Home / Romansa / Cintaku Terhalang Weton / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Cintaku Terhalang Weton: Chapter 121 - Chapter 130

224 Chapters

121. Kecurigaan Pelayan

Ayu kembali mengangguk pada klien Tika yang saat ini tengah memperhatikan data diri Ayu. Memeriksa CV memang bagian dari sandiwara pria hidung belang ini. Yang sebenarnya ia ingin mencuri-curi pandang ke arah Ayu yang sejak tadi menunduk karena malu, atau mungkin mengantuk.“Sebentar lagi kamu pasti akan segera kunikmati. Dengan busana yang masih lengkap seperti ini saja kamu terlihat benar-benar ranum dan menggoda. Apalagi kamu terlihat begitu lugu dan membutuhkan bimbingan saat berada di atas ranjang,” batin Pak Dirga terkekeh.Hening tercipta beberapa saat diantara mereka bertiga. Saat Ayu menegadahkan kepala melirik situasi ia mendapatkan Tika tampak memandang ke arahnya.Sahabatnya itu terlihat menggerakkan bibir dan membentuk kata sabar. Ayu kembali mengangguk. Telunjuk dan ibu jari Tika saling bertautan seakan memberi tanda pada Ayu untuk melakukan tindak lanjut dengan menanyakan pada Pak Dirga.Pelayan pun datang memberikan pesanan minuman untuk mereka bertiga. Lagi-lagi sang
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more

122. Pak Dirga Beraksi

Ayu melirik ke arah sahabatnya beberapa saat setelah minuman itu dihidangkan. Saat itulah Tika enggan menatap Ayu, ia takut kedoknya terbongkar. Menghindari tatapan sudah jadi hal yang spontan terjadi bagi seseorang yang menyembunyikan sesuatu.“Tik … tik,” bisik Ayu memanggil agar tidak terdengar oleh Pak Dirga.Maksud Ayu memanggil Tika adalah untuk meminta sahabatnya itu bicara pada Pak Dirga mengenai nasibnya. Keuangan Ayu sudah mulai menipis dan ia membutuhkan pekerjaan secepatnya.Tika yang mendengar panggilan Ayu pun hanya menutup mulut dengan jari telunjuk dan meminta temannya itu untuk diam sejenak. Namun ternyata Pak Dirga meletakkan lembar curiculum Ayu dan menatap ke arah gadis polos itu.“Hmm jadi kamu serius mau kerja dengan saya?” tanya Pak Dirga pada Ayu yang wajahnya semakin memerah.“Iya Pak, saya ingin bekerja dengan Bapak,” jawabnya.Pak Dirga mengangguk-angguk, “Dari kurikulum kamu sebenarnya tidak ada masalah, memang sih belum ada pekerjaan sebagai sekretaris, ta
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more

123. Seseorang Datang Mencegah

Ayu hanya mendongak tidak mengerti saat mendapati pelayan memberikan air putih padanya, apalagi dengan kedipan mata. Ia mengangkat bahu menuntut penjelasan.“Ini air putihnya Mbak,” kata pelayan Lulu mengulangi.Lain halnya dengan Tika yang duduk berseberangan dengannya, ia justru melirik Pak Dirga yang di sebelahnya. Mereka mengkonfirmasi siapa yang sebenarnya memesan botol air mineral itu. Baik Pak Dirga maupun Tika hanya mengangkat bahu, tak satupun dari mereka memesan.“Mbak!” panggil Tika pada pelayan yang telah berlalu. Namun pelayan itu berpura-pura tak mendengar panggilannya.“Mbak … Mbak kita nggak pesan air putih lho!” panggilnya sekali lagi dan pelayan itu mengacuhkannya.“Huh ini cafe jelek banget pelayanannya, udah lambat seenaknya aja kasih minum ke orang. Emang sih air putih harganya gak seberapa, tapi kalau diteruskan nanti bakal jadi kebiasaan kan?” gumam Tika.“Memang bukan kalian yang memesan, tapi aku yang pesan minuman buat dia!”Tiba-tiba sesosok laki-laki bertub
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more

124. Tak Disangka

Tika tak merespons apapun dengan pertanyaan Ayu. Memang ia sudah tak bisa menyangkal apa yang dituduhkan oleh Wira. Ingin ia mengatakan kalau Ayu mabuk hingga salah baca tapi malah akan membuka kedoknya sendiri.]“Tik, jawab aku!” pinta Ayu sekali lagi.Tak ada pilihan lain, Tika pun mulai menjawab pertanyaan Ayu. Ia mulai mendongak dan matanya terbelalak garang.“Kamu mau tahu alasannya apa?” balas Tika sinis kemudian ia berdiri berkacak pinggang sambil mengibaskan rambutnya.“Dengar ya Ayu! Kamu orang yang selalu mengaku sahabatku, tapi kamu nggak pernah mengerti kalau sejak dulu aku mengejar Danang. Saat kuliah dulu aku yang mulai mendatangi Danang, sering mengirimi makanan di tempat kosnya, mengikuti kegiatan mahasiswa yang sama dengannya, tapi apa setiap kami ketemu hanya membahas tentangmu. Bahkan saat kalian berdua jadian, kalian dengan entengnya pamer kemesraan di depanku.”“Hanya karena Mas Danang Tik?” tanya Ayu.Tika menggeleng, “Bukan cuma itu, setiap kali ada lomba selal
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more

125. Tamu Untuk Pak Dirga

“Tidak … ini tidak mungkin,” ucap Pak Dirga sambil menggelengkan kepala.Wira hanya tersenyum sinis kemudian menertawakan pria yang tadinya pongah lalu berubah menciut ini. Mungkin seandainya tubuhnya kecil mungil, pasti ia akan bersembunyi di bawah meja atau mungkin pria ini menghayal tubuhnya mungil dan tipis hingga dapat dilipat dan disimpan dalam dompet.Seorang wanita berumur dengan gaun bunga-bunga merah muda yang dikawal oleh dua pria dan satu wanita pun mendekat ke arahnya. Pak Dirga seakan tak berkutik saat didekati mereka, terlebih dua pria yang menyertai bertubuh kekar, sementara yang perempuan pun tak kalah seram, rambutnya pendek, tubuhnya tinggi dan bertato.Tika yang ada di sampingnya pun hanya menarik-narik lengan Pak Dirga.“Oom kenapa sih, emang mereka siapa?” tanyanya manja.Pak Dirga lalu menghempaskan tangan Tika dengan kasar, lalu berbalik dan membentak gadis itu.“Diam kamu, jangan sok akrab dengan saya! Saya ini pria beristri tahu!” bentaknya lalu mendorong Tik
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more

126. Pergi Dengan Wira

Ayu menoleh dan melihat ke arah sekelilingnya kemudian mengusap matanya kembali. Sepertinya rasa kantuk benar-benar menguasai Ayu kali ini.“Ikut Mas, kemana?” tanyanya.Sikap Wira kali ini mampu membuatnya untuk tidak bersikap jutek dan sebenarnya ia justru merasa tertolong.“Ke apartemen Mas supaya kamu bisa istirahat dengan nyaman. Kamu nggak usah khawatir, apartemen yang Mas sewa kamar tidur dan ruang tamunya terpisah, kamu bisa tidur di tempat tidur dan kunci pintunya dari dalam. Nanti kalau udah gak ngantuk kamu bisa bilang sama Mas mau diantar kemana.”Ayu masih diam, hanya melirik ke arah Wira yang masih duduk di depannya. Ini benar-benar di luar dugaannya, ia sempat was-was kalau Wira pasti akan mengajaknya pulang ke Solo, tapi justru menawarkan mengantar Ayu kemana ia ingin pergi.“Mas serius? Nggak ngantar aku ke Solo?” tanya Ayu yang tampak kikuk.“Kamu mau saya antar ke Solo?” tanya Wira.“Kenapa Mas peduli dengan saya?”Wira menghembuskan napas panjang, “Bukankah saya su
last updateLast Updated : 2022-05-11
Read more

127. Sudah Sadar

Ayu masih saja terbaring dan Wira tetap dalam kegelisahannya. Semakin lama ia berada di ruangan yang sama dengan Ayu, semakin ia tak mampu untuk menolak pesonanya.“Hhh, aku udah nggak sabar untuk segera memilikimu Ayu. Kamu benar-benar beda dengan semua gadis yang aku kenal. Penampilanmu yang sederhana justru membuatku gila,” gumamnya dengan tangan yang masih sibuk dibuka tutup.Wira menggigit bibir bawahnya saat memandang bagian bawah Ayu, memperhatikan kulit paha yang terlihat dari rok yang tersingkap. Ia pun mulai mengangkat tangannya dan kembali lagi melihat Ayu yang masih tertidur pulas lalu menutupi tubuh gadis itu dengan selimut.“Tidurlah Yu, Mas tunggu di luar saja,” bisiknya dan Ayu hanya merespons dengan kata hem lalu merubah posisinya yang semula telentang jadi miring ke arah kanan dan memunggungi Wira.Wira langsung melangkah dan menutup pintu menunggu Ayu bangun dengan bersantai di sofa dan menikmati tontonan dari netflix.Mengherankan memang, seorang laki-laki mesum se
last updateLast Updated : 2022-06-03
Read more

128. Wira Merayu

Wira tertidur di atas sofa dengan posisi badan yang terlihat tidak nyaman. Remote tv tergeletak di lantai. Ayu pun mendekati Wira. Tangan Wira yang menjuntai ke lantai diangkat oleh Ayu agar Wira tidak merasa pegal. Pergerakan tersebut mengusik tidur Wira. Wira pun bangun, disambut wajah Ayu yang tampak terkejut melihat dirinya bangun. "Ayu, kamu udah bangun?" tanya Wira dengan suara khas bangun tidurnya. "Eh, Mas. Maaf mengganggu waktu tidurmu,” ucap Ayu setengah gugup. Wira menegakkan punggungnya. Ia melemaskan otot-ototnya dengan menggerakkan tubuh ke kanan dan ke kiri. Ia tersenyum pada Ayu.Sungguh pemandangan yang indah bisa melihat Ayu dengan wajah bantalnya. Wira harap, nanti ia akan bisa setiap hari melihat Ayu. Dalam satu atap rumah dan berstatus sah. “Sini duduk. Jangan terus berdiri,” ucap Wira menepuk sofa yang ada di sampingnya. Ayu yang sedikit kikuk pun duduk menuruti Wira. Rasanya canggung sekali. Belum ada yang memulai topik pembicaraan. “Mas pesankan
last updateLast Updated : 2022-08-16
Read more

129. Akankah Berpaling

Wira cukup terkejut dengan permintaan Ayu. Pasalnya hubungan Ayu dan keluarganya juga cukup renggang karena Ayu yang memilih kawin lari dan kabur ke Semarang. “Ayu jaminin diri Ayu aja ke Mas,” ucap Ayu yang tidak habis pikir. Wira geleng-geleng kepala. Ia dengan gemas mengacak-acak rambut Ayu. Ia jadi ingin segera mengesahkan pernikahannya dengan Ayu kalau seperti ini. “Mas maunya hati kamu, Yu.” Wira menatap lurus ke arah Ayu. Ayu terdiam, mendengar ucapan Wira yang membahas soal hati. Jujur, ia masih mengharapkan Danang yang ada di depannya saat ini. Namun laki-laki itu sudah pergi jauh darinya. Melihat Ayu terdiam, Wira pun kembali mencairkan suasana. “Nggak usah dipikirin, Yu. Oh iya, kamu yakin mau pulang?” “Eum ... yakin, Mas. Seratus persen yakin. Ayu mau menata semuanya kembali. Ayu nggak mau terpuruk kaya gini gara-gara Mas Danang. Ayu mau upgrade diri Ayu.” Wira bangga mendengar ucapan Ayu yang kembali termotivasi untuk melanjutkan hidup. Ia kemudian me
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

130. Keadaan Ibu Danang

Di lain tempat, seorang wanita dengan daster yang dibalut cardigan rajut, tengah menandangi rumah Danang. “Di mana kamu sembunyikan anak gadisku?” tanyanya berulang kali. “Ayu nggam ada di sini, Bu. Danang juga tidak tahu Ayu di mana,” jawab laki-laki bernama Danang. “Halah, kamu pasti bohong toh. Kamu sembunyikan anak saya karena hubungan kalian ndak saya restui? Ayu .... Nang ndi koe, Nduk?” (Di mana kamu, Nak?) Danang sudah mengatakan yang sejujurnya pada Ibu Ratmi, ibunda Ayu. Namun wanita paruh baya itu tidak percaya apa kata Danang dan menganggapnya berbohong. “Buk ....” “Nggak usah manggil-manggil saya buk, kamu udah jahat sama anak saya. Awas saja kamu, ya, kalau Ayu belum ketemu juga. Kamu bakal dapat ganjarannya,” ucap Ibu Ratmi dengan menunjuk-nunjuk Danang. “Saya nggak ngumpetin Ayu, Bu. Saya jujur.” Napas Ibu Ratmi memburu. “Udah lama anak gadisku hilang setelah pergi sama kamu. Kalau ndak mau ngaku juga, biar yang berwajib yang bertindak.” Set
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
23
DMCA.com Protection Status