Home / Romansa / Cintaku Terhalang Weton / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Cintaku Terhalang Weton: Chapter 61 - Chapter 70

224 Chapters

61. Siapa Mempermalukan Siapa

Wira tersenyum setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Dinda. Lagi-lagi ia membenarkan pilihannya sendiri untuk menjadikan Dinda sebagai seorang partner dalam menjadi perusak hubungan antara Danang dengan kekasihnya yang notabene calon istri. Ayu memang memiliki pesona tersendiri di mata Wira. Sikap gadis itu yang selalu saja memberikan penolakan menjadi tantangan tersendiri baginya. Memang ia tergolong seorang badboy, tapi sebagai laki-laki egonya berkata kalau ia hanya akan memperistri seorang perempuan baik-baik. Bagaimanapun juga Wira juga ingin memiliki keturunan yang baik. Dia akan melakukan segala cara untuk bisa bersanding dengan Ayu. Apalagi restu sudah dikantongi oleh kedua orang tua calonnya. “Hmm, jadi mereka akan makan di sana malam ini? Hmm baiklah aku akan merusak acara makan malam kalian. Ayu ditakdirkan untukku, bukan untukmu. Lihat saja kamu cuma bisa ngajak dia makan di warung spesial sambal,
last updateLast Updated : 2022-04-24
Read more

62. Ada Saja Caranya

Ayu mengangguk pada pelayan yang baru saja dipanggil Wira. “Ya udah makasih ya Mbak,” jawab Ayu tak kalah ramah dengan pelayan yang baru saja mendatangi mereka. Sangat berbeda dengan wajah Wira yang tampak ditekuk kusut karena mengetahui siapa yang membayar tagihannya. “Udah dibayar kan tagihannya, ya udah sekarang aku pulang!” seru Ayu, kali ini ia tidak memalingkan wajah pada Wira. Justru memandangnya dengan raut wajah yang mengejek. Sepertinya Ayu ingin mengatakan pada Wira kalau Danang tidak seperti yang dikira olehnya selama ini. Danang yang dianggap lelaki kelas menengah ternyata mampu membayar biaya makan Wira. Mungkin juga Ayu ingin mengatakan, “Nggak malu Mas, orang kaya kok dibayari orang miskin?” “Aku antar,” Wira berkata dengan tegas. “Hmm ya dah,” jawab Ayu dengan berat hati.&nbs
last updateLast Updated : 2022-04-24
Read more

63. Cara Tepat Untuk Menggoda

Peristiwa tadi masih terbayang di ingatan Ayu. Wira yang selama ini dikira lelaki sombong dan angkuh ternyata masih memiliki kepedulian. bahkan tadi mereka berdua sempat bersitegang lantaran Ayu takut ditinggal sendirian. Sempat Ayu berpikir kalau Wira akan mengajaknya melakukan perbuatan yang tidak-tidak padanya. Sebab tak jauh dari tempat Wira menghentikan mobilnya terdapat beberapa hotel yang biasa dipakai oleh pasangan mesum. Hotelnya memang tidak bagus, bangunannya terkesan kotor dan kuno, ditambah lagi kawasan itu juga dikenal sebagai kawasan lendir. “Apa mungkin aku harus mempertimbangkan untuk menikah dengan Wira ya?” pikir Ayu yang sekarang tengah memainkan ponsel sambil rebahan. Sikap Wira tadi sedikit banyak mempengaruhi pandangan Ayu tentangnya. Ia yang biasa ketus perlahan-lahan mulai bersikap lembut. Bahkan saat Wira mengantarnya pulang ia yang menawari lelaki itu untuk mampir. 
last updateLast Updated : 2022-04-24
Read more

64. Bendera Perang Sudah Berkibar

Tiga hari sudah Danang melakukan ibadah istikharah untuk menanyakan nasib hubungannya dengan sang kekasih. Namun selama ini pulalah ia belum mendapatkan jawaban sama sekali. “Apakah mungkin Ayu bukan ditakdirkan untukku?” gumam Danang kemudian masuk ke dalam mobilnya meninggalkan area kantor. Rasanya ingin ia berhenti untuk sebuah harapan yang tak kunjung datang. Berulang kali Danang mempertanyakan pada dirinya sendiri, haruskah ia berhenti untuk memperjuangkan cintanya. Namun sisi lain dari hatinya mengatakan untuk tidak berhenti. Sampai kini hubungan mereka masih harus melewati jalan belakang. Lokasi mereka dekat, hanya butuh lima belas menit berkendara, tapi serasa LDR. Seringkali mereka menghabiskan waktu bersama berbagi kasih melalui sambungan telepon atau whatsapp. Danang menghentikan laju mobilnya di stadion Manahan. Hari ini pekerjaan tidak terlalu banyak menyita waktu hingga ia b
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

65. Mau Bukan Berarti Suka

Danang tak lagi mengindahkan Wira yang masih berdiri mematung lantaran tak sanggup untuk melawan segala ucapannya barusan. Ia tak menyangka kalau kali ini berhasil membuat lelaki angkuh itu tak bisa berkata atau berbuat apapun. Mungkin kekuatan cinta yang dimilikinya membuat Danang berarti menentang Wira dan mungkin saja akan kehilangan dirinya sebagai nasabah potensial. “Ah sudahlah klien juga bukan cuma dia. Masih banyak orang yang bisa kutawarkan produk dari bank, di desa Ibu saja juga banyak yang potensial.” “Danang!” seru Wira tiba-tiba mengejutkannya. Dikira ia sudah aman dari lelaki seperti Wira, tapi ternyata ia salah. Lelaki yang dijodohkan dengan kekasihnya ternya mengikuti langkahnya. Mau tak mau Wira pun berhenti dan kembali meladeni lelaki itu. “Apa kau ingin mengatakan sesuatu wahai Tuan Kaya?” tanya Danang dengan nada yang mengej
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

66. Ini Baru Saja Dimulai

Beberapa jam sebelumnya …. Wira tampak terkekeh di depan laptopnya. Ia tampak mengamati akun sosial media milik Ayu untuk mendapati informasi tempat-tempat yang selalu dilewatinya bersama Danang. Gaya pacaran mereka cenderung merakyat, naik motor di alam terbuka atau makan di pinggiran jalan menikmati kuliner yang juga merakyat. Tak sekalipun ada foto mereka berada di tempat makan yang mewah. Ada beberapa postingan Ayu yang berbelanja pakaian di tempat branded, tapi itu tidak bersama Danang. Saat itu tertulis caption ‘hasil dari malakin bapak’. Jelas, kenikmatan barang mewah seperti yang didapat Ayu adalah pemnberian dari ayah kandungnya. Satu yang menarik perhatian Wira, postingan tentang Stadion Manahan yang menjadi tempat favorit mereka berdua. Danang kerap kali mengajaknya ke sana sekedar berolahraga atau menikmati kuliner. Mereka selalu menyempatkan waktu ke sana saat hari mas
last updateLast Updated : 2022-04-26
Read more

67. Kukira Dia Baik-Baik Saja

“Kurang ajar!” maki Danang begitu masuk ke dalam rumahnya. Tas kerjanya diletakkan di kasur begitu saja, sementara jajanan yang tadi dibelinya masih belum juga tersentuh. Masih tetap dalam plastik kresek dan tetap berada di meja kamarnya. Pertemuan dengan Wira benar-benar tidak bisa dilupakan oleh Danang. Beberapa kali lelaki itu membuatnya tak bisa berkutik lewat pernyataannya. Danang merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, masih belum berganti pakaian. Ingatannya melayang pada saat-saat berdua bersama Ayu. Tak jarang ia mengajak Ayu untuk menikmati sajian makanan di pinggir jalan, hidangan yang memang rasanya benar-benar nikmat. Ia mengingat kembali bagaimana Ayu menikmati makanan yang mereka pesan. Tak pernah sekalipun Ayu memprotes atau merasa jijik dengan makanan yang dijual di sana. Ayu selalu makan dengan lahap dan jarang sekali menyisakan makanan yang ada di sana
last updateLast Updated : 2022-04-26
Read more

68. Gencatan Senjata Dimulai

Ayu membuka ponselnya entah apa yang harus dirasa dan dikatakannya kali ini. Bibirnya sedikit melengkung ke atas dan ia mulai melengos. Tentunya ini membuat Budhe dan Ibunya Ayu pun merasa ada yang tidak beres dengan gadis itu. Beberapa hari ini ia memang menunjukkan sikap manis terhadap Wira demi membalas sandiwara sang Budhe. “Kamu kenapa to Nduk?” tanya Budhe Ning. “Nggak Budhe. Ini Mas Wira bilang kalau hari ini nggak jadi jemput Ayu karena banyak kerjaan,” jawab Ayu berbohong. Padahal sejujurnya pesan itu dari Danang yang tidak bisa menemaninya untuk ke Mall sore ini dengan alasan harus bertemu dengan klien sepulang kerja. Ini yang kurang disukai Ayu dari Danamg, jika ada pekerjaan dia akan sulit untuk diganggu. “Ya udah lah Yu, maklumi saja, lagipula kamu tahu kan kalau sebenarnya Wira itu bekerja juga buat siapa. Untuk masa depan kamu juga kan
last updateLast Updated : 2022-04-26
Read more

69. Ayu Yang Manja

Danang terus saja memperhatikan ponsel yang ada di dalam genggamannya sambil sesekali jari jemarinya bergerak-gerak di sana sepertinya mengirimkan pesan kepada seseorang. Dinda yang ada di hadapannya pun mulai jengah, ia merasa cemburu karena kehadirannya seolah tidak dianggap oleh lelaki yang tengah makan siang di kantin kantor ini. “Pasti dia lagi sibuk sama pacarnya itu. Huh apa sih menariknya dari cewek itu. Kalau dibanding aku jelas nggak ada apa-apanyalah,” gumam Dinda sambil memperhatikan Danang diam-diam. Makanan yang dipesan oleh Danang pun hanya sedikit sekali disentuh. Nasi putih yang sudah tersiaram sayur lodeh pun mulai mekar pelan-pelan membuat kuahnya berkurang sedikit demi sedikit terserap oleh nasi. Bosan mengetikkan pesan, Danang pun memilih untuk melakukan panggilan dengan orang yang sedang chating dengannya. Tanpa mempedulikan kalau saat ini ia sedang bersama Dinda.
last updateLast Updated : 2022-04-26
Read more

70.Ulah Siapa

Perempuan dan diskon memang tidak dapat dipisahkan. Ayu yang melihat dari postingan instagram pun berniat untuk memburu diskon di Mall terbesar kota solo. Ini adalah kesempatan yang langka dan ia tak boleh menyia-nyiakan begitu saja. Hari ini memang sedang digelar pameran produk fashion branded asal Korea dengan diskon plus. Sudah diskon tujuh puluh persen masih ada tambahan diskon hingga tiga puluh persen. Perempuan mana coba yang tidak tertarik dan berniat untuk berburu. Ayu tak peduli walaupun ia harus berdesak-desakan berada di atrium. Yang penting ia bisa mendapatkan baju dari brand favoritnya. Dia begitu asyik memilah-milah setiap helai pakaian yang ada di keranjang untuk mencari yang terbaik. Atau melihat pakaian yang ada di rak gantung. Saking asyikya ia sama sekali tidak tahu kalau ada yang memperhatikannya dari lantai atas, tepat di atas atrium. Andai saja Ayu mendongak ke atas ia pasti dap
last updateLast Updated : 2022-04-26
Read more
PREV
1
...
56789
...
23
DMCA.com Protection Status