Semua Bab KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN: Bab 81 - Bab 90

163 Bab

Bab 81

Semua orang yang sedang berada di taman tersebut langsung tunggang langgang menyelamatkan diri dari derasnya hujan, termasuk orang yang mirip dengan Ratna danbjiga Mas Bagas. Aku pun segera berlari dari taman itu untuk menyelamatkan diri dari derasnya guyuran hujan. Niatku ingin mengikuti orang yang mirip dengan Ratna dan juga Mas Bagas, tetapi aku malah kehilangan jejak. Karena pada saat turun hujan, semua orang berhamburan. Orang yang mirip Ratna dan Mas Batas pun pergi entah kemana, mereka berbaur dengan banyaknya orang yang ada si taman. Mau tidak mau, aku pun akhirnya segara kembali ke tempat parkir, serta akan menuju mobil Papa. Namun pada saat aku sedang menuruni tangga taman, ternyata Pak Sarip juga sedang mencariku dan beliau membawa dua payung, yang satunya diberikan kepadaku. "Non, ini payungnya di pakai dulu!" perintah Pak Sarip."Iya, Pak, terima kasih," ucapku.Aku mengucapkan terima kasih, sambil menerima payung yang diberikan Pak Sarip tadi."Bagaimana, Non? Apa su
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-30
Baca selengkapnya

Bab 82

"Kami, nungguin kamu dong sayang." jawab Tante Marina."Iya, Nisa, ayo kamu duduk! Kita mulai makan," ajak Papa."Iya, Sayang, ayo kita makan bareng," timpal Tante Marina.Aku pun segera duduk di kursi, bersama dengan Papa dan Tante Marina. Setelah itu kami pun makan malam bersama."Kamu, mau makan sama apa, sayang? Biar Tante yang ambilkan," tanya Tante Marina."Nggak usah, Tante, biar Anisa yang ambil sendiri makanannya," tolakku.Aku menolak diambilkan makanan oleh tanteku, sebab aku merasa sudah tidak pantas diladeni olehku."Ya sudah kalau begitu," sahut Tante."Tan, Rika sama Riko nggak diajak?" tanyaku.Aku bertanya, tentang Rika dan Riko anak Tante Marina, yaitu adik sepupuku. Aku bertanya kepada Tante Marina, kenapa Rika dan Riko tidak diajak."Mereka tidak ikut, Sayang. Mereka lagi sibuk sekolah, kamu kan tahu Rika kelas tiga SMA, sedangkan Riko kelas tiga SMP. Mereka berdua, sedang sibuk belajar untuk kelulusan. Om kamu juga lagi keluar kota," terangnya."Oh ... begitu ya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-31
Baca selengkapnya

Bab 83

Aku menunggu, balasan dari mereka berdua, tetapi tidak kunjung di balas. Jangankan di balas, di lihat pun tidak karena ceklis duanya masih tetap berwarna abu, tidak berubah menjadi warna biru. Aku sampai kesel sendiri dibuatnya, sebab mereka berdua tidak kunjung membalas chat dariku."Pah, Tante, aku mau ke kamar duluan ya. Aku rasanya sedang tidak enak badan, mungkin karena tadi kehujanan." Aku pamitan kepada Papa dan Tante Marina, serta beralasan supaya aku bisa segera masuk ke kamar."Oh iya, Nis, silakan," ucap Tante Marina."Jangan lupa minum obat, Nisa, supaya tidak berlanjut sakitnya." Papa melirik, serta mengingatkanku, supaya aku minum obat."Iya, Nisa, kamu yang sehat ya, Nak. Soalnya Tante tidak bisa berlama-lama juga tinggak di sini," timpal Tante Marina"Iya, Pah, Tante. Nanti aku akan minum obat kok, ya sudah permisi ya. Assalamualaikum," ucapku, sambil ngeloyor pergi menuju kamar. Sebenarnya aku bukan sedang tidak enak badan, tetapi karena aku sedang dilanda emosi. M
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-03
Baca selengkapnya

Bab 84

Bab 84Aku pun mengatur napasku, dengan menarik napas lalu mengeluarkannya. Setelah itu aku mengambil handphone, kemudian melihat siapa yang mengirim pesan chat kepadaku.[Nis, maaf ya aku baru bisa bales chat kamu. Soalnya aku baru daja datang, dari acara reuni bareng teman-teman,] balasan dari Ratna.[Oh, iya Rat, enggak apa kok. Aku cuma mau nanya sama kamu, barangkali kamu tahu Mas Bagas pergi kemana,setelah mengantar kamu pulang? Soalnya dari tadi aku kirim chat sama dia, nggak ada balasan sama sekali.] Aku kembali mengirimkan chat kepada Ratna.[Aku nggak tahu, Nis. Soalnya, sesudah mengantar aku, Mas Bagas langsung pergi lagi. Aku kira, dia itu langsung balik lagi ke rumah sakit. Tapi ternyata nggak ya, Nisa,] Ratna kembali membalas.Aku mengernyitkan dahi merasa heran, saatRatna memberitahuku, kalau dia juga tidak mengetahui kemana Mas Bagas pergi, setelah mengantarnya.[Mas Bagas nggak ke rumah sakit lagi, Rat. Aku mau pulang juga, sampai minta di jemput sama Pak Sarip.] Ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-25
Baca selengkapnya

Bab 85

Bab 85Pada saat aku, sedang memikirkan cara untuk membuktikan kebohongan Ratna dan juga Mas Bagas. Gawaiku berbunyi lagi, rupanya kali ini Mas Bagas yang menelponku. Aku pun segera mengangkatnya, walaupun agak malas."Hallo, assalamualaikum, Mas," sapaku."Waalaikumsalam, Nisa. Nis, maafin Mas ya, sebab Mas baru bisa menghubungi kamu," ujarnya."Iya, Mas, nggak apa-apa. Memangnya kamu kenapa, kok baru bisa menghubungi aku sekarang?" tanyaku balik. Aku bertanya pura-pura tidak tahu, apa yang dilakukannya di belakangku. Karena aku ingin mendapat bukti yang lebih akurat, tentang hubungan Mas Bagas dengan Ratna."Jadi begini, Nusa. Tadi sore, sewaktu Mas sudah nganterin Ratna, Mas pulang dulu ke rumah. Mas, berniat istirahat sebentar disana. Karena Mas merasa cape semalaman di rumah sakit nungguin Bapak," ucap Mas Bagas. "Oh, begitu, ya Mas. Terus setelah kamu istirahat kenapa kamu tidak balik lagi ke rumah sakit? Aku telepon, aku chat, tetapi Mas sama sekali tidak menjawabnya, atau
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-02
Baca selengkapnya

Bab 86

"Oh jadi seperti itu ya," sahut Mas Andre."Iya, Mas, seperti itu," sahutku.Saat aku dan Mas Andre sedang asyik ngobrol bersama, ada suara benda jatuh. Seperti suara kaca pecah dan sumber suaranya terdengar dari arah belakang. Kami berdua pun langsung menoleh untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."Mbak Maya, kamu lagi ngapain di situ?" tanya kami serempak."Mbak, kenapa? Apa yang pecah, ok sampai kencang begitu suaranya?" tanya Mas Andre lagi, ia bertnya tentang apa yang terjadi saat ini."Oh ... i-ini, Ndre. Pas bunga jatuh, kesenggol sama Mbak." Mbak Maya menjawab dengan gugup.Entah apa yang disembunyikan Mbak Maya, sehingga ia menjawab saja sampai gugup seperti itu."Lho, kenapa bisa pecah, Mbak?" tanyaku, sambil menatap wajah Mbak Maya."Namanya juga tidak sengaja, Nisa," sahut Mbak Maya sinis."Makanya, Mbak, kamu itu mesti hati-hati dong. Lagian, sedang apa coba Mbak di sini? Apa jangan-jangan, tadi Mbak lagi nguping ya? Hingga Mbak menyenggol pas bunga," tuduhku.Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-11
Baca selengkapnya

Bab 87

"Nggak kok, Mas, untuk apa aku cemburu!" Aku berkata sambil memalingkan muka, merasa malu mendapat pertanyaan seperti itu. Karena sebenarnya, aku mulai merasakan rasa itu, ya aku mulai cemburu."Ya barangkali aja, kamu nggak suka, jika ada cewek lain, yang deketin Suamimu ini." Mas Andre terus mendesak, supaya aku jujur padanya."Sudah ah Mas, nggak usah bahas Mbak Maya lagi." Aku menghentikan percakapan, dengan suamiku itu. Terasa menghangat pipi ini, saat di goda suamiku."Ih, ada yang gak mau jujur dengan perasaannya, itu kenapa lagi pipinya memerah begitu. Ada yang sedang malu ni ... ye ...." Mas Andre menggodaku, sambil menyentil hidungku. Ia berlari ke arah ayunan, yang ada di tempat itu.Disaat aku sedang mengejar, Mas Andre dan aku pun sebentar lagi sampai padanya. Dia, malah berhenti berlari dan akhirnya, aku pun menabraknya. Tetapi, Mas Andre membalikan badan dan dengan sigap memelukku.Akhirnya, kami malah saling berpelukan, membuat mukaku tambah panas saja, sebab merasa ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-25
Baca selengkapnya

Bab 88

Gio sangat berbeda sekali dengan sifat Mbak Maya, Mamahnya. Sejak, kedatanganku kerumah ini, ia tidak memberiku sikap yang baik. Ia, malah menyambutnya, dengan sikapnya yang dingin, dan ucapannya yang menyakitkan."Ini, Tante Anisa, Gio. Dia, telah menjadi istrinya Om, sekarang. Kamu, suka 'kan, sama Tante Anisa?" jawab Mas Andre, memberitahu Gio, siapa aku. Ia pun bertanya kepada Gio, apa dia menyukaiku atau tidak."Om, sudah menikah? Tapi, kenapa Om. Kok, aku nggak dikasih tahu?" tanya Gio. Gio berkata, sambil memanyunkan bibirnya. Sepertinya dia kecewa, sebab tidak diberitahu dan tidak menyaksikan Omnya menikah."Maafin, Om ya sayang, semuanya serba mendadak." Mas Andre meminta maaf."Iya, Om nggak papa kok, yang penting tantenya itu baik dan juga cantik. Gio, suka kok, sama pilihannya Om Andre." Gio berkata, sambil mengerlingkan matanya padaku.Membuat aku tersipu, ya ampun, anak sekecil ini sudah pandai merayu. Ini pasti ajaran dari Om ya, yaitu Mas Andre. Mas Andre malah ters
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-25
Baca selengkapnya

Bab 89

"Ada, apa Nis!" Mas Andre berlari dari kamar, dan segera menghampiriku."Itu, Mas!" Aku menunjuk ke arah sosok yang tadi kulihat, namun ternyata sudah tidak ada.Aku tidak tau, jika ia menghilang entah kemana. Mungkin sudah pergi, pada saat tadi aku memalingkan muka, karena aku tidak mau melihatnya lagi."Heh, Anisa! Kamu ngapain sih teriak-teriak, malam-malam. Sudah seperti sedang berada di hutan saja, kamu itu." Mbak Maya menghardikku, ia mengganti kontak lampu dengan yang lebih terang. Ia baru saja keluar dari kamar, dan menghampiriku. Ia mengatai jeritanku, sudah seperti berada di hutan. Padahal aku seperti itu, karena ekspresi rasa kagetku."Itu Mbak, tadi ada perempuan pake baju putih duduk di kursi meja makan. Rambutnya pun panjang tergerai, jadi aku kaget. Tapi kok sekarang gak ada," ucapku. Aku menceritakan, apa yang tadi aku lihat, kepada Mbak Maya."Ah kamu itu ngigau kali, Anisa. Gak ada apa-apa juga, itu mungkin cuma halusinasi kamu saja. Selama aku tinggal di sini, gak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-25
Baca selengkapnya

Bab 90

Pov MayaAku adalah Maya seorang Istri, dari Mas Andra saudara kandung Andre. Namun mereka berdua seperti kembaran, karena cuma berjarak tiga tahun saja. Aku berasal dari panti asuhan, dan di angkat anak oleh suami istri bernama Pak Jaka dan Bu Meri. Aku di angkat anak oleh Bu Meri dan Pak Jaka, sejak kelas tiga Sekolah Menengah Pertama. Namun sayang, mereka memperlakukanku tidak manusiawi. Aku hanya dijadikan pembantu gratisan, di rumahnya.Tidak jarang pula, aku disiksa semau mereka. Aku jarang dikasih makan, dan tidak segan menyiksaku, kalau aku mengambil makanan tanpa sepengetahuan mereka.Aku juga disiksa, jika pekerjaan rumah belum terselesaikan saat mereka pulang kerja. Aku di sekolahkan, tetapi aku jarang masuk sekolah, karena aku harus menyelesaikan pekerjaan rumah dulu.Selama empat tahun, aku berada di rumah itu. Aku kalau melanjutkan sekolah, sudah lulus dari Sekolah Menengah Atas. Tetapi aku tidak melanjutkannya, karena didiskualifikasi dari sekolah tersebut. Alasannya k
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
17
DMCA.com Protection Status