All Chapters of Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan): Chapter 61 - Chapter 70

108 Chapters

Part 61. Penyesalan Doni, langkah awal Bara.

  Penyesalan Doni langkah awal bagi Bara.     "Ayo! Pulang,"ajak Bu Tuti dengan lirih. Sedewasa apapun Doni dimata dunia, baginya, Doni hanyalah anak yang masih perlu dibimbing dan diingatkan. Masih butuh petuah darinya yang melahirkannya.   "Sudahlah, nanti kita pikirkan bagaimana selanjutnya, sekarang kita pulang!" ajaknya lagi. Ketika matanya tak menemukan reaksi apapun pada Doni.    Doni masih menatap kosong ke sembarang tempat. Dengan airmata yang terus terjun bebas tanpa hambatan.   "Aku mau pulang ke istriku, Bu!" lirihnya.   "Iya, nanti kita kesana! Tapi sekarang, ayo! Kita pulang dulu, Bapak dan Dina menunggu kita," sahut ibunya sambil mengelus-elus pundak anak laki-laki satu-satunya.   Hatinya perih tiada terkira, melihat anak sulungnya seperti itu. Namun kesalahannya memang tidak termaafkan. Jangankan Renata menantuny
last updateLast Updated : 2022-04-07
Read more

Part 62. Rencana yang gagal.

Rencana yang gagal.     "Mau gak, kamu balikan sama aku?" tanya Bara dengan tatapan penuh harapan kata iya, dari perempuan cantik di hadapannya.   Renata seketika memelototkan matanya, pada Bara yang menatapnya seakan mengintimidasinya.    "Aku serius!" terangnya, sorot matanya terasa menghujam jantung wanita itu.    "Em-emh, apaan sih!" jawab Renata ketus sambil menyelipkan rambutnya di kuping kanannya.   Rasanya panas dingin, dan gemetar tubuhnya, saat mendengar apa yang diucapkan oleh laki-laki di depannya. Apalagi saat mata mereka beradu tepat pada manik hitamnya.    "Ren, Mas Bian telepon, Ayah jatuh di kamar mandi," ucap Bianca yang tiba-tiba muncul dengan mencangklong tas kecilnya.    "APA?!"    Jantung Renata terasa mencelos dari tempatnya, saat mendengar kabar Pak Harun,
last updateLast Updated : 2022-04-08
Read more

Part 63. Harapan yang kian membesar.

  Bara mendesah kecewa, saat situasinya malah seakan melawan keinginannya, untuk bisa bercerita lebih banyak lagi dengan wanita pujaannya, sebagai langkah awal baginya mengakrabkan diri kembali. Namun dengan respon welcome dari Renata sebenarnya sudah cukup membuatnya bahagia, ditambah dengan statusnya saat ini. Allah seakan-akan memberinya nasib baik terus-terusan kepadanya.   Renata menggeliat dalam tidurnya, membuat Bara meliriknya dengan ujung matanya. "Ya … Tuhan, sungguh sempurna, wanita di sebelahku ini!" gumamnya dengan pelan.   "Aku janji, Ren, aku akan membahagiakanmu, jika kesempatan ini memang untukku!" tegasnya dalam hati dengan seulas senyum tenang yang menggambarkan kebahagiaan.   Sepanjang perjalanan Renata tertidur pulas, dan Bara menyetir dengan penuh harapan dan khayalan yang indah bersama wanita di sebelahnya, yang tengah bermimpi indah pula. Karena dalam tidurnya ada senyum yang membingk
last updateLast Updated : 2022-04-08
Read more

Part 64. Ela kebingungan.

Kebingungan Ela.   "Mama pergi dulu ya, Nak," pamitnya pada baby Annisa. Pemandangan yang indah bagi Bara melihat interaksi antara anak dan Ibu itu.   Renata menyerahkan anaknya pada Eka, dan berjalan keluar, tapi dia berhenti saat Bara berbalik dan melambaikan tangan pada anaknya. "Papa pergi ya, Nak, bye-bye," teriaknya sambil memberi kiss bye ke arah bayi itu dan disambut dengan senyuman Eka.    "Ish kamu!" tegur Renata menepuk tangan Bara dengan keras, sambil mendelikkan matanya, ia merasa malu oleh Eka dengan kekonyolan Bara.   "Tapi kamu suka-kan?" tanya Bara yang tersenyum dan menaik turunkan alisnya.   "Ish!" ketus Renata lalu dia meninggalkan Bara yang sedang menggodanya dengan memasang wajah kesal.    Bara mengejarnya lalu dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Renata. Dan wanita itu masih saja cemberut.   
last updateLast Updated : 2022-04-08
Read more

Part 65. Tamu di kantor Bara.

Tamu di kantor Bara.     "Errrgh!" kesalnya sambil mengepalkan tangannya penuh emosi. Adik iparnya ini memang kalau sudah ada kemauan tak pernah bisa dihentikan atau ditolak. Kini Ela tak punya pilihan lain selain memberikan apa yang dipinta oleh Bianca.   Dia meraih kotak perhiasan miliknya dari meja riasnya, yang langsung disambar oleh Bianca.   "HEI, APA-APAAN INI?!" teriak Ela yang kaget dengan kelancangan Bianca.   Bianca langsung membuka kotak perhiasannya dan mata langsung menangkap cincin motif bunga bermata hitam.   Ela sudah tak mampu berkata-kata lagi saat ia melihat tangan Adik iparnya memegang cincin bermata hitam itu.   Bianca menelisik cincin itu dan di lingkaran bagian dalamnya tertera nama Renata dengan jelasnya. Seketika tatapan nya nyalang ke arah Kakak iparnya. Ada amarah yang sengaja di tahan oleh Bianca, walau bagaimanapun,
last updateLast Updated : 2022-04-08
Read more

Part 66. Mengancam.

Bara memarkir mobilnya dengan cepat, setelah tadi di jalanan terjebak padat merayap, lumayan membuatnya kesal. Dia kira berangkat sepagi ini akan selamat dari jalanan yang penuh, tapi ibarat setor nyawa. "Huft!" desahnya.   Ia melihat sebuah mobil mewah terparkir indah di depan kantornya, "siapa dia? Klien baru-kah?" Ia melangkahkan kakinya menuju pintu.   "Assalamualaikum," ucapnya sambil mendorong pintu kaca.   "Waalaikum salam," ucap Santi dan Rindi berbarengan.   "Tunggu, itu Rindi-kah?" gumamnya dalam hati.   "Hai," sapanya.   "Rindi?" panggilnya dengan kaget, melihat gadis cantik itu berada di kantornya sepagi ini.   "Apa kabar?" tanyanya sambil menyodorkan tangannya pada Bara.   "Alhamdulillah, baik. Kamu kapan pulang?" tanya Bara berbasa-basi.   "Seminggu lalu," ucapnya dengan tersenyum ma
last updateLast Updated : 2022-04-09
Read more

Part 67. Tidak sadar diri.

Tidak sadar diri.   Rindi keluar sambil membanting pintu ruang kerja Bara. Tanpa menoleh ke arah Santi sedikitpun yang terkejut dengan suara bantingan pintu.   Ia menstarter mobilnya lalu mundur untuk berbelok dengan suara decit ban yang membuat kaget orang sekitarnya. Mobil merah mewah itu melesat membelah jalanan dengan kecepatan yang tinggi. Amarahnya memuncak setelah mendengar penuturan Bara tadi.    Penolakan Bara kali ini membuat harga dirinya hancur tak tersisa, air matanya terjun bebas tanpa dikomando. Tak pernah terpikirkan oleh Rindi akan mendapat penolakan seperti ini.    "Akan kubalas penghinaan ini, Mas! Aku yang mencintaimu sepenuh jiwa raga, tapi kau balas penolakan ini dengan sangat hina!" ucapnya, berbicara sendiri sambil tetap menyetir. Sambil sesekali dia usap kasar air matanya yang tak jua berhenti.    "Kamu akan membayar mahal untuk ini, Mas,"
last updateLast Updated : 2022-04-09
Read more

Part 68. Pupusnya harapan Doni.

Pupusnya harapan Doni.     "Ren," panggilnya, saat ia melihat wanitanya sedang fokus dengan laptop pribadinya. Renata yang sedang fokus pada pekerjaan tak bergeming dengan panggilan Doni. Laki-laki itu melangkah mendekati dimana Renata duduk.    "Rena," panggilnya, sambil mengelus pundak wanita itu dengan lembut.   "ASTAGHFIRULLAH!?" teriak Renata dia memundurkan kursinya seketika, wajahnya pucat pasi karena kaget. Doni yang melihat keterkejutan Renata sungguh ia pun ikut terkejut dengan respon wanita itu.    "Rena, ini aku Doni!" tegasnya sambil meraba dadanya.    Renata memegang dadanya yang masih berdebar karena kaget, dia memelototkan matanya wajahnya bengis memandang ke arah Doni.    "KAMU APA-APAAN SIH, MAS!?"    "Kaya setan aja, muncul tiba-tiba!" ucapnya dengan penuh emosi.  
last updateLast Updated : 2022-04-09
Read more

Part 69. Perasaan itu masih ada.

"Huh!" Bara meniup wajah Renata yang sudah tak karuan mimiknya. Lalu ia kembali duduk seperti semula, membuat Renata bernafas lega juga malu oleh perasaannya sendiri. Ia melirik ke arah lelaki yang kini telah kembali fokus pada jalanan.   Suasana jadi sedikit canggung yang dirasakan oleh Renata, sikap Bara memang tak pernah berubah, terkadang menyenangkan, terkadang nyebelin.    "Aku ada jadwal sidang 20 menit lagi, kamu ikut sebentar ke pengadilan, ya!" ucap Bara dengan melirik Renata oleh ujung matanya. Namun di pendengaran Renata itu seakan perintah. Lagian ia kini keluar tak membawa apa-apa, jangankan uang, ponsel pun ia tinggalkan.   Tadi Renata keluar hanya untuk menghindari Doni namun kejadian tak terduga terjadi. Membuatnya tanpa ragu mengiyakan ajakan Bara.    Padahal kalau ditelaah, ia sama-sama diperlakukan tak adil oleh Doni ataupun Bara dulu. Hanya versi mengecewakan nya saja y
last updateLast Updated : 2022-04-09
Read more

part 70. Fitnah

Wajahnya terasa panas, matahari begitu menyengat seolah ingin membakarnya. Ia membuang nafasnya dengan kasar dan memelankan laju motornya saat melihat kendaraan di depannya mulai berhenti karena lampu telah berubah merah. Diliriknya, kanan-kiri begitu banyak orang mengendarai motor sepertinya, mereka pun sama kepanasan membuat seulas senyum di wajahnya, ia menertawakan dirinya sendiri. Perekonomian dan kehidupannya sudah nyaman dan aman tak pernah kurang atau tak ada. Tapi keisengnya membuat dirinya kembali ke masa dia berjuang dulu. Masih untung Renata tidak jahat, buku tabungan, barang-barang mahal dan segala surat-surat penting miliknya waktu itu dimasukan bersama pakaiannya ke dalam koper. Hati Doni kembali sakit mengingat wanita yang dulu sangat ia perjuangkan kini lepas bebas tak bisa lagi diraih. Motornya melaju dengan pelan, ada yang saling salip dan saling mendahului disertai nyaringnya suara klakson yang memekakan telinga. Doni mengarahkan laju motornya ke
last updateLast Updated : 2022-04-11
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status