Beranda / Romansa / Cintaku Terhalang Weton / 62. Ada Saja Caranya

Share

62. Ada Saja Caranya

Penulis: Rindu Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ayu mengangguk pada pelayan yang baru saja dipanggil Wira.

“Ya udah makasih ya Mbak,” jawab Ayu tak kalah ramah dengan pelayan yang baru saja mendatangi mereka. Sangat berbeda dengan wajah Wira yang tampak ditekuk kusut karena mengetahui siapa yang membayar tagihannya.

“Udah dibayar kan tagihannya, ya udah sekarang aku pulang!” seru Ayu, kali ini ia tidak memalingkan wajah pada Wira. Justru memandangnya dengan raut wajah yang mengejek.

Sepertinya Ayu ingin mengatakan pada Wira kalau Danang tidak seperti yang dikira olehnya selama ini. Danang yang dianggap lelaki kelas menengah ternyata mampu membayar biaya makan Wira.

Mungkin juga Ayu ingin mengatakan, “Nggak malu Mas, orang kaya kok dibayari orang miskin?”

“Aku antar,” Wira berkata dengan tegas.

“Hmm ya dah,” jawab Ayu dengan berat hati.

&nbs

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cintaku Terhalang Weton   63. Cara Tepat Untuk Menggoda

    Peristiwa tadi masih terbayang di ingatan Ayu. Wira yang selama ini dikira lelaki sombong dan angkuh ternyata masih memiliki kepedulian. bahkan tadi mereka berdua sempat bersitegang lantaran Ayu takut ditinggal sendirian.Sempat Ayu berpikir kalau Wira akan mengajaknya melakukan perbuatan yang tidak-tidak padanya. Sebab tak jauh dari tempat Wira menghentikan mobilnya terdapat beberapa hotel yang biasa dipakai oleh pasangan mesum. Hotelnya memang tidak bagus, bangunannya terkesan kotor dan kuno, ditambah lagi kawasan itu juga dikenal sebagai kawasan lendir.“Apa mungkin aku harus mempertimbangkan untuk menikah dengan Wira ya?” pikir Ayu yang sekarang tengah memainkan ponsel sambil rebahan.Sikap Wira tadi sedikit banyak mempengaruhi pandangan Ayu tentangnya. Ia yang biasa ketus perlahan-lahan mulai bersikap lembut. Bahkan saat Wira mengantarnya pulang ia yang menawari lelaki itu untuk mampir.

  • Cintaku Terhalang Weton   64. Bendera Perang Sudah Berkibar

    Tiga hari sudah Danang melakukan ibadah istikharah untuk menanyakan nasib hubungannya dengan sang kekasih. Namun selama ini pulalah ia belum mendapatkan jawaban sama sekali.“Apakah mungkin Ayu bukan ditakdirkan untukku?” gumam Danang kemudian masuk ke dalam mobilnya meninggalkan area kantor.Rasanya ingin ia berhenti untuk sebuah harapan yang tak kunjung datang. Berulang kali Danang mempertanyakan pada dirinya sendiri, haruskah ia berhenti untuk memperjuangkan cintanya. Namun sisi lain dari hatinya mengatakan untuk tidak berhenti.Sampai kini hubungan mereka masih harus melewati jalan belakang. Lokasi mereka dekat, hanya butuh lima belas menit berkendara, tapi serasa LDR. Seringkali mereka menghabiskan waktu bersama berbagi kasih melalui sambungan telepon atau whatsapp.Danang menghentikan laju mobilnya di stadion Manahan. Hari ini pekerjaan tidak terlalu banyak menyita waktu hingga ia b

  • Cintaku Terhalang Weton   65. Mau Bukan Berarti Suka

    Danang tak lagi mengindahkan Wira yang masih berdiri mematung lantaran tak sanggup untuk melawan segala ucapannya barusan. Ia tak menyangka kalau kali ini berhasil membuat lelaki angkuh itu tak bisa berkata atau berbuat apapun.Mungkin kekuatan cinta yang dimilikinya membuat Danang berarti menentang Wira dan mungkin saja akan kehilangan dirinya sebagai nasabah potensial.“Ah sudahlah klien juga bukan cuma dia. Masih banyak orang yang bisa kutawarkan produk dari bank, di desa Ibu saja juga banyak yang potensial.”“Danang!” seru Wira tiba-tiba mengejutkannya.Dikira ia sudah aman dari lelaki seperti Wira, tapi ternyata ia salah. Lelaki yang dijodohkan dengan kekasihnya ternya mengikuti langkahnya. Mau tak mau Wira pun berhenti dan kembali meladeni lelaki itu.“Apa kau ingin mengatakan sesuatu wahai Tuan Kaya?” tanya Danang dengan nada yang mengej

  • Cintaku Terhalang Weton   66. Ini Baru Saja Dimulai

    Beberapa jam sebelumnya ….Wira tampak terkekeh di depan laptopnya. Ia tampak mengamati akun sosial media milik Ayu untuk mendapati informasi tempat-tempat yang selalu dilewatinya bersama Danang.Gaya pacaran mereka cenderung merakyat, naik motor di alam terbuka atau makan di pinggiran jalan menikmati kuliner yang juga merakyat. Tak sekalipun ada foto mereka berada di tempat makan yang mewah.Ada beberapa postingan Ayu yang berbelanja pakaian di tempat branded, tapi itu tidak bersama Danang. Saat itu tertulis caption ‘hasil dari malakin bapak’. Jelas, kenikmatan barang mewah seperti yang didapat Ayu adalah pemnberian dari ayah kandungnya.Satu yang menarik perhatian Wira, postingan tentang Stadion Manahan yang menjadi tempat favorit mereka berdua. Danang kerap kali mengajaknya ke sana sekedar berolahraga atau menikmati kuliner. Mereka selalu menyempatkan waktu ke sana saat hari mas

  • Cintaku Terhalang Weton   67. Kukira Dia Baik-Baik Saja

    “Kurang ajar!” maki Danang begitu masuk ke dalam rumahnya.Tas kerjanya diletakkan di kasur begitu saja, sementara jajanan yang tadi dibelinya masih belum juga tersentuh. Masih tetap dalam plastik kresek dan tetap berada di meja kamarnya.Pertemuan dengan Wira benar-benar tidak bisa dilupakan oleh Danang. Beberapa kali lelaki itu membuatnya tak bisa berkutik lewat pernyataannya.Danang merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, masih belum berganti pakaian. Ingatannya melayang pada saat-saat berdua bersama Ayu.Tak jarang ia mengajak Ayu untuk menikmati sajian makanan di pinggir jalan, hidangan yang memang rasanya benar-benar nikmat. Ia mengingat kembali bagaimana Ayu menikmati makanan yang mereka pesan.Tak pernah sekalipun Ayu memprotes atau merasa jijik dengan makanan yang dijual di sana. Ayu selalu makan dengan lahap dan jarang sekali menyisakan makanan yang ada di sana

  • Cintaku Terhalang Weton   68. Gencatan Senjata Dimulai

    Ayu membuka ponselnya entah apa yang harus dirasa dan dikatakannya kali ini. Bibirnya sedikit melengkung ke atas dan ia mulai melengos.Tentunya ini membuat Budhe dan Ibunya Ayu pun merasa ada yang tidak beres dengan gadis itu. Beberapa hari ini ia memang menunjukkan sikap manis terhadap Wira demi membalas sandiwara sang Budhe.“Kamu kenapa to Nduk?” tanya Budhe Ning.“Nggak Budhe. Ini Mas Wira bilang kalau hari ini nggak jadi jemput Ayu karena banyak kerjaan,” jawab Ayu berbohong.Padahal sejujurnya pesan itu dari Danang yang tidak bisa menemaninya untuk ke Mall sore ini dengan alasan harus bertemu dengan klien sepulang kerja. Ini yang kurang disukai Ayu dari Danamg, jika ada pekerjaan dia akan sulit untuk diganggu.“Ya udah lah Yu, maklumi saja, lagipula kamu tahu kan kalau sebenarnya Wira itu bekerja juga buat siapa. Untuk masa depan kamu juga kan

  • Cintaku Terhalang Weton   69. Ayu Yang Manja

    Danang terus saja memperhatikan ponsel yang ada di dalam genggamannya sambil sesekali jari jemarinya bergerak-gerak di sana sepertinya mengirimkan pesan kepada seseorang.Dinda yang ada di hadapannya pun mulai jengah, ia merasa cemburu karena kehadirannya seolah tidak dianggap oleh lelaki yang tengah makan siang di kantin kantor ini.“Pasti dia lagi sibuk sama pacarnya itu. Huh apa sih menariknya dari cewek itu. Kalau dibanding aku jelas nggak ada apa-apanyalah,” gumam Dinda sambil memperhatikan Danang diam-diam.Makanan yang dipesan oleh Danang pun hanya sedikit sekali disentuh. Nasi putih yang sudah tersiaram sayur lodeh pun mulai mekar pelan-pelan membuat kuahnya berkurang sedikit demi sedikit terserap oleh nasi.Bosan mengetikkan pesan, Danang pun memilih untuk melakukan panggilan dengan orang yang sedang chating dengannya. Tanpa mempedulikan kalau saat ini ia sedang bersama Dinda.

  • Cintaku Terhalang Weton   70.Ulah Siapa

    Perempuan dan diskon memang tidak dapat dipisahkan. Ayu yang melihat dari postingan instagram pun berniat untuk memburu diskon di Mall terbesar kota solo. Ini adalah kesempatan yang langka dan ia tak boleh menyia-nyiakan begitu saja.Hari ini memang sedang digelar pameran produk fashion branded asal Korea dengan diskon plus. Sudah diskon tujuh puluh persen masih ada tambahan diskon hingga tiga puluh persen. Perempuan mana coba yang tidak tertarik dan berniat untuk berburu.Ayu tak peduli walaupun ia harus berdesak-desakan berada di atrium. Yang penting ia bisa mendapatkan baju dari brand favoritnya.Dia begitu asyik memilah-milah setiap helai pakaian yang ada di keranjang untuk mencari yang terbaik. Atau melihat pakaian yang ada di rak gantung. Saking asyikya ia sama sekali tidak tahu kalau ada yang memperhatikannya dari lantai atas, tepat di atas atrium.Andai saja Ayu mendongak ke atas ia pasti dap

Bab terbaru

  • Cintaku Terhalang Weton   224. Biar Ayu Tahu

    Dengan frustrasi Danang meninggalkan ruang perawatan saat Dinda terlelap sebagai reaksi obat bius yang disuntikkan. Manager marketing itu menyusuri koridor klinik bersalin dengan keresahan yang pekat. Dia sama sekali tak menyangka acara gathering yang diadakan oleh bank tempatnya bekerja menjadi awal masalah.Mendengar ancaman Dinda tadi, dia merasa seolah langit runtuh di atas kepalanya. Entah bagaimana cara mencari bukti-bukti yang dia butuhkan. Untuk saat ini Danang hanya meyakini perasaan dan analisa berpikirnya bahwa dia tak bersalah.Danang hanya ingat merasa ngantuk setelah makan malam bersama Dinda. Bahkan dia tak sanggup untuk menyetir mobil dan membiarkan Dinda mengambil alih kemudi. Setelah itu dia tak ingat apa pun lagi yang diperbuatnya."Aaarrgh ... sial banget siih! Bisa-bisanya perempuan itu mengancam untuk melaporkan ke polisi atas tindakan yang tidak pernah kulakukan! Hiiih!" Danang berteriak dengan rasa sesal dan kesal saat tiba di taman depan klinik sambil bergumam

  • Cintaku Terhalang Weton   223. Drama Semakin Menjadi

    Danang menghindari Dinda dan menjauh menuju meja makan. Sementara Dinda yang kesal dengan sikap Danang terus mengekori lelaki itu. Dengan kasar Dinda menarik kursi di samping Danang yang duduk dekat meja makan."Mas, ini anakmu. Masa kamu lupa kalau sudah meniduriku malam itu?" Dinda memaksa meraih tangan Danang yang terlipat di atas meja makan.Danang bergeming. Dia diam sambil kembali berusaha mengingat kejadian malam itu. Namun tak satu pun potongan ingatan meniduri Dinda terlintas dalam benaknya. Dengan kesal Danang menggebrak meja makan."Jangn membodohiku, Dind. Malam itu tidak terjadi apa-apa di antara kita!" Danang mengepalkan kedua tangan dengan marah hingga buku jari-jarinya memutih."Lalu bagaiman aku bisa hamil kalau kamu nggak meniduriku, Mas? Ini anakmu! Jangan jadi pengecut kamu!" Amarah Dinda terpancing hingga berteriak memaki DanangDinda sama sekali tak menduga jika ternyata Danang sulit ditekan. Pria yang tampak baik dan santun itu nyatanya keras keapla dan tak mau

  • Cintaku Terhalang Weton   222. Sandiwara Dinda

    Dinda termenung mendengar ucapan Wira. Serasa dihipnotis Dinda bahkan merasa saran Wira adalah sebuah ide yang cemerlang. Lagi pula semua orang sudah tahu foto-foto dirinya bersama Danang yang sengaja ia kirimkan ke grup-grup WA perusahaan."Tapi saat ini kan Danang sedang diskorsing, Mas. Gajinya juga dipotong. Aku nggak mau ya hidup dengan lelaki miskin. Kebutuhanku banyak." Dinda menyampaikan uneg-uneg yang mengganjal di hatinya.Bagaimanapun Dinda tak ingin hidup susah bersama lelaki yang memang disukainya. Ia khawatir selamanya gaji Danang akan dipotong. Sementara jika kehamilannya terus membesar akan butuh biaya yang lebih banyak.Wira tertawa mendengar ucapan Dinda. Perempuan matre seperti Dinda tak pernah ada tempat di hatinya. Apa lagi selama ini Dinda hanya lah sebuah mainan baginya."Nggak selamanya gaji Danang akan dipotong. Kalau pimpinan cabang bank dimana kamu bekerja tahu bahwa lelaki itu bertanggung jawab padamu, bisa jadi malah dia akan naik posisi." Wira mempermain

  • Cintaku Terhalang Weton   221. Penolakan Wira

    Dengan wajah penuh rasa sesal Dinda menatap pakaian Agil yang Kotor terkena muntahannya. Ia sendiri merasa jijik dengan cairan kehijauan dan berbau itu. Tak bisa dibayangkannya bagaiman perasaan Agil yang bajunya berlumuran cairan yang keluar dari lambung Dinda."Gil, maaf." Dinda menatap sendu seraya menangkupkan kedua tangan di depan dada. Agil berdecak mendengar permintaan maaf Dinda. "Sudah aku nggak apa-apa. Tinggal ganti baju aja. Kamu sebaiknya mengisi perut yang kosong. Itu makanannya masih bersih. Makan lah, meskipun sedikit." Kembali Agil membuka bungkusan makanan dan mengambil sepotong pizza lalu menyodorkan pada Dinda.Entah kenapa Dinda menutup mulut dan hidungnya. Aroma makanan favoritnya itu berubah layaknya monster yang menakutkan. Ia mendorong tangan Agil dengan sebelah tangan yang tak digunakan untuk menutup mulut. "Jauhkan, Gil. Perutku eneg membaui makanan itu."Pak Bambang yang ada di ruangannya memperhatikan interaksi antara Dinda dan Agil. Dia merasa heran den

  • Cintaku Terhalang Weton   220. Gejala Aneh Pada Dinda

    Dinda merasa puas akhirnya pimpinan dan para karyawan di tempatnya bekerja mengetahui skandal yang dia ciptakan. Malam itu memang Dinda menjebak Danang. Saat makan malam diam-diam ia menaburkan obat tidur ke dalam makanan Danang. Dengan dibantu oleh Wira, ia membawa Danang ke kamarnya.Dengan bantuan Wira juga maka Dinda memperoleh hasil foto yang luar biasa manipulatif. Foto-foto topless yang seolah dirinya ditiduri Danang berhasil menimbulkan banyak spekulasi pendapat yang rata-rata menguntungkannya. Bahkan Danang sampai menerima sangsi skorsing dan pemotongan gaji dari bank tempat mereka bekerja.Meskipun puas foto-foto itu tersebar, namun Dinda kecewa karena hingga hari ini Danang belum juga dapat diraihnya. Lelaki itu bahkan makin dingin dan cenderung menghindari Dinda. Bagaimana bisa Dinda mengikat hati Danang jika sampai saat ini jarak masih membentang di antara mereka.Waktu terus berlalu sejak Danang diskorsing. Hari ini masuk Minggu kedua Dinda tak melihat kehadiran Danang d

  • Cintaku Terhalang Weton   219. Permintaan Budhe

    Sesaat setelah masuk ke dalam rumah Ayu, Wira disuguhi teh hangat dan setoples penuh camilan. Budhe Ning juga mempersilakan Wira untuk salat di rumah itu. Namun Wira memilih untuk berangkat ke musala terdekat dan salat magrib di sana.Budhe Ning mencari keberadaan Ayu setelah Wira berangkat ke musala. Sedangkan Ayu memanfaatkan waktu yang ada dengan mandi dan bersiap untuk salat. Di pintu dapur menuju ruang makan, Ayu berpapasan dengan Budhe Ning."Nduk, kamu itu tadi ke mana? Ndak enak loh sama Nak Wira kalau kamu pergi tapi Ndak bilang-bilang dulu sama calon suamimu. Apa lagi Nak Wira tahunya kan hari ini kamu itu cuti." Budhe Ning menghalangi langkah Ayu yang hendak ke kamarnya.Ayu sendiri merasa jengah dengan segala ucapan budhe Ning yang terus saja nyerocos tentang perjodohan antara dirinya dan Wira. Padahal hingga detik ini Ayu masih terus meragukan ketulusan cinta Wira padanya."Ngapunten, Budhe. Saya mau salat dulu. Sebentar lagi waktu magrib habis." Ayu memotong ucapan Budhe

  • Cintaku Terhalang Weton   218. Ternyata Dia

    Setelah meninggalkan taman kota, Wira membawa Ayu ke cafe dimana seharusnya Danang mengajak perempuan itu ketemuan sebelumnya. Wira memilih tempat duduk di sudut agar leluasa mengamati lalu lalang orang keluar masuk cafe itu."Jadi ini tempat penuh kenangan antara kamu dan Danang?" Wira menatap Ayu sebelum mengambil buku menu yang ada di meja pelanggan.Ayu berjengit mendengar pertanyaan Wira. Entah dari mana lelaki itu tahu tentang cafe ini yang memang salah satu tempat favorit dan menjadi kenangannya bersama Danang. Ia sering melepas penat selepas kerja di hotel Premier milik lelaki yang saat ini duduk di sisi kanannya. Setiap kali berkunjung ke tempat ini biasanya Ayu janjian dengan Danang. Keduanya menghabiskan waktu dan mengisi kembali energi yang terkuras seharian saat bekerja dengan menikmati kopi panas yang uapnya meruap menenangkan jalinan sinap di kepala mereka. Alunan live music di cafe ini menemani percakapan Ayu dan Danang kala itu."Hai ... halo ...." Wira melambaikan ta

  • Cintaku Terhalang Weton   217. Mungkinkah?

    Danang meninggalkan taman kota dengan hati gundah. Ucapan Ayu terngiang di telinganya. Dia kecewa karena Ayu membela Wira. Namun pembelaan Ayu terhadap Wira justru menimbulkan tanda tanya besar di hati Danang.Sambil berpikir Danang megendarai mobil dengan kecepatan sedang. Diiringi lampu jalanan yang mulai benderang dan alunan azan magrib, Danang tiba di rumah yang ditinggalinya bersama sang ibu.Setelah memarkirkan mobil di halaman rumah, Danang berjalan gontai menuju rumah. Saat dia membuka pintu, Bu Asih-ibunya, tampak baru saja selesai berwudhu. Raut wajah teduh Bu Asih basah dengan air yang menetes."Nang, tumben kamu lemes gitu," tegur ibunya.Danang berusaha menyembunyikan keresahannya dari perempuan yang melahirkannya. Dia tak ingin ibunya terseret dalam keresahan yang merajai hati saat ini."Nggak apa-apa, Bu. Cuma cape saja," Danang meraih tangan Bu Asih dan mengecup punggung tangan surganya.Bu Asih membelai kepala sang putra dengan lembut. "Yawis, kamu mandi dulu biar leb

  • Cintaku Terhalang Weton   216. Bertengkar Lagi

    Dalam kekesalannya Danang tatapan Danang beradu dengan pandangan Wira yang sedang tersenyum penuh misteri seolah mengejeknya. Dia pun bangkit dan berjalan menuju tempt duduk Wira yang berseberangan dengan bangku taman yang didudukinya bersama Ayu.Melihat Danang yang berdiri dan berjalan menuju bangku seberang, Ayu merasa heran. Namun keheranannya terjawab saat pandangnnya menemukan sosok Wira yang sedang dihampiri Danang. Dengan penuh tanda tanya Ayu bangkit dan mengekori langkah Danang."Mau apa kau di sini?" Danang berkacak pinggang sambil membentak Wira.Melihat Danang yang berdiri di hadapannya dengan kemarahan yang pekat, Wira hanya mengangkat sudut bibirnya. Dia tersenyum penuh ejekan. "Masalah kalau aku di sini? Setahuku ini tempat umum. Siapa pun boleh ke sini?" Sambil memainkan kunci mobil di tangannya, Wira menjawab pertanyaan Danang.Danang mendengus kesal. "Nggak usah sok-sokan kau. Pasti kau membuntuti Ayu ke sini kan!" Jari telunjuk tangan kanan Danang diacungkan ke dep

DMCA.com Protection Status