Aku terlebih dahulu mengenal Bianca baru Renata, sungguh jomplang sikap keduanya, yang satu asal bunyi kalau ngomong, yang satu pendiam tanpa batas apalagi kalau lagi marah. "Bar, lu masih cinta sama Renata?" tanya Bianca sambil menenggak minumannya yang sukses membuat aku tersedak. "Akh elah, ditanya begitu doang, lu kagetnya setengah mati!" sungutnya. "Bu—bukan begitu," kilahku tergagap mendapat pertanyaan seperti itu dihadapan Renata, tapi bukankah ini peluang emas, untuk aku bisa mengutarakan rasa yang ada, dan ku jadikan Bianca saksinya? Akh sungguh keadaan sangat bersahabat sekali. "Bukan cuma cinta, tapi aku ingin memilikinya!" tegasku sambil memandang Renata yang tiba-tiba terbatuk-batuk. Kusodorkan sebotol air mineral yang ada di hadapanku, lalu Renata meminumnya hingga batuknya sedikit mereda. "Tersedak aja barengan, jodoh ini mah," ujar Bianca sambil menatapku dan Renata secara bergantian. "Aamiin," sahutku. "Apaan sih!" gerutu Renata denga
Last Updated : 2022-04-12 Read more