Home / Romansa / KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN: Chapter 91 - Chapter 100

163 Chapters

Bab 91

Setelah mengambil air minum botol kemasan, kami pun kembali menuju kamar. Mas Andre pun segera mematikan kembali lampu ruang tengah. Lampu ruangan, yang tadinya terang menjadi kembali temaram. Aku bergidik ngeri mengingat apa yang aku lihat tadi. Setelah itu Mas Andre menutup pintu kamar, kemudian menguncinya.*****"Mas, kamu percaya kan sama aku! Beneran deh Mas, aku tadi melihat sesosok perempuan. Ia, memakai pakaian serba putih, serta rambutnya digerai. Tapi, aku nggak tahu itu manusia, atau bukan." Aku berkata, sambil duduk di pinggir kasur. Aku ingin tahu, Mas Andre mempercayai ucapanku, atau tidak. Aku berharap, Mas Andre akan percaya terhadapku, atas apa yang telah aku lihat tadi."Iya, Mas percaya kok sama kamu, Nisa. Tapi, kalaupun itu ulah manusia, terus siapa yang melakukannya?" Mas Andre bertanya padaku.Mas Andre pun memberi jawaban yang memuaskan. Namun, ia juga malah balik bertanya kepadaku."Entahlah, Mas, aku juga nggak tahu. Aku tidak mengerti, apa motifnya me
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

Bab 92

"Om sama Tante, habis membuat nasi goreng, Gio. Ayo, Gio, kita sarapan bareng," ajakku."Iya, Tante, aku mau. Karena sudah lama, Gio belum merasakan nasi goreng lagi. Semenjak Bi Asih pulang kampung, Mama kalau pagi jarang banget bikinin aku sarapan. Aku hanya dibeliin nasi uduk, atau nasi kuning. Bosen aku, Om, Tante, jika harus sarapan itu-itu melulu. Aku juga pernah minta sama Mama, supaya dia membuatkan nasi goreng untukku. Tapi ia malah marah-marah, Om sama Gio," ungkap Gio.Gio mengadu tentang kelakuan Mamanya, yang malas membuatkan sarapan untuknya."Masa sih, Gio, Mama seperti itu?" tanyaku."Iya tante, betul. Gio nggak bohong, kok Tante," jawabnya.Gio pun membenarkan ucapannya, jika dia tidak berbohong mengatakan semuanya itu."Ya sudah, kalau begitu sekarang kamu makan nasi gorengnya yang banyak ya? Tuh Om kamu sudah membuatnya," tunjukku."Iya, Tante," ujarnya.Setelah semuanya terhidang di meja, kami pun segera sarapan bersama. Kami sarapan dengan tenang, begitupun denga
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

Bab 93

"Iya Mbak, kami ada urusan soalnya. Permisi, assalamualaikum," ucapku serempak dengan Mas Andre"Waalaikumsalam," sahur Mbak Maya."Ndre, itu nasi gorengnya, boleh dihabiskan semua?" Mbak Maya bertanya lagi, kepada Mas Andre."Iya, Mbak, terserah Mbak Maya saja. Kami buru-buru ya, Mbak. Permisi, takut telat. Assalamualaikum," ucap Mas Andre. Mas Andre pun kembali mengucap salam.Mbak Maya pun menjawab salam Mas Andre, sambil menatap wajahnya dengan begitu intens. Sedangkan yang ditatap sedang memperhatikan Gio keponakannya yang baru keluar dari kamarnya."Gio, kamu berangkat bareng sama Om saja sekolahnya! 'Kan kalian searah," pinta Mbak Maya, saat Gio menghampiri kami. "Ayo, Gio, berangkat bareng Om!" Mas Andre, mengajak Gio untuk berangkat bareng."Iya, Om," sahut Gio, sambil menghampiri kami."Mbak, kami permisi dulu ya. Ayo Gio salam dulu sama Mamanya!" perintah Mas Andre. Ia, pamit untuk kesekian kalinya. Mas Andre pun, menyuruh Gio untuk berpamitan kepada Ibunya. Setelah berp
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

Bab 94

Ia tidak terima dengan penurunan pangkatnya, malah memilih ingin keluar dari kantor. Bagiku tidak keberatan mau masih tetap kerja, atau tidak bekerja sekalipun. Karena masih banyak kok orang yang mengincar kedudukan ini, orang-orang yang memang punya skil di bidangnya.Sedangkan Mas Bagas bisa menjadi manager, akibat direkomendasikan olehku. Jadi seharusnya dia berterima hadiah, bukannya malah menghianatiku. Memang semua ini sudah menjadi trik mereka, supaya bisa menguasai hartaku. Beruntung segera ketahuan sebelum menikah, coba kalau terlambat. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti kepadaku dan juga keluargaku. "Sebenarnya terserah kamu saja, sih Mas. Kamu mau menerima semua ini atau malah menolaknya. Karena bagiku dan juga perusahaan tidak akan rugi, jika ditinggalkan karyawan sepertimu. Karena hilang satu tumbuh seribu, jadi semua keputusan ada di tangan kamu. Aku hanya memberikan pilihan saja, terserah jalan mana yang ingin kamu ambil," terangku. Aku masa bodo dengan pil
last updateLast Updated : 2022-12-05
Read more

Bab 95

"Nis, kok kamu tega banget sih, sama kami! Padahal, kita dulu 'kan temen deket. Kok kamu sekarang, jadi begitu sih, Nis?" Ratna bertanya kepadaku, kenapa aku berubah. Ratna, juga bahkan seolah menyalahkanku, dengan apa yang sekarang menimpa mereka."Ratna, kamu itu sebenarnya waras nggak, sih? Kok, kamu malah bicara seperti itu? Apa kamu nggak sadar, dengan apa yang telah kalian lakukan terhadapku? Aku, menjadi seperti sekarang ini, itu juga karena ulah kalian berdua. Aku, hanya seorang manusia biasa, masa iya sih, kalau di jahatin mau diam saja? Aku bukan boneka, atau pun bukan wayang, yang hanya bisa diam saja. Menunggu orang, yang mau memainkannya." Aku berkata sedikit emosi, saat Ratna berkata seperti itu."Lho, kok, kamu malah marah sih sama aku? Aku 'kan cuma nanya," ujar Ratna. Mendengar ucapan Ratna, embuat aku ingin memberi bogem mentah di mulutnya."Ratna, aku ini manusia, sama seperti kalian! Aku punya hati, swrta punya perasaan. Bahkan, pikiranku pun alhamdulillah sehat
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

Bab 96

"Iya, Andre, Papa minta maaf! Ini semua, sudah Papa rencanakan dari dulu. Papa ingin memberikannya, sebagai hadiah pernikahan untuk kalian berdua," ungkap Papa.Ia meminta maaf, kepada Mas Andre karena Papa tidak meminta pendapatnya terlebih dulu."Maaf Pah, Andre bukannya marah atau tersinggung. Terapi kalau masalah tempat tinggal, Andre punya dua pilihan. Kami bisa tinggal di apartemen, atau rumah peninggalan orang tua Andre. Karena sekarang Anisa telah menjadi tanggung jawab Andre, jadi Andre yang seharusnya memberikan dia tempat tinggal, Pah. Maaf ya, Pah, Andre harap Papa juga jangan tersinggung dengan ucapan Andre. Andre hanya ingin mencoba untuk bertanggung jawab, terhadap keluarga Andre sendiri. Andre tidak mau mengandalkan atau memanfaatkan kekayaan orang tua, apalagi sama kekayaan orang tua perempuan. Karena Andre tidak seperti itu, Pah," ucap Mas Andre panjang lebar. Dia juga meminta maaf kepada Papa karena ia takut, jika Papa tersinggung dengan ucapannya."Iya, Nak A
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

Bab 97

"Iya, Nisa, memang jalurnya searah, dengan jalur ke rumah Mbak Maya. Coba sini Mas lihat alamatnya," pinta Mas Andre, meminta alamat yang sedang aku pegang."Ini, Mas," ucapku, sambil memberikan kertas yang bertuliskan alamat rumah pemberian Papa.Setelah menerima kertas, lalu Mas Andre pun menghentikan laju mobilnya. Ia pun memarkirkan dulu mobilnya tersebut untuk mengecek alamatnya."Nisa, ini sih alamatnya memang dekat dengan perumahan orang tua Mas. Cuma, beda gang saja, dengan rumah yang ditempati Mbak Maya. Suasana di sana memang enak banget sih di daerah sana, nggak terlalu bising!" ungkap Mas Andre. Mas Andre membenarkan ucapanku, serta memberitahuku suasana di sana."Masa sih, Mas?" tanyaku menegaskan, dengan apa yang diucapkan suamiku tersebut"Coba saja nanti kamu lihat, kalau sudah sampai. Pasti kamu betah deh dengan suasananya," sahut Mas Andre. Setelah berbicara seperti itu, ia pun kembali menghidupkan mobilnya. Kemudian kami pun kembali, dengan perjalanan menuju alamat
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

Bab 98

"Iya, Mas," sahutku."Non Anisa, Den Andre, selamat ya, atas pernikahannya. Semoga kalian berdua menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, serta warohmah. Semoga kalian juga, segera dikaruniai anak yang soleh dan sholeha," ucap Pak Edi.Ia memberikan ucapan selamat, atas pernikahan kami. Pak Edi juga mendoakan kami, supaya kami segera punya momongan"Iya, Pak, terima kasih doanya," sahut Mas Andre."Sama-sama, Den. Tapi maaf ya, Bapak waktu itu tidak bisa menghadiri acaranya. Padahal waktu itu, juragan telah mengundang Bapak dan keluarga. Karena kebetulan, waktu acara pernikahan Non dan Aden, Bapak juga ada acara di luar kota. Waktu itu keponakan Bapak juga menikah, bahkan harinya pun sama," terang Pak Edi.Ia juga meminta maaf karena tidak bisa hadir, di acara pernikahanku waktu itu. "Iya, Pak, tidak apa-apa," ujarku.Kami pun terus berkeliling, melihat Rumah yang Papa berikan. Tetapi Rumah ini tidak melebihi mewah, dengan rumah yang Papa tempati sekarang. Papa memang tidak pernah m
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

Bab 99

Tapi biarkanlah, ia nggak perlu dikasih tahu, sekaran, biarkan saja waktu yang akan mengungkapkannya. Jika suatu saat nanti ia berulah, aku akan menunjukan tentang siapa aku yang sebenarnya. Aku akan mengskak mat, Mbak Maya karena ulahnya."Iya Mbak, tadinya Mas Andre mau membelikanku rumah ini, tapi sayang udah keduluan sama orang! Iya kan Mas?" sahutku. Aku sengaja memeluk Mas Andre, dan mencubit pinggangnya, supaya Mas Andre mengikuti alur bicaraku"I ... iya, Mbak. Tadinya aku mau membelikan rumah ini buat Anisa, supaya kami bisa belajar berumah tangga. Tapi sayang, ternyata sudah keduluan orang lain," ujar Mas Andre. Mas Andre bicara dan mengikuti alur sesuai dengan keinginanku. Aku sengaja bicara seperti itu, agar Mas Andre tidak berbicara jujur kepada Mbak Maya. Aku tidak mau, jika sampai ia tahu siapa aku yang sebenarnya. Kemudian nanti Mbak Maya akan memanfaatkanku, seperti temanku, Ratna."Andre ... Andre, daripada uangnya kamu hamburkan untuk membeli rumah buat dia. Lebih
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

Bab 100

Semua ucapan Mbak Maya sudah seperti paranormal saja, yang bisa memprediksi apa yang ada di hatiku. Walaupun semua yang Mbak Maya ucapkan itu, tidak ada yang benar sedikit pun, bahkan seperti mengada ada saja."Mbak, kalo ngomong itu bisa dijaga nggak sih? Mas Andre saja, yang menjadi suamiku, tetapi ia tidak pernah berbicara sekasar Mbak Maya barusan. Tapi kok Mbak ini, yang notabene hanya orang lain bicaranya kok pedes banget begini ya, bikin nyelekit di hati.Hati-hati lho, Mbak. Jangan sampai ucapan yang barusan Mbak ucapkan ke aku, suatu saat nanti malah akan berbalik ke Mbak sendiri." Aku memperingatkan Mbak Maya, tentang ucapannya padaku. Karena aku merasa tersinggung, dengan perkataan Ipar suamiku itu."Mbak ... maaf ya, aku dan Anisa masih ada urusan yang lain. Jadi kami permisi dulu, ayo Nis! Permisi ya Mbak, assalamualaikum." Mas Andre menghentikan perdebatan, antara aku dan Mbak Maya. Mas Andre menggandeng lenganku, dan ia membawaku ke mobilnya. Sepertinya Mas Andre mula
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more
PREV
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status