Home / Romansa / Cintaku Terhalang Weton / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Cintaku Terhalang Weton: Chapter 131 - Chapter 140

224 Chapters

131. Ayu Pulang

Keesokan harinya, Wira bersiap-siap untuk mengantar Ayu pulang ke Solo. Begitu juga dengan Ayu. Ia memakai kemeja Wira yang tampak over size di badan mungilnya. “Sudah siap, Yu?” tanya Wira pada Ayu. “Udah, Mas. Ayo pulang sekarang, aku kangen ibu sama budhe,” jawab antusias. Wira mengambil kunci mobil, ia berjalan beriringan dengan Ayu menuju parkiran. Orang-orang yang melihat mereka mungkin akan mengira kalau mereka berdua adalah sepasang suami istri baru. Dengan penampilan Ayu yang mengundang perhatian. Juga Wira yang tampak gagah di samping Ayu layaknya suami yang selalu siaga. Perjalanan menuju Solo kira-kira memakan waktu dua jam lebih dari apartemen Wira. Sekarang masih pukul 6 pagi. Mereka akan sarapan di tengah jalan saja nanti. Wira membukakan pintu mobil untuk Ayu. Perlakuannya selalu manis pada Ayu. Ayu mengucapkan terima kasih seraya tersenyum. Wira pun masuk ke jok pengemudi. Melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ayu membuka jendela mobil, udara
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

132. Ada Yang Menjemput Ibu

“Biarin Ayu istirahat dulu, Bu. Masalah pernikahan dibahas kapan-kapan saja. Ayu juga masih shock dengan kejadian kemarin,” jelas Wira pada Ratmi. Ratmi mengerutkan kening. “Memang apa yang terjadi pada Ayu?” Wira menatap Ayu, seolah meminta izin untuk menceritakan kejadian kemarin. Ayu pun mengangguk, mengizinkan Wira bercerita. “Kemarin ada orang yang jahatin Ayu, Bu. Dia mencekoki alkohol pada Ayu dan ....” Dengan runtut, Wira menjelaskan dengan gamblang apa yang terjadi pada Ayu. Ratmi mengatupkan tangan pada mulutnya. Ia kemudian menatap Ayu dan memeluknya erat. Untunglah tidak terjadi apa-apa pada anak gadisnya. “Nak Wira, ibu berterima kasih sekali pada kamu, Nak.” “Sudah jadi tugas Wira untuk melindungi Ayu, Bu. Wira akan melakukan apa pun selagi mampu.” Ratmi tersenyum, ia mengelus puncak kepala anaknya. Ia jadi merasa bersalah telah memaksa dan memarahi anaknya. “Kamu istirahat dulu, Nduk. Maafkan ibu,” ucapnya pada Ayu. “Nanti saja, Bu. Ayu tidak a
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

133. Pertolongan Wira

Baru saja Ayu pulang dan bisa berkumpul lagi dengan ibunya. Namun kini ia kembali terpisah dengan ibunya. Apalagi terpisahnya karena sang ibu dibawa ke kantor polisi. Itu semakin membuat Ayu sedih. Wira mengambilkan alkohol dan kapas untuk membersihkan luka pada lulut Ayu. “Mas bersihkan dulu, ya, lukanya. Takut nanti infeksi.” Ayu yang tadi melamun pun menoleh pada Wira. “Biarin aja, Mas. Lukanya nggak sakit, kok,” ucap Ayu dengan suara parau. “Luka kecil pun perlu diobati, Yu.” Wira meneteskan cairan alkohol pada kapas. Lalu membersihkan luka tersebut dengan pelan-pelan. Ayu tidak merasakan perih atau sakit. Karena luka di hatinyalah luka yang paling sakit. Ia bersikap biasa saja. Membiarkan Wira membersihkan lututnya. "Seandainya menyembuhkan luka di hati segampang itu," batin Ayu. “Sudah selesai. Kamu jangan banyak-banyak melamun. Aku akan membantu masalah ini,” tutur Wira. “Mas bisa bantu Ibu bebas dari polisi itu?” tanya Ayu. Wira mengangguk. “Ya, Mas ak
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

134. Berpisah?

  Ruang sunyi, mata kosong ke depan, bayangan masa lalu yang melekat. Membuat gadis itu terus menyalahkan dirinya. Bayangan itu membawa jiwanya terus merasa bersalah.   “Harusnya aku tidak melakukan itu,” ucapnya berulang kali pada dirinya sendiri.   Harusnya dia tidak pergi dari rumah. Harusnya dia tidak melawan keluarganya demi cinta yang palsu. Harusnya dia tidak pergi kabur. Maka masalah seperti ini tidak akan pernah terjadi.   Ibunya tidak akan terseret kasus. Budhenya juga tidak akan ikut terlibat. Ini semua karena dirinya. Karena Ayu.   “Maafkan anakmu yang bodoh ini, Bu. Ayu memang yang salah. Ayu akar dari kerunyaman ini,” monolognya dengan air mata yang menggenang di pelupuk.   Kecemasan Ayu semakin menjadi ketika pikirannya membawa ia pada kemungkinan buruk. Kalau ibunya tidak bisa dibe
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more

135. Danang Membongkarnya

Di kantor polisi, Wira dan Suhandi pergi menemui pihak yang membawa Ibu Ratmi dan Budhe Ning. Mereka menanyakan kejelasan yang sebenarnya terjadi. Ibu Ratmi dan Budhe Ning telah selesai diinterogasi. Mereka mengatakan sejujurnya kalau tidak ada maksud untuk membuat salah satu keluarga Danang kenapa-kenapa. Karena dari awal memang putrinya pergi dari rumah bersama Danang. Hingga tak kunjung pulang, jadi dia melaporkannya. Suhandi pun menghadapi polisi tersebut. Untuk melakukan pembelaan dan menemukan titik terang yang sebenarnya terjadi. Suhandi tidak akan membela yang salah. Ia mengkajinya dengan dasar-dasar hukum yang ia kuasai dan tidak sembarangan untuk memutuskan. Tidak lama, Danang pun datang. Ia mengatakan pada Suhandi, karena Ibu Ratmi, ibunya terkena serangan jantung dan perlu pengobatan yang serius. Padahal ia juga tidak bersalah sehingga dilaporkan oleh Ibu Ratmi. “Ibu saya tidak akan sakit kalau wanita itu tidak sembarangan melaporkan saya ke polisi.” Danang menunj
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

136. Salah Tingkah

Orang yang Ayu tunggu-tunggu kehadirannya telah datang. Wira menepati janjinya untuk membawa Ibu dan budhenya. Saking senangnya Ayu, ia sampai memeluk Wira erat. “Terima kasih, Mas. Mas udah bawa ibu sama budhe Ayu pulang,” ucapnya yang semakin mengeratkan pelukannya. Ibu Ratmi dan Budhe Ning yang melihat mereka berpelukan tersenyum. Mereka pun meninggalkan kedua sejoli tersebut, tidak mau mengganggu keduanya. Pak Suhandi pun ikut masuk. Bu Ratmi membuatkan kopi untuk pengacara yang telah membantu menangani kasusnya. Kembali lagi pada Wira. Wira yang dipeluk erat oleh Ayu tentu merasa senang. Jantung Wira bahkan berdegup tidak karuan. Ia belum pernah sedekat ini dengan Ayu. Namun ia bukannya mau mengambil kesempatan. Ia tahu Ayu terlalu terbawa suasana sehingga memeluknya erat. Ayu juga terus mengucapkan kalimat terima kasih padanya. “Sama-sama, Yu. Aku juga senang bisa bantu kamu dan keluargamu,” ucap Wira. Ia tidak menunjukkan ekspresinya yang senang dipeluk oleh Ayu. Ia b
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

137. Membalas Danang

  Ayu ketar-ketir sendiri pintu kamarnya diketuk oleh Wira. Ia pun membenahi penampilannya yang sedikit kacau.   “Ya, Mas, tunggu sebentar.” Ayu pun memutar kenop pintu dan membukanya. Wajah Wira terpampang jelas.   “Ada apa, Mas?” tanya Ayu.   “Mas mau tanya sesuatu ke kamu, Yu,” jawab Wira.   Jantung Ayu saat itu juga langsung berdebar tak karuan. “Mau tanya apa?”   “Tentang Danang,” ucap Wira menggantung.   Ayu yang mendengar nama laki-laki yang membuat ia sakit hati dari mulut Wira pun penasaran. Kenapa tiba-tiba Wira mau membahas orang masa lalunya?   Mereka pun pergi ke teras belakang. Ayu duduk di kursi seberang Wira. Ia menunggu Wira menyampaikan maksudnya.   &ld
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

138. Selamatkan!

Danang seharian memikirkan nasib ibunya di rumah sakit. Pikiran Danang semakin runyam semenjak Wira mendatangi dirinya. Apalagi dengan mengancam dirinya untuk dilaporkan balik atas pencemaran nama baik. Danang tidak bisa tenang atas ancaman Wira. Dia juga tahu kalau ibunya sudah menderita penyakit jantung semenjak lama. Beban pikiran Danang semakin berat. Mengingat biaya pengobatan ibunya yang membengkak. Wira memang kemarin menawarkan biaya untuk pengobatan ibunya. Namun Danang enggan untuk menerima bantuan dari tunangan mantan pacarnya itu. Mau ditaruh di mana harga diri Danang kalau dibayari oleh tunangan mantan pacarnya? Pikir Danang, namanya akan semakin terinjak. “Apa kugadai rumahku saja?” gumamnya. Danang memang sudahmemiliki rumah sendiri yang niatnya akan ia huni ketika nanti menikah dengan Ayu. Rumah itu memang tidak besar, hanya tipe 36 dengan dua kamar tidur dan kamar mandi. Namun sudah cukup untuk dikatakan tempat tinggal nyaman bagi pasangan muda. Sayangnya i
last updateLast Updated : 2022-09-04
Read more

139. Melamar Kerja

Gadis cantik yang mengenakan kemeja putih dan celana kantor berwarna hitam sedang menatap diri di pantulan cermin. Rambutnya ia gerai. Wajahnya ia poles dengan make up natural yang memancarkan kecantikan alaminya. “Ayu tenan, Nduk.” (Cantik sekali, Nak) Ibu Ratmi memuji anaknya yang pagi ini tampil lebih fresh dan cantik. Senyum di wajah anaknya begitu lebar. Aura positif mengelilingi anaknya pagi ini. Ayu menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. “Ayu sudah rapi ‘kan, Bu?” tanyanya pada sang ibu. “Sudah, anak ibu sudah rapi dan cantik. Wangi juga,” ujar ibunya mengendus aroma parfum Ayu. “Ayu mau melamar di hotel milik Mas Wira, Bu. Doakan agar lancar, ya, Bu.” Ibu Ratmi mengelus puncak kepala anak semata wayangnya. “Doa ibu selalu menyertaimu, asal masih ada di jalan yang benar. Ibu akan selalu mendukung kamu.” Senyum Ayu semakin cerah. Secerah cuaca pagi ini. Ia mencium tangan ibunya. Berpamitan untuk berangkat melamar pekerjaan. Budhe Ning yang dari teras depan
last updateLast Updated : 2022-09-04
Read more

140. Bantuan Datang

Wira tersenyum mengingat Ayu yang kini sudah bekerja di tempatnya. Ia tidak bisa menutupi kebahagiaannya. Hari-hari ke depan, ia akan sering menemui pujaan hatinya itu. Rasa rindunya tidak lagi menggebu-gebu. Bahkan ia menjadi semangat bekerja karena adanya Ayu. Asik tersenyum sendiri. Ponsel Wira tiba-tiba berbunyi. Nama pengacaranya tertera di layar pipih itu. Jari Wira mengarahkan ke ikon hijau untuk mengangkat teleponnya. “Halo,” sapanya. “Halo, Pak Wira. Ada kabar bagus mengenai kasus Ibu Ratmi dan Ibu Ning,” ujar Pak Suhandi. “Apa Danang sudah menarik tuntutannya?” tebak Wira tepat sasaran. “Betul, Pak. Siang tadi Pak Danang mencabut tuntutannya,” jelas Pak Suhandi. “Baik, Pak, terima kasih.” Wira pun memutuskan panggilannya. Kemudian ia segera bergegas dari tempat duduknya untuk pergi ke suatu tempat. “Saya akan keluar dulu, kalau ada apa-apa tinggal hubungi saya,” ujar Wira pada resepsionisnya. Wira mengeluarkan kunci mobilnya dan pergi menjalankan menjauh da
last updateLast Updated : 2022-09-04
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
23
DMCA.com Protection Status