Keesokan harinya, Dinda terbangun sekitar pukul setengah lima pagi. Dia beranjak dari kamar menuju ruang dapur yang ada di rumahnya. Pertama kali, dia membuka kulkas. Namun, tidak ada bahan masakan yang bisa diolah. “Lah, bagaimana mau bikinin sesuatu buat Danang,” keluhnya. Wanita yang masih menggunakan piyama lengan pendek warna biru muda, tanpa ada motif itu pun duduk di salah satu kursi yang tidak jauh dari kulkas. Otaknya dipaksa untuk berpikir lebih keras. “Beli makanan, juga tidak memungkinkan. Mana ada orang jualan sepagi itu. Paling kalau ada, ya, bubur,” gerutunya sambil memegangi rambutnya yang tergerai berantakan karena belum disisir. Ekor mata Dinda melihat ke arah jam dinding yang terpasang di ruangan itu. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul lima pagi. Sedangkan, dia belum juga mandi dan bersipa untuk pergi ke kantor. Akhirnya, Dinda melangk
Last Updated : 2022-09-08 Read more