasil kau tiduri!" balas Renata tak kalah garang. Bahkan Doni sampai berulang kali harus mengerjapkan matanya, ia tak menyangka Renata bisa segalak sekarang ini. "Dimana pikiranmu, Mas, saat aku tengah hamil besar, saat aku butuh segala perhatianmu! Tapi kamu malah main gila sama istri ustad itu! apa istimewanya dia? Hanya karena dia berhijab jadi kamu merasa tertantang? Kalau kamu memang menyukai wanita berhijab, kenapa kamu tidak berusaha membimbing aku!" ucapnya sampai terengah-engah karena emosi yang selama ini ditahannya, ia luapkan hari ini.  "Selama ini kamu kira aku tidak tahu, perselingkuhanmu? Kamu kira aku diam karena apa? Aku malas ribut, Mas, jadi aku ingin lihat, siapa tahu kamu tiba-tiba sadar dengan kesalahanmu." "Tapi, saat sidang tengah berjalan pun, disatu sisi kamu bersimpuh untuk aku mengurungkan niatku menggugat c
last updateLast Updated : 2022-04-11
Read more

Part 76. Tetap pada pendiriannya masing-masing 1.

Tiba-tiba sebuah mobil merah memasuki halaman ruko dan turunlah Bianca dengan wajah yang sumringah, melihat karyawan sahabatnya berkumpul ia berkumpul keningnya dan mendekat ke arah Dian. "Ada apa?"  "Pak Doni pingsan, Mbak!" ucap Dian. "Lalu?"  "Ini mau diantar sama Mang Ujang, tapi gak tau rumahnya, jadi jelaskan jalan yang harus ditempuhnya," tutur Dian panjang lebar. 
last updateLast Updated : 2022-04-12
Read more

Par 77. Tetap pada pendiriannya masing-masing 2.

"Apaan sih, lo!" kilah Renata menepis pernyataan Bianca yang kini sedang menatapnya tajam. "Ngaku aja, Ren? Biar si Doni gak ganggu elu lagi." "Mana mau dia sama janda!" ucapnya. "Mau lah," sahut Bara yang masuk dengan leluasa ternyata dari tadi pintu ruang kerjanya tidak ditutup dan obrolan mereka didengar olehnya. Ia meletakan sebuah paper bag besar diatas meja depan Bianca. Kedua wanita yang sedang asyik berbicara itu seketika melongo melihat sosok tampan tengah berdiri dengan memasukan sebelah tangannya kedalam saku celana, tubuhnya yang atletis dan juga sixpack membuat tampak kokoh sekali dirinya.  "Ye, malah pada bengong!" ketus Bara sambil menjatuhkan bobotnya di samping Bianca, dan keduanya mengerjap mencoba mencerna ucapan dan kedatangan Bara yang mendengar semua ucapanya keduanya. "Bawa apa itu?" tanya Bianca mengalihkan kekakuan yang terjadi.
last updateLast Updated : 2022-04-12
Read more

Part 78. POV Rindi dan POV Bara 1.

Pov Rindi. Aku memperbesar setiap gambar yang dikirim Baron. Preman suruhanku itu memang sangat bisa ku andalkan. Bukan hanya data Renata yang kudapatkan, mantan suami juga sahabat karibnya pun ia kirimkan. Renata, wanita yang sangat dicintai Bara hingga mampu menutup kesempatan untukku mendekatinya. Hanya wanita yatim piatu yang ditinggal selingkuh oleh suaminya. Tapi bagi Bara Renata seakan wanita suci yang sangat agung, hingga dunianya hanya berputar di wanita itu saja. Seandainya saja Bara bisa menerima aku sebagai pengganti Renata, sudah kupastikan kehidupannya hanya tinggal bernafas saja. Semua akan ku sediakan. Sikap humoris dan suka menolong yang membuat aku jatuh cinta padanya. Bara tak akan sungkan menolong siapapun meski dirinya yang akan banyak mengalami kerugian. Itu yang membuat aku kagum, selalu mendahulukan menolong orang daripada memenuhi keinginan pribadinya, selayaknya pemuda lainnya. Aku yang jauh dari keluarga seolah menemukan tempat berl
last updateLast Updated : 2022-04-12
Read more

Part 79. POV Rindi dan POV Bara 2.

Aku terlebih dahulu mengenal Bianca baru Renata, sungguh jomplang sikap keduanya, yang satu asal bunyi kalau ngomong, yang satu pendiam tanpa batas apalagi kalau lagi marah. "Bar, lu masih cinta sama Renata?" tanya Bianca sambil menenggak minumannya yang sukses membuat aku tersedak. "Akh elah, ditanya begitu doang, lu kagetnya setengah mati!" sungutnya. "Bu—bukan begitu," kilahku tergagap mendapat pertanyaan seperti itu dihadapan Renata, tapi bukankah ini peluang emas, untuk aku bisa mengutarakan rasa yang ada, dan ku jadikan Bianca saksinya? Akh sungguh keadaan sangat bersahabat sekali. "Bukan cuma cinta, tapi aku ingin memilikinya!" tegasku sambil memandang Renata yang tiba-tiba terbatuk-batuk. Kusodorkan sebotol air mineral yang ada di hadapanku, lalu Renata meminumnya hingga batuknya sedikit mereda. "Tersedak aja barengan, jodoh ini mah," ujar Bianca sambil menatapku dan Renata secara bergantian. "Aamiin," sahutku. "Apaan sih!" gerutu Renata denga
last updateLast Updated : 2022-04-12
Read more

Part 80. Kecelakaan 1.

Kecelakaan. Renata tersenyum sumringah melihat penghasilan beberapa hari ini terus meningkat, apalagi yang dijual di e-commerce. Cepat sekali barang yang dipajangnya habis. Hari ini ia berniat ke bank untuk setor uang, agar memudahkannya untuk transaksi dengan pihak pengirim barang. Ia bergegas mengantongi uang sebesar hampir 300 juta dengan kantong plastik hitam dan langsung meminjam kunci motor milik Dian. Ia berniat ke Bank seperti banyak orang umumnya, memakai sandal swallow dan membawa kantong plastik hitam. Namun penampilannya tak bisa menyembunyikan kecantikannya, meski hanya memakai celana jeans belel juga kaos oblong putih, tapi dengan wajah yang glowing, sudah pasti sekali lirik orang akan tahu wanita seperti apa Renata itu. "Itu, Bu Rena, seriusan pake motor tanpa jaket?" tanya Adit yang baru kali ini melihat sang bos tidak tampil wah. "Kalau mau setor duit begitu, biar gak mencolok, lagia
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status