"Mbak, aku boleh pinjam uang? 100 ribu saja, Mbak," ucap Mila lirih sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi."Mil, kamu kenapa?" Tanyaku sambil melangkah menghampirinya."Bapak mertuaku meninggal, Mbak," ucapnya sambil menangis sesenggukan."Innalilahi, Mil, aku sekeluarga tutut berdukacita, ya," ucapku meraihnya dalam pelukanku."Inalillahi, jadi kalian pulang kampunglah, ya, Mil?" Tanya suamiku yang ada di belakang memandang kami dengan tangan kanan memegang sepatu."Enggak, Mas, suamiku aja yang pulang," sahutnya setelah lepas dari pelukanku.Mila sangat terpukul, karena hanya bapak mertuanya yang baik padanya di antara keluarga Mas Harman.Aku menenangkan Mila, dengan menitahnya untuk duduk di teras rumahku. Aku berjalan ke arah dalam untuk mengambil uang yang ada di dompet."Mil! Ini ada 200, besok kamu balikinnya 100 saja, ya," ucapku sambil memberikan uang dua lembar berwarna merah padanya."Mbak, makasih banyak, ya. Tapi aku belum tahu kapan bisa balikin uangnya, Mbak,
Read more