Home / Romansa / Cintaku Terhalang Weton / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Cintaku Terhalang Weton: Chapter 111 - Chapter 120

224 Chapters

111. Kabar Baik dari Tika

“Huh belum juga ada panggilan kerja, duit tabungan juga kan lama-lama habis,” keluh Ayu sambil melirik laptopnya.Sudah beberapa kali ia melamar pekerjaan, bukan hanya rumah sakit tapi perusahaan lain yang sekiranya membutuhkan tenaga administrasi, tapi hasilnya masih juga nihil. Sempat ia berpikir kalau keputusannya kali ini salah. Dia tak seharusnya pergi dari rumah dan meninggalkan pekerjaannya yang mapan.Namun jika diingat kembali kehidupan karirnya berbanding terbalik dengan kehidupan pribadinya. Ia tak pernah mendapatkan kenyamanan, dan hubungan dengan orang tua yang tak pernah akur belakangan ini. Apalagi dengan kehadiran budhe Ning yang selalu saja ikut campur urusan keluarganya dan bersikap seolah-olah dia adalah ibu kandung Ayu.Danang sendiri yang selama ini selalu menjadi sandarannya. Lelaki yang dikira akan menjadi tempatnya berlabuh sama sekali tidak bisa memberinya dukungan apa-apa.“Nggak … aku nggak boleh kembali, ini sudah keputusanku. Aku harus maju dan menerima re
last updateLast Updated : 2022-05-05
Read more

112. Ada Yang Memperhatikan Ayu

Sejak dari tempat parkir Ayu sama sekali tidak bisa tenang. Ia merasa ada yang mengawasi semenjak tadi. Sesekali ia bergidik lantaran tidak nyaman.“Kenapa sih orang-orang pada ngeliatin?” pikirnya.Sebenarnya jika Ayu rajin mengakses sosial media, tentunya ia akan tahu apa penyebab orang-orang memperhatikan dirinya. Dinda dan rekan sekantornya sudah menyebarkan berita hilangnya Ayu di sosial media, tentunya hal ini sudah tersebar kemana-mana. Namun sayangya sejak ia pergi dari rumah, dia sama sekali tidak pernah mengakses sosial media agar tidak dicari. Sepertinya ia benar-benar ingin memutus hubungan dengan keluarga dan orang di dekatnya.“Tenang … aku harus tenang, mungkin ini hanya perasaanku saja,” gumam Ayu pada diri sendiri saat ia merasa orang-orang memperhatikannya.Ayu pun langsung menuju cafe tempat pertemuannya dengan Tika siang ini. Sempat beberapa saat ia melihat ke sekeliling mencari dimana cafe yang dimaksud.Cafe tempat Ayu akan bertemu dengan Tika memang berada di se
last updateLast Updated : 2022-05-05
Read more

113. Desakan Dinda

Wira tampak tidak nyaman saat ini. Semenjak tadi ponsel di dalam sakunya bergetar terus-menerus. Pemuda ini kemudian melirik ketiga pria di hadapannya dan mengangguk memohon pamit.“Maaf saya permisi angkat telepon dulu,” pamit Wira sopan.Kali ini ia memang ada pertemuan dengan beberapa rekan bisnis, memang tergolong pertemuan tidak resmi, hanya sekedar brainstorming untuk membuka lahan baru.“Iya Bos gampang, pasti sekarang lagi ngurusin calon istri ya?” canda salah satu rekannya.Wira hanya tersenyum kecut. Berita pertunangannya dengan Ayu memang sudah menyebar kemana-mana, termasuk berita hilangnya Ayu.Untung Wira bisa mengelabui dengan mengatakan Ayu meninggalkan rumah karena grogi, dan itu juga seijin Wira. Entah orang-orang itu percaya akan argumennya atau tidak, yang penting pembicaraan itu tak ada lagi setelahnya.“Ada apa lagi kamu nelepon aku? Bikin berisik tahu!” seru Wira yang memang sudah mulai jengah dengan panggilan dari Dinda.Semenjak kejadian sepulang dari club Wir
last updateLast Updated : 2022-05-06
Read more

114. Minuman Ayu

Minuman yang dipesan oleh Tika pun datang ke meja mereka. Perempuan dengan rambut berwarna itu pun membulatkan matanya ke arah pelayan.“Kenapa lama sekali sih? Pengunjung cafe nggak terlalu banyak juga!” keluhnya dengan pandangan yang tidak menyenangkan.Ayu yang ada di depannya pun menyentuh tangan Tika, meminta agar tidak mempermasalahkan hal ini.“Nggak bisa gitu donk Yu. Nanti dia keenakan, kerjanya gak bakalan bener. Pelayan seperti ini harus ditegur takutnya jadi kebiasaan!” balas Tika.Sebenarnya bukan maksud Tika untuk marah pada pelayanan yang menurutnya lama. Biasanya kalau hal ini terjadi, ia hanya menegur dengan halus karena ada image selebgram yang ia bawa. Namun kali ini ia harus membuat Ayu minum lebih banyak lagi.Tika ingin Ayu merasa mabuk dan membuat Pak Dirga, lelaki hidung belang yang mencari perawan. Inginnya setelah Ayu mabuk, Pak Dirga bisa membawa Ayu ke kamar dan mulai melampiaskan keinginan binatangnya. Sedangkan Tika sendiri bisa mendapatkan uang yang bany
last updateLast Updated : 2022-05-06
Read more

115. Semakin Berdegup Kencang

Ayu mengambil tisu dan mulai mengusap bibirnya setelah menghabiskan satu gelas John Daly. Memastikan kalau lipsticknya masih menempel dengan sempurna.Tika tampak celingak-celinguk dan bermain dengan ponselnya, berpura-pura mencari kliennya untuk membuat Ayu semakin yakin.“Oh, iya Pak iya maaf sudah mengganggu,” ucap Tika di telepon kemudian melirik ke arah Ayu.“Yu maaf ya, orangnya masih ada berkas yang mau ditandatangani. Bentar lagi otw ke sini kok. Kamu gak marah kan?” tanya Tika.Ayu hanya mengangguk. Kemudian ia memegangi lehernya dan mulai berdehem.“Kamu kenapa?” tanya Tika terlihat khawatir.Pipi Ayu sepertinya memerah dan mulai menoleh kanan kiri lalu mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah Tika setengah berbisik.“Tik, tenggorokanku kok serik ya, masih haus,” ucapnya perlahan.Tika kembali menutup mulutnya dan tersenyum.“Nggak usah sungkan kalau emang masih haus. Ya udah aku pesenin lagi, enak kan?”Ayu mengangguk malu-malu. Segera saja Tika melambaikan tangan pada pelay
last updateLast Updated : 2022-05-08
Read more

116. Kepanikan di Rumah Danang

Warga tampak panik dan memaki-maki saat melihat Ibu Mbak Diah tak sadarkan diri. Mbak Diah segera menghembuskan napas panjang dan menenangkan diri.Dia memang harus tenang agar penanganan bagi Ibunya sesuai dengan prosedur hingga tidak terjadi hal yang fatal meski sebenarnya ada perasaan was-was melanda. Apalagi sang Ibu memiliki riwayat penyakit darah tinggi sebelumnya.“Mudah-mudahan nggak fatal. Awas aja kalau sampai Ibu kenapa-kenapa!” amuknya dalam hati.Dengan sigap ia mengambil bantal kursi untuk diletakkan di bawah kaki Ibunya setelah memeriksa nadi dan pernapasannya, kemudian meminta salah satu warga membuatkan minuman hangat di rumahnya.“Terima kasih Ibu-Ibu, tapi mohon maaf bisa tolong mundur sedikit supaya Ibu lebih lega? Satu lagi, boleh tolong saya untuk membuatkan minuman hangat di belakang dan mengambil minyak kayu putih di meja situ?” tunjuk Mbak Diah pada meja yang terletak di sebelah ruang tamu.Dua orang perempuan paruh baya pun langsung sigap menuruti keinginanny
last updateLast Updated : 2022-05-08
Read more

117. Kamu Bukan Anak Ibu Kalau ....

Danang mencoba untuk menghembuskan napas panjang di tengah kemacetan. Kabar dari sang kakak benar-benar membuatnya khawatir. Keadaan ibu memang sangat penting baginya. Sebagai anak lelaki tertua, ibu memang menjadi tanggung jawabnya.Semenjak tadi tak hentinya Danang bertanya-tanya bagaimana kakaknya bisa tahu tentang Ayu. Ingin sekali memarahi Dinda dan juga rekan satu kantornya yang menyebarkan berita kehilangan Ayu. Namun sebenarnya tindakan Dinda ada benarnya juga, dengan berita ini ia berharap Ayu dapat segera ditemukan.Sampai sekarang Danang tak habis pikir dan mencoba untuk menerka-nerka apa yang dilakukan oleh keluarga Ayu sampai membuat ibunya pingsan.“Kurang ajar sekali kalau keluarganya Ayu sampai membuat Ibu kenapa-kenapa. Tentu aku nggak akan memaafkan hal ini,” amuk Danang memegang benda bundar di hadapannya dan melaju menuju rumah Ibunya saat jalanan sudah lengang.Di rumah Ibu ….Mbak Diah yang masih duduk di samping Ibunya pun pura-pura tidak mendengar pertanyaan Ib
last updateLast Updated : 2022-05-08
Read more

118. Penjelasan Danang

Melihat sang Ibu yang terduduk sambil mengelus dada, dan napas yang tampak terengah-engah, Danang pun langsung berteriak memanggil kakaknya. Panik? Tentu saja apalagi secara tidak langsung dialah penyebab dari semua ini.“Mbak … Mbak, tulungono Ibu (Mbak … Mbak tolongin Ibu)!” teriaknya memanggil sang kakak.Bu Lis langsung mengangkat tangannya, “Wis uwis, ra sah nyeluk Mbak mu ibu rapopo, ibu ameh ngomong aro kowe (Sudah-sudah tidak usah manggil mbak mu, ibu nggak pa pa, ibu pengin ngomong sama kamu)!” seru Ibu sambil melambaikan tangan ke arah Danang.Danang yang semula bersiap untuk berdiri pun membatalkan niatnya. Kembali ia duduk di samping ibunya dan menunduk. Bukan ia takut, tapi rasa hormat yang besar pada wanita yang melahirkannya.Beragam terkaan bersemayam dalam pikirannya. ia bertanya-tanya apa yang dilakukan oleh keluarga Ayu kali ini.“Pasti mereka ngelabrak ibu dan bikin cerita yang nggak … nggak mengenai Ibu. Aku harus buat perhitungan soal ini!” amuk Danang dalam hati
last updateLast Updated : 2022-05-08
Read more

119. Danang Minta Bantuan Dinda

Danang menghentikan mobilnya di sebuah kios minuman dingin. Ia perlu mendinginkan kepalanya saat ini. Sejak meninggalkan rumah tadi, pikirannya terus dipenuhi oleh amarah karena ulah keluarga Ayu.Semenjak melihat keadaan sang Ibu, Danang memang berencana untuk melaporkan keluarga Ayu pada pihak yang berwajib.“Huh enak saja udah buat Ibu pingsan, malah kabur!” runtuknya sambil menikmati segelas es teh.Namun Danang masih bingung dengan langkah apa yang harus ditempuh olehnya sekarang. Dia sama sekali tidak paham soal hukum.Diam-diam Danang memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan olehnya, hingga akhirnya ia ingat akan seseorang.“Oh iya, coba tanya dia saja ya siapa tahu dia ada kenalan pengacara yang bisa bantu,” pikir Danang.Danang yang sedang kalut pun mulai lupa kalau saat ini masih jam kerja, hingga ia nekad untuk menelepon seseorang di sela-sela waktu kerjanya.“Iya halo Pak Danang,” jawab seseorang yang ditelepon olehnya.Ada getaran dalam suara sosok yang ditelepon oleh Dana
last updateLast Updated : 2022-05-08
Read more

120. Bertemu Klien

Tika melambaikan tangan ke arah pintu masuk cafe. Saat itulah Ayu mengikuti arah tangan Tika melambai.“Itu orangnya Tik?” tanya Ayu yang wajahnya mulai memanas.“Iya itu orangnya,” bisik Tika pada seorang lelaki yang usianya hampir dua kalinya.Lelaki itu tidak bertubuh tinggi dan sedikit tambun, rambutnya lebat dan kumis serta jambangnya seperti baru saja dicukur. Pak Dirga, begitu Tika selalu menyebut namanya di hadapan Ayu.Pria yang disapa Tika itu melempar senyum ke arah mereka berdua. Ayu yang tampak kikuk hanya mengangguk sopan kemudian memalingkan wajah. Ia sudah mulai merasa tubuhnya tidak enak, sepertinya reaksi alkohol sudah mulai muncul pada tubuhnya.“Aduh kok tiba-tiba badan rasanya nggak enak gini ya, agak-agak ngantuk gini. Apa mungkin gara-gara semalam aku begadang nyari-nyari kerja kali ya?” pikir Ayu.Sebenarnya ia ingin izin ke toilet sebentar untuk mencuci muka dan memperbaiki make upnya. Namun sudah terlambat, orang yang akan memberinya pekerjaan telah datang.Y
last updateLast Updated : 2022-05-08
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
23
DMCA.com Protection Status