Home / Romansa / Cintaku Terhalang Weton / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Cintaku Terhalang Weton: Chapter 51 - Chapter 60

224 Chapters

51. Aksi Pertama Wira

Kata-kata yag terucap dari mulut terasa begitu mengganggu di telinga Ayu. Ia memang pernah menginginkan untuk segera dilamar, apalagi usianya sudah tak muda lagi. Menurut tradisi seorang perempuan 27 tahun dan belum menikah bisa dikategorikan sebagai perawan tua, yang tentunya akan menjadi bahan pembicaraan orang. Orang-orang sekitar akan merendahkan Ayu dan menganggapnya tidak laku. Namun jika lamaran itu berasal dari Wira, tentunya Ayu tidak menginginkannya. Ia hanya ingin menjalin hubungan dengan Danang semata. Lelaki yang selalu menjadi idamannya. “Apa nggak kecepetan Bu?” tanya Ayu sambil berharap keinginan Wira akan berubah. “Iya Yu, aku dan keluarga sepakat untuk segera melamarmu,” Wira mengulangi. Ayu langsung berdiri dan menolak keras permintaan Wira. Untung saja saat itu Budhe Ning sudah berada di kamar tamu dan beristirahat, entah apa yang akan dilakukannya kalau be
last updateLast Updated : 2022-04-18
Read more

52. Hadiah

“Aku sudah melakukannya, besok giliranmu!” tulis Wira pada sebuah aplikasi chatting. Pesan itu langsung mendapat respons centang biru dari sang penerima, dan langsung ada notifikasi sedang mengetik pesan pada bagian atas. “Hmm ternyata aku tidak salah pilih partner.” Mendatangi kediaman Ayu sambil membawa paperbag dari ptoduk fashion ternama bukanlah tanpa alasan. Ini upaya Wira untuk mengikat perempuan itu dan membuatnya pelan-pelan berpaling dari sang kekasih. Ini juga rencana yang dibuat bersama Dinda saat mereka bertemu. Dinda bercerita akan pertanyaan Danang mengenai pilihan pria. “Pantas aja waktu itu Pak Danang nanya pilih laki-laki kaya dari lahir atau yang biasa aja bisa kerja,” ungkap Dinda sore tadi. Dinda yang sudah tahu kalau hubungan Danang dengan kekasihnya memang punya kendala hitungan weton pun sempat berpi
last updateLast Updated : 2022-04-20
Read more

53. Mulai Membandingkan

Masih ada senyum yang terukir di wajah Bu Ratmi kala ia meninggalkan kamar Ayu. Wanita paruh baya ini sengaja memberi kesempatan putrinya untuk berpikir mengenai masa depan bersama laki-laki yang dipilihkan olehnya. Ayu sendiri masih berdiri mematung memperhatikan sang Ibu yang perlahan-lahan hilang berganti dengan pintu yang tertutup. Sepertinya Budhe Ning sukses untuk mempengaruhi Ibunya agar ia benar-benar menikah dengan Wira. Sikap Wira yang selalu sopan benar-benar membuat keluarga Ayu terkesima. Sosoknya benar-benar dianggap istimewa oleh keluarga Ayu. “Makin kesini kenapa hubunganku dengan Mas Danang semakin rumit ya, apa mungkin bener ya yang dibilang Ibu kalau Mas Wira itu orangnya alim nggak mau pacar-pacaran,” pikir Ayu sambil duduk di tepi ranjangnya yang empuk. Ayu mulai mengingat-ingat bagaimana pertemuannya dengan Wira. Di awal mereka bertemu Wira sudah bersikap manis padan
last updateLast Updated : 2022-04-21
Read more

54. Kenapa Bukan Budhe Saja

Pagi ini ayu bangun sedikit lebih lambat dari biasanya. Ia tampak tergopoh-gopoh ke dapur dan membantu Ibunya menyiapkan sarapan. Kali ini sang Ibu membuat nasi goreng dengan dibantu oleh Budhe Ning. Ayu yang sudah berdandan rapi dan bersiap berangkat kerja pun mencari-cari apa yang bisa ia kerjakan olehnya. Sorot matanya kini menatap timun dan selada yang belum diapa-apakan. “Ayu kupas timun dan petik seladanya ya Bu?” tanyanya sambil mengambil pisau dan bersiap untuk mengupas sayuran. Budhe Ning yang ada di situ hanya melirik ekmudian bergumam mencibir, “Anak gadis kok jam segini baru bangun, apa nggak takut jodohnya lari diambil orang.” Ayu pun hanya pura-pura tak mendengar, tapi jika jodoh yang dimaksud adalah Wira maka ia akan berucap syukur karena diambil oleh orang lain. Tampak Bu Ratmi menyikut lengan kakaknya lalu menempelkan telunjuk pada bibirnya dan tidak memperpan
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more

55. Tangis Budhe Ning

Mendengar teriakan Budhe Ning, Ayu hanya tersenyum sinis. Ia masih tetap pada posisinya semula, berdiri sambil kepala mendongak dan dagu yang mengarah pada wanita paruh baya itu. “Kenapa Budhe, apa Budhe mau mengatakan sesuatu?” tanya Ayu sambil sedikit terkekeh. Perempuan muda ini sepertinya sudah muak dengan segala tingkah polah Budhenya yang selalu sok berkuasa atas dirinya. Semua kekesalan tampaknya sudah tertumpuk sangat banyak dan siap meledak seperti ada bom waktu. Ini kali pertama bagi Ibu dan Budhe Ning mendapati Ayu bertingkah seperti ini. Sampai-sampai wajah sang Ibu pun memucat saking terkejutnya. “Kenapa? Kalian kaget melihat perubahan saya? Saya sudah cukup bersabar dengan kalian yang terus saja memaksa untuk menuruti kehendak kalian, tapi nyatanya apa? Kalian justru memanfaatkan sikap saya yang selalu diam!” seru Ayu. Budhe Ning tampak tidak
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more

56. Sandiwara

Ayu hanya melirik jam yang ada di pergelangan tangannya. Waktu sudah semakin mepet dengan jam kerjanya, sementara pembicaraan ini semakin lama semakin panjang dan tentunya akan membuatnya terlambat kerja. Sudah saatnya ia menyudahi pembicaraan kali ini, jika tidak pastinya ia akan terlambat. Jam segini sudah jam padat, tidak mungkin untuk Ayu berangkat kerja dengan mengendarai mobilnya. “Udah mau berangkat, Nduk?” tanya Ibu. “Iya Bu, ini Ayu baru panggil ojol, Ayu bisa terlambat,” jawabnya. Budhe Ning dan Ibu pun mengangguk, membiarkan gadis muda itu melanjutkan aktivitasnya. “Maaf Ayu berangkat dulu. Maafkan ucapan Ayu tadi ya Budhe, masalah pertunangan Ayu, nanti biar dibicarakan lagi. Sekalian bicara dengan Bapak juga,” ucap Ayu kemudian berpamitan lantaran notifikasi aplikasi ojek online sudah menunjukkan kalau posisinya sudah berada di dep
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more

57. Sandiwara

Sadar telah melakukan hal yang tidak pantas pada Dinda, Danang pun mengusap wajahnya. “Maaf … maaf Bu, saya nggak bermaksud untuk membentak Ibu,” ucap Danang. “Ya udah nggak pa pa,” jawab Dinda terkesan berat. Namun sebenarnya ia sudah tahu kalau ada masalah besar yang tengah menimpa Danang. Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, Dinda pun akan tampil sebagai seorang penolong. Menyediakan bahu untuknya bersandar. “Bu maaf ya, saya sudah tidak bersikap profesional kali ini. Saya sedang dalam masalah besar sehingga tanpa sengaja bersikap seperti ini.” Beberapa saat setelah Danang memarkir mobil di kantor, ia mendapatkan pesan dari Ayu yang mengajaknya untuk bertemu. Gadisnya pun menceritakan kalau ada hal penting yang akan disampaikan dan berkaitan erat dengan hubungan mereka berdua. “Mas, tolong aku, keluar
last updateLast Updated : 2022-04-23
Read more

58. Apa Ada Solusinya?

Perasaan tidak nyaman dan jantung yang terus saja berdegup kencang selalu mengganggu Danang. Berulang kali ia merasa gugup dalam beraktivitas kali ini. Kata orang jika kita merasa gugup dalam beraktivitas biasanya akan ada hal buruk yang terjadi. “Kenapa ya dari tadi semuanya kacau. Tadi aja waktu bikin kopi aku nyaris menuangkan air panas pada tanganku sendiri,” gumamnya dari bali kemudi menuju warung spesial sambal tempat ia akan bertemu dengan Ayu. “Bismillah mudah-mudahan aman tidak ada apa-apa,” lanjut danang sekaligus lanjut mengemudi. Danang mencoba untuk tenang sambil sesekali ia menyanyi sembari mengemudi. Namun perasaannya semakin tidak enak saat waktu semakin dekat untuk bertemu Ayu. “Huft!” Danang menghembuskan napas panjang kemudian lanjut mengemudikan mobilnya menuju warung spesial sambal dan menemui kekasihnya. Besar harapan Dana
last updateLast Updated : 2022-04-23
Read more

59. Tamu Tak Diundang

Perlahan-lahan Danang pun menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Ayu. Saat itulah ia sama-sama tercengang seperti Ayu yang memperhatikan sosok yang ada di belakang Wira. “Kok iso nang kene (Kok bisa di sini),” gumam Danang merasa tidak suka melihat orang yang tadi ditunjuk oleh Ayu. Sosok itu pun melangkah semakin mendekat ke arah mereka. Beberapa kali Danang memalingkan wajah ke arah Ayu yang hanya mengangkat bahu bergantian dengan sosok yang sekarang medekat ke arah mereka berdua. Danang kini hanya mengelus dadanya sendiri sambil beberapa kali berucap sabar … sabar. Sementara Ayu mulai mengerucutkan bibirnya bersamaan dengan kedatangan lelaki itu. “Nggak nyangka aku bisa ketemu kamu di sini ya Yu,” tegurnya. Ayu hanya memalingkan wajah enggan untuk melihat sosok yang datang menghampirinya bersama Danang. “Nggak kebe
last updateLast Updated : 2022-04-23
Read more

60. Dia Milikku!

Hati Danang terasa remuk melihat kelakuan Wira. Semua sudah terbongkar, laki-laki itu memang sengaja untuk membuat hatinya panas. ia memilih pergi menjauh dari Ayu dan tunangannya, tak ingin terus berlama-lama melihat tingkah Wira yang sok kuasa. Ayu padahal sudah jelas-jelas menolak, tapi Wira tetap saja tak tahu malu dan dengan bangganya mengatur gadis yang begitu dicintainya. Hatinya semakin teriris ketika Wira sengaja mencoba untuk merangkul Ayu di hadapannya dan memanggil dengan sebutan sayang. “Tidak … tidak dia milikku!” ungkap Danang dalam hati. Pilihan untuk pergi bukan karena ia tak lagi sayang pada Ayu. Atau membiarkan kekasihnya bersanding dengan laki-laki sombong itu. Jika saja bisa, ia pasti ingin membawa Ayu serta dan mengantarkan gadis itu pulang ke rumahnya, atau mungkin membawanya tinggal di rumah yang memang ia bangun untuk berumah tangga nanti. Namun ia masih ta
last updateLast Updated : 2022-04-24
Read more
PREV
1
...
45678
...
23
DMCA.com Protection Status