Home / Romansa / KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN: Chapter 101 - Chapter 110

163 Chapters

Bab 101

"Ok, deh. Terserah kamu saja!" ujar Mas Andre. Ia pun, menyetujui keinginanku. Perjalan kami menuju apartemen milik Mas Andre, telah sampai ke tempat tujuan. Hanya membutuhkan waktu, empat puluh lima menit perjalanan untuk sampai ke apartemen, milik Mas Andre ini. Kini, kami sudah sampai di parkiran dan akan menuju ruangan, yang menjadi miliknya Mas Andre. Sesampainya, di dalam ruangan apartemen, milik Mas Andre. Aku pun segera berkeliling, untuk melihat-lihar keadaannya. Ruangannya, begitu bersih dan juga rapi, walaupun hanya ditempati oleh seorang Pria. Ternyata, suamiku ini, benar-benar mencintai kebersihan. Aku pun, kini sangat mengagumi Mas Andre, yang benar-benar sangat dewasa dan juga mandiri."Bagaimana Nisa, mana yang akan kamu pilih, sebagai tempat tinggal utama kita?" Mas Andre mengajukan pertanyaan. Ia, bertanya mana tempat yang akan aku pilih. Rumah pemberian Papa, atau apartemen milik Mas Andre."Nisa suka sama kedua-duaya, Mas. Rumah pembelian Papa Anisa suka, karen
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Bab 102

"Asal kamu tahu ya, Nis. Mas itu sebenarnya suka sama kamu, semenjak awal kita berjumpa! Namun karena kamu begitu cuek, dan ternyata telah memiliki kekasih. Makanya Mas bersikap ketus sama kamu karena Mas itu merasa kecewa, sebab cinta Mas ternyata bertepuk sebelah tangan. Makanya, saat Papa kamu nyuruh Mas untuk menjadi pengganti mempelai prianya. Mas langsung menyetujui keinginan Papa itu. Mas sangat senang, saat Papa menyuruh untuk menikahimu. Mas saat itu berpikir, mungkin ini kesempatan baik buat Mas, supaya bisa memiliki kamu seutuhnya. Mas nggak mau, kalau sampai kamu dimiliki oleh orang lain, makanya Mas langsung setuju dan tidak berpikir panjang lagi." Mas Andre panjang lebar, mengungkapkan isi hatinya.Ternyata Mas Andre itu menyukaiku sejak awal kami bertemu. Mas Andre sengaja bersikap jutek dan sinis kepadaku, hanya untuk menutupi hatinya, kalau sebenarnya ia menyukaiku. Setelah mendengar perkataan Mas Andre barusan, aku pun merasa yakin sekarang, jika Mas Andre benar-ben
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Bab 103

"Kok kamu diam aja si, sariawan ya? Biar aku tebak deh, pasti kamu adiknya Mas Andre ya? tanyanya lagi tetapi tetap tidak aku jawab."Benarkan, kamu adiknya Mas Andre, yang punya apartemen ini? Tapi kok aku baru melihatnya kamu sih," ujarnya. Pria itu pun menanyaiku dan ia pun sok kenal sekali oadaku. Perlakuannya ini malah membuatku menjadi takut dan berhati-hati padanya."Maaf, Mas, aku harus masuk ke dalam." Aku pamit, karena merasa takut kepadanya."Lho, kok kamu buru-buru amat sih? Kamu takut sama aku, atau takut sama Mas Andre? Ayo dong cantik kenalin dulu, namanya siapa sih? Perkenalkan nama aku Arya, kepanjangannya Arya Bagaskara," ungkap pemuda tersebut, yang ternyata bernama Arya."Maaf ya, Mas, aku masuk dulu. Permisi, assalamualaikum!" Aku pamit dan tidak lupa mengucapkan salam. Aku benar-benar merasa takut, jika harus terus berada di sana dan harus meladeni ucapannya. Walaupun balkon kami terpisah, namun tidak menutup kemungkinan, jika dia akan nekat menghampiriku. Ak
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Bab 104

Mas Andre memberi tahu maksud dari Vidio callnya dan ia juga segera menutup sambungan telpon tersebut. Tidak lupa Mas Andre juga mengucapkan salam, sebelum vidio call tersebut di tutup. Namun, menurutku ada yang aneh dari Mas Andre, sebab ia tidak menungguku untuk membalas ucapan salamnya. Aku pun menjawab salam tersebut dalam hari. Jujur aku merasa aneh, dengan sikap yang ditunjukkan suamiku itu, sebab Mas Andre tidak biasanya, mematikan telpon sepihak. Tapi aku tidak mau ambil pusing dan aku pun kembali menikmati makananku. Tapi baru juga suapan kelima, suara bel pintu kembali berbunyi. Aku pikir, kalau semua ini adakah kerjaannya pria penghuni apartemen sebelah yang bernama Arya. Jadi aku membiarkan saja, suara bel pintu tersebut terus berbunyi. Namun, ternyata suara bel tersebut terus-menerus berbunyi tanpa jeda, hingga membuat aku risih dan sedikit terbawa emosi."Ini siapa, sih, mencet bel kok nggak kira-kira banget? Awas saja jika benar pria tadi yang menggangguku," sungutku
last updateLast Updated : 2023-01-01
Read more

Bab 105

"Mas, bunganya bagus banget. Terima kasih, ya Mas!" Aku menerima bunga dari suamiku, dan tidak lupa berterima kasih. Bahkan saking senangnya, aku pun memeluk dan mencium pipinya. Karena merasa ada yang memperhatikan, aku pun melihat ke pintu sebelah. Rupanya benar, jika dari pintu itu ada si pria yang sedang memperhatikan kami. Aku pun tak ingin menjadi pusat perhatiannya, kemudian segera mengajak masuk suamiku. "Mas, ayo kita masuk," ajakku."Ayo," sahutnya.Kami berdua pun masuk, tanpa menghiraukan Mas Arya yang memperhatikan kami. Setelah sampai di ruang keluarga, aku baru ingat kalau mejanya masih berantakan, dengan makanan yang sedang aku makan. Aku pun melanjutkan makan dan kami pun akhirnya makan bersama, walaupun cuma satu porsi berdua. Kami saling menyuapi satu sama lain."Nis ... besok kan Mas mulai kerja, berarti kita menginap di sini ya. Ini sesuai lho, dengan usulan kamu tadi," usul Mas Andre.Ia memberi tahuku, jika ia besok mulai bekerja. Ia pun meminta, supaya ketik
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more

Bab 106

[Oke, kalau begitu kita ketemuan di sana ya!] Aku mengakhirinya karena kalau aku ladenin malah semakin membuat sakit hati saja.Aku pun segera mematikan telpon dan kemudian tidur bersama suamiku. Karena setelah berbelanja tadi, badanku terasa capek sekali dan ingin segera beristirahat. Begitu juga dengan Mas Andre, yang kini sudah tertidur lelap. Saking capeknya, akupun segera terbawa ke alam mimpi. Aku terbangun, ketika adzan subuh berkumandang. Aku dan Mas Andre pun terbangun, dan segera melaksanakan salat subuh berjamaah. Aku sebisa mungkin membuatkan sarapan untuk suamiku itu, yang akan berangkat kerja. Setelah sarapan dan mencuci perabotan kotor, aku pun bergegas ke kamar untuk mempersiapkan kejutan di acara reunian nanti."Mas, aku mau datang ke acara reunian teman SMAku ya? Kamu mengizinkan tidak," tanyaku saat Mas Andre keluar dari ruang ganti."Kamu mau berangkat sama siapa? Kamu kan tidak membawa mobil, kamu minta antar Pak Asep saja kalau begitu." Mas Andre menyarankan,
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

107

"Apa kalian semua, benar-benar nggak ada yang mengenali aku," tanyaku."Memangnya kamu siapa," tanya balik Mia."Iya, siapa sih kamu? Kami di sini nggak ada yang mengenali kamu. Kami semua juga tidak ada yang berteman denganmu, tapi kenapa kamu ikut bergabung di acara kami? Sedangkan kami hanya tinggal menunggu satu orang teman sekolah kami yang Anisa," terang Riris menjawab pertanyaanku.Aku hanya tersenyum simpul, saat mendengar penuturan Riris dan juga Mia. Karena mereka benar-benar tidak mengenaliku. Berarti ini artinya aku berhasil mengelabui mereka selama ini. Karena ini adalah aku yang sebenarnya."Ris, aku ini memang Anisa, orang yang sedang kalian tunggu! Tapi kenapa tidak ada satu orang pun diantara kalian yang mengenaliku?" Aku bertanya, sambil memperkenalkan diri, bahwa aku ini adalah orang yang sedang mereka tunggu."Ah gak mungkin, kalau kamu ini Anisa! Soalnya Anisa yang sedang kami tunggu itu, orangnya culun dan dia memakai kaca mata tebal. Penampilannya juga tomboy,
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Bab 108

"Iya ... suamiku memang nggak sebanding, dengan suami kalian, terus kalian tidak mau lagi berteman denganku? Kalian akan menjauhiku, seperti saat kita masih SMA dulu," kritikku. Aku sengaja mengalah dan menutupi semuanya mereka, supaya mereka masih mengira, kalau aku berada di bawah mereka."Sudah kami duga kok, Anisa, kalau kamu itu masih di bawah level kami. Ya sudah ... ayo kamu segera pesen makanan dan minunannya. Kamu nggak perlu khawatir, sebab kami akan membayar makanan pesananmu itu. Jadi pilih saja semauku, walaupun yang harganya paling mahal sekalipun," perintah Ranty."Oh baiklah kakau begitu, tidak menyangka kakian ternyata baik sekali ya," pujiku, walau hanya sekedar di mulut saja.Mungkin mereka kira aku tidak tau, kalau mereka baik itu hanya di mulut saja. Justru sekarang aku mesti waspada, dengan apa pun yang akan mereka lakukan padaku. Karena jujur saja hati kecilku tidak bisa dibohongi. Aku merasa, kalau mereka itu masih seperti dulu, selalu membuliku."Eh ... Anisa,
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Bab 109

Ranti berkata dengan begitu mengghina, bahkan menyepelekan derajatku. Raut muka mereka semua pun berubah drastis menjadi ditekuk. Mungkin mereka kesal, dengan apa yang aku lakukan. Selesai makan, mereka langsung menghampiri kasir. Hanya tinggal aku saja, yang belum selesai makan. Namun, aku merasa curiga dengan gerak-gerik mereka, sepertinya mereka sedang membicarakan aku. Tetapi aku tidak tahu, apa yang mereka bicarakan. Aku sempat berfikir, jika mereka akan mengerjaiku, karena tatapan para pelayan pun terus saja melihatku. Tatapan para pelayan kafe seolah sedang mengintai gerak-gerikku. Mereka melihat kearahku, seolah-olah aku adalah seorang buronan saja. Aku penasaran, dengan apa yang Ranty, dan temanku yang lain bicarakan kepada mereka."Ayo semuanya, sekarang kita langsung ke tempatnya Ratna saja! " Ranti mengajak untuk langsung ke tempat acara lamaran Bagas dan juga Ratna berlangsung. "Anisa, kamu sudah selesai belum makannya," tanya Ranti."Ya belumlah, Ranti, orang aku bar
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Bab 110

Setelah menyelesaikan pembayaran, kami pun segera pergi dari kafe untuk menuju hotel tempat lamaran Ratna dengan Bagas. Setelah dekat dengan tempat tujuan, aku meminta Mas Andre untuk menghentikan mobilnya. Aku ingin supaya tidak ada orang yang mengetahui kedatanganku, saat di antar mobil mewah. Aku pun keluar dari mobil dan berjalan sendirian ke dalam hotel tempat acara lamaran berlangsung. Sesampainya di tempat acara, semua mata menuju padaku. Bahkan temanku pun, saling melirik satu sama lain. Mereka mungkin heran, kenapa aku bisa keluar, dari kafe tersebut dan bagaimana caranya aku bisa membayar tagihan tersebut?Karena harga yang harus aku bayar terbilang fantastis, makanya mereka nggak mau membayarnya. Aku pun segera menghampiri mereka dan bergabung bersama, aku tidak memperdulikan wajah heran mereka, tetapi aku berpura-pura tidak pernah terjadi apa-apa, walaupun hatiku gedek. "Anisa, bagaimana kamu bisa keluar dari kafe tadi? Dan bagaimana pula, kamu bisa masuk ke sini? Sedang
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more
PREV
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status