Home / Romansa / Cintaku Terhalang Weton / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Cintaku Terhalang Weton: Chapter 71 - Chapter 80

224 Chapters

71. Dikala Hujan

“Akhirnya kelar juga urusanku untuk bayar,” gumam Ayu kemudian melangkah meninggalkan atrium Grand Mall. Di luar hari sudah gelap, tapi kendaraan masih hilir mudik di depan area Mall. Ayu pun melangkah ke pinggir sejenak untuk mengecek ponselnya. Mencari tempat yang sedikit sepi agar tak mengganggu lalu lintas pengunjung Mall yang lain. “Ya ampun Mas Danang udah neleponin dari tadi, wah apa jangan-jangan Mas Danang udah nungguin aku, atau mungkin sudah berada di depan ya?” batin Ayu saat mendapati ada tiga belas panggilan tak terjawab dari kekasihnya. Ayu pun bergegas mengetikkan pesan kalau ia akan menunggu di depan Mall saja agar Danang tak perlu memarkir mobilnya. Ia sudah melihat kalau pintu masuk sudah mulai macet. Dengan langkah yang lebar, Ayu pun mulai melangkah menuju trotoar di depan Mall dan menunggu kekasihnya di sana. Saat itu Ayu sama sekali tidak peduli akan cua
last updateLast Updated : 2022-04-26
Read more

72. Di Bawah Payung

Ayu mendadak berhenti dan jantungnya pun mulai berdegup kencang. Ia mulai berpikir dan mengingat-ingat gerakan beladiri khusus wanita jika terjadi sesuatu yang membahayakan di jalan. “Aduuh aku harus gimana ini,” pikir Ayu. “Siapa ya yang mayungin aku, orang jahatkah, atau mungkinkah ini ojek payung,” pikir Ayu lagi kemudian melirik ke sekitarnya. Sekeliling tempatnya berdiri cukup ramai dengan orang berteduh. Kesemuanya tampak sibuk menyelamatkan diri masing-masing, meski beberapa ada yang menengok ke arahnya. Namun kesemuanya tidak ada yang merasa aneh dengan apa yang menimpa dirinya. “Hmm mungkin juga ini bukan orang jahat, atau mungkin ini Mas Danang yang bermaksud memberiku kejutan,” pikir Ayu. Dia memang belum menebak siapa yang memayinginya tiba-tiba. Semua karena Ayu tak melihat tangan siapa yang memegang payung karena orang itu berada
last updateLast Updated : 2022-04-27
Read more

73. Kuselamatkan Gadismu

Danang mengusap kedua matanya saat melihat bayangan di depan yang tak jauh dari mobilnya terparkir. Seorang laki-laki memayungi perempuan saat hujan gerimis dan menggiringnya ke dalam mobil. Ini bukan hal biasa bagi tiap pasangan, ia sendiri sudah sering melakukannya bersama Ayu kala hujan turun. Namun yang jadi masalah kali ini perempuan di bawah payung itu Ayu, sementara lelaki yang memayunginya bukan dia melainkan pesaingnya. “Bagaimana mungkin?” tanya Danang yang mobilnya masih belum juga bisa maju ke arah Ayu lantaran terhalang kendaraan lain di depannya. Danang mencoba untuk mencondongkan tubuh ke depan, dan ia tidak salah. Itu benar-benar Ayu. “Iya itu Ayu, tidak salah lagi, aku benar-benar mengenalnya dan juga mobil lamborghini yang kemarin nyaris menyerempetku, tidak mungkin aku salah,” pikir Danang penuh kekecewaan. Ia tak ada niatan untuk menyal
last updateLast Updated : 2022-04-27
Read more

74. Pengorbanan

Perlakuan manis tak henti diterima Ayu ketika ia tiba di Restoran Jepang Sushi Wow. Dari awal ia sudah membukakan pintu mobil dan mengulurkan tangan untuk membantu Ayu berdiri, sementara tangan yang satu lagi disandarkan pada kap mobil agar Ayu tidak terbentur. “Makasih Mas,” balas Ayu yang telapak tangannya masih dalam genggaman Wira. “Jaketnya nggak dipakai?” tanya Wira kemudian melepaskan genggaman dari tangan Ayu. “Maaf, nggak ada maksud pegang-pegang cuma bantu kamu berdiri aja tadi. “Iya Mas, aku ngerti.” Ayu benar-benar terhipnotis kali ini, perlakuan Wira sungguh-sungguh manis. Ia merasa kalau lelaki yang dijodohkan dengannya sangat menjaga dan menghargai dirinya. Coba jika saat ia bersama Danang, genggaman tangan yang erat tak mungkin untuk dilepaskan. “Aduh … aku kok jadi bandingin Mas Danang sa
last updateLast Updated : 2022-04-27
Read more

75. Jangan Paksakan Cinta

Tak pernah disangka Ayu akan bertemu dengan Wira di depan Mall. Awalnya ia mengira kalau saat dirinya kehujanan Danang akan datang dan langsung mengajaknya ke mobil dan menikmati makan malam berdua di Sushi Wow. Menghabiskan malam berdua sambil saling ledek lantaran selera makan yang berbeda. Setelah makan malam Ayu terpaksa diturunkan di jalan tak jauh dari rumahnya dan memanggil ojek online kemudian Danang akan mengikuti dari belakang untuk memastikan ia sampai di rumah dengan selamat. Namun semuanya hanya harapan belaka. Lelaki yang ia harapkan tak kunjung datang. Justru sosok Wiranatalah yang datang memayunginya. Ayu benar-benar tak bisa menyembunyikan keterkejutannya kala itu. Sampai-sampai ia sempat berpikiran buruk terhadap lelaki itu. Menuduhnya hendak berbuat mesum dengan mengajak Ayu ke hotel. Ternyata dia salah sangka. Hotel milik Wira letaknya bersebelahan dengan Mall tempat ia berbelanja
last updateLast Updated : 2022-04-27
Read more

76. Harusnya Tanyakan Aku Dulu

Bu Ratmi hanya tersenyum begitu melihat anak gadisnya masuk ke dalam rumah pasca mengantarkan Wira. Senyum wanita yang melahirkannya itu penuh dengan tanda tanya dan tentunya membuat Ayu merasa risih. “Enten nopo to Bu (Ada apa to Ibu),” cibir Ayu sambil melirik ke arah ibunya yang masih belum juga berhenti tersenyum meledeknya. “Ibu seneng kamu sudah bisa melupakan mantan pacarmu itu dan menerima Wira. Dia itu benar-benar sosok yang sempurna buat kamu.” Ayu mendengkus kesal “Ya ampun Bu itu lagi itu lagi yang dibahas. Apa nggak ada balasan lain sih?” Ayu pun langsung beranjak ke kamar bermaksud menyimpan barang belanjaannya. Namun sang ibu justru mencegahnya dan mengajak bicara. “Yu, sini duduk sebentar Ibu mau bicara!” ajaknya. Dengan malas perempuan berkulit kuning langsat itu pun melangkah menuju te
last updateLast Updated : 2022-04-27
Read more

77. Sabotase

Beberapa jam sebelumnya …. Kabar yang diterima Wira dari Dinda merupakan suatu keberkahan sendiri untuknya. Lagi-lagi keberuntungan mendatangi dirinya. “Aku memang sudah ditakdirkan beruntung sejak lahir,” gumamnya setelah membaca pesan dari Dinda. Saat itu partner in crime nya mengabarkan kalau Ayu akan berbelanja di Mall yang letaknya bersebelahan dengan hotel milik Wira. Memang hari itu adalah hari pertama bazaar pakaian branded asal Korea. Tentunya akan banyak kaum hawa yang mendatangi acara pameran itu. Mereka semua akan rela berdesakan untuk bisa mendapatkan koleksinya. Bagaimana itu tidak menarik, baju terusan yang biasa dibandrol dengan harga dua jutaan bisa didapat dengan harga empat ratus hingga lima ratus ribu saja. Kaum hawa mana yang tidak keblinger saat melihatnya. Dari Dinda pulalah ia bisa mendapatkan informasi kalau Ayu akan ke sana sendirian d
last updateLast Updated : 2022-04-27
Read more

78. Antara Malas Dengan Rindu

Ayu langsung merebahkan tubuh di atas ranjangnya yang empuk. Paper bag hasil ia belanja tadi dibiarkan begitu saja di lantai. Kekesalannya benar-benar menumpuk dan tak tertahankan. Semenjak tadi ia tak berhenti untuk mengutuk perbuatan ibunya sendiri. Bagaimana mungkin sang ibu tega untuk membuat keputusan secara sepihak. Tidak menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya atau setidaknya mengajaknya untuk berdiskusi lebih dulu. Sebagai anak ua sama sekali tidak dianggap. Padahal ini semuanya menyangkut masa depannya, tapi entah kenapa Ayu sama sekali tidak dilibatkan. Ayu pun mengambil ponsel yang sejak tadi berada dalam tas nya kemudian mencari satu nomor yang memang selalu menjadi tempatnya berbagi selama ini. Siapa lagi kalau bukan nomor Danang. Saat itu ia mendapati kalau ada beberapa panggilan tak terjawab dari Danang setelah ia mengirimkan pesan pemberitahuan kalau ia akan menunggu di de
last updateLast Updated : 2022-04-27
Read more

79. Nyaris

Diam-diam Dinda memperhatikan Danang yang tampak tergesa-gesa meninggalkan ruangannya. Lelaki itu tampak membereskan semua berkas-berkas ke dalam tas kerjanya. Ada tanda tanya pada diri Dinda saat melihat lelaki itu. Danang tampak tak bersemangat semenjak tadi. Entah apa yang ada dalam pikiran lelaki itu hingga kinerjanya sama sekali berbeda dari biasanya. Danang seperti kehilangan semangat, mungkinkah lelaki itu sakit? Dinda langsung beranjak menuju ruang kerja Danang. Berpura-pura untuk menunjukkan progres kerjanya. “Selamat sore Pak,” sapanya sambil mengetuk pintu kaca ruangan kerja Danang. Danang mendongak dan tersenyum dengan terpaksa ke arah Dinda yang berdri di sana. Gadis itu tampak berdiri sambil berpose ala supermodel, tangan kanan memegang pintu dan salah satu kakinya maju ke depan. Ditambah lagi pakaiannya semakin lama semakin seksi, balutan busananya ketat dan menonjolkan tia
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

80. Biarkan Saja Dulu

Seulas senyum tersungging di wajah Dinda kala ia mendengar ucapan Danang barusan. Ia sudah bisa mengambil kesimpulan kalau memang Danang sedang dalam masalah dengan perempuan yang hubungannya tak direstui itu. “Ha ha apa sih menariknya dari perempuan itu, dilihat dari cara keluarganya nolak aja udah kelihatan kalau mereka kampungan, tapi kok bisa-bisanya sih Pak Danang justru tertarik dengan orang seperti itu,” gumam Dinda kemudian bergidik dan meninggalkan ruangan kerja Danang yang sudah kosong itu. Ia pun kembali pada meja kerjanya menyelesaikan pekerjaannya hari ini kemudian lanjut ke klub kebugaran untuk mempertahankan bentuk tubuhnya. Sebenarnya tidak banyak yang harus dikerjakan olehnya kali ini, dan ia yakin bisa menyelesaikan semuanya dalam waktu yang singkat, paling dalam setengah jam semua bisa selesai. Harusnya memang dia menelepon Wira kali ini, tapi berhubung waktunya tanggung, ia memilih untuk m
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more
PREV
1
...
678910
...
23
DMCA.com Protection Status