"Eng ... enggak, kok, Nis. ATMnya gak kenapa-napa, cuma saja ...!" Ratna, menggantung ucapannya."Cuma apa, Ratna? Kamu kalau ngomong yang jelas dong , biar aku bisa paham," desakkuAku meminta Ratna, supaya ia berbicara yang jelas dan jangan bertele-tele. Karena aku tidak suka, jika ceritanya sengaja dibelit-belit seperti benang kusut. "Tapi, Nisa, kamu jangan marah ya," pintanya."Kenapa juga aku mesti marah sama kamu, Ratna? Memangnya kamu berbuat salah ya sama aku?" tanyaku.Aku semakin heran dengan sikap Ratna, yang tidak biasa. Entah mengapa dia terus berkata seperti itu, sebab aku merasa kalau Ratna tidak memiliki salah kepadaku."Jadi begini, Nis. Saldo di dalam ATMnya, cuma tersisa satu juta. Tadinya 'kan, saldomu ada lima puluh satu juta terus kemaren dibeliin perlengkapan buat Bagas. Total semuanya habis empat puluh juta, termasuk beli handphone," terang Ratna. "Iya, Ratna, terus yang sepulu jutanya kemana ?" tanyaku lagi."Uang yang sisa sebelas juta, aku pake sepuluh ju
Last Updated : 2022-08-01 Read more