Home / Romansa / Cintaku Terhalang Weton / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Cintaku Terhalang Weton: Chapter 141 - Chapter 150

224 Chapters

141. Mencari Wira

Kaki jenjang itu berdiri di lorong rumah sakit. Ia mencari-cari keberadaan Wira yang tak terlihat sejak tadi. “Harusnya dia masih ada di sekitar sini.” Perjalanan Danang ke rumah sakit tidak memakan banyak waktu. Saat ia ditelepon oleh pihak rumah sakit, Danang langsung tancap gas. Kemungkinan besar keberadaan Wira belum jauh dari rumah sakit. Danang terus menelusuri rumah sakit. Ia pun memutuskan pergi ke tempat parkir mobil. Mungkin ia akan menemukan Wira di sana. Manik Danang mengabsen seluruh penjuru parkiran. “Itu dia,” ujarnya kala melihat siluet Wira yang hendak memasuki mobil. Danang pun menyerukan nama Wira. Wira yang akan naik ke mobil pun menoleh. Ia menyipitkan matanya. Danang mendatanginya dengan peluh yang mengucur dari dahi. “Ada apa?” tanya Wira yang merasa tidak memiliki urusan apa pun dengan Danang. “Wira, kamu tidak perlu membantuku melunasi biaya pengobatan kesehatan ibu saya. Saya tidak perlu bantuanmu,” ujar Danang pada Wira yang tadi ia kejar.
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

142. Dua Pria Bertengkar

Danang terus mengajak Wira berdebat di area parkir rumah sakit. Ia mulai terpancing emosi saat Wira memamerkan cincin tunangan dengan Ayu. Tangan Danang meraih kerah kemeja yang dikenakan Wira. Ia mencebik kesal. Iris matanya mengobarkan api kecemburuan. Tangan Danang mengepal. Ia bersiap menonjok pipi Wira. Namun sayang, Wira dengan sigap menghindar. Perkelahian mereka tidak terelakan. Wira yang tidak mau menahan-nahan pun membalas dengan pelukan yang keras. Perut Danang terkena tinju dari kepalan tangan Wira. Ia sampai terbatuk-batuk saking sakitnya. Rasa nyeri itu menghampiri. Namun tidak menyurutkan rasa kesalnya pada Wira. Ia terus membabi buta dengan terus melayangkan pukulan-pukulan. Wira yang tak sempat menghindar karena Danang begitu cepat menendang tulang keringnya pun mengaduh lara. Danang tersenyum miring. Ia masih memegangi perutnya yang terasa sakit. “Sampai kapan pun, saya akan terus mencintai Ayu,” ucap Danang dengan nafas memburu. Pukulan mendarat pada pip
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

143. Sudah Dekat

Tubuh Danang babak belur dibuat oleh Wira, ini kesalahannya sendiri yang tidak memperhitungkan lawan. Kini ia masih di rumah sakit. Ia meminta bantuan untuk diobati luka memarnya. Sudut bibir Danang mengeluarkan darah. Pukulan Wira tidak main-main rupanya.“Ah bodoh sekali, menghantam lelaki seperti dia saja aku kalah, bagaimana nanti bisa melindungi Ayu?” gumam Danang saat diobati. Ia kalah segala-galanya oleh lelaki itu. Kalah harta, kalah fisik, dan martabat. Tidak ada yang bisa ia banggakan. Begitu jauh perbandingan dirinya dan Wira. Kalau diibaratkan, mereka bak bumi dan langit. Danang meringis saat sudut bibirnya dibersihkan menggunakan alkohol. Ia sudah sakit hati karena Ayu, kini juga sakit fisik karena Wira. Memang mereka berdua pasangan yang serasi. Mampu membuat ia menderita dan merasa paling tersakiti. Danang begitu egois, hanya melihat sudut pandang dari dirinya. Menganggap semua orang jahat padanya dan tidak ada yang memedulikan perasaan Danang. Walau sakitnya be
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

144. Danang Datang Lagi

[Yu, aku mau bicara empat mata sama kamu. Bisa ‘kan?] Ayu membaca pesan dari Danang. Ia mendiamkannya, bingung hendak menjawab apa. Mengapa tiba-tiba dia ingin menemui dirinya setelah semua masalah menimpa? Kenapa tidak dari kemarin saat ia masih di Semarang?“Huft, kemarin kemana aja saat aku butuh kamu, Mas,” keluh Ayu sambil mendengkus kesal. Hati Ayu menjerit-jerit, ia tidak menolak atau mengiyakan permintaan dari Danang. Ayu pun menonaktifkan data selulernya. Danang sudah tidak penting baginya. Ayu tidak perlu lagi memikirkan perasaan laki-laki itu. Feeling Ayu berkata, jika Danang hanya akan membuat masalah bila Ayu terus menanggapinya. Tok tok tok! Pintu rumah Ayu diketuk. Di ambang pintu terlihat Wira berdiri mengenakan kaos hitam dan celana chino yang berwarna cokelat susu. “Masuk, Le,” ucap Ibu Ratmi mempersilakan Wira untuk masuk ke dalam rumah dan bergabung duduk dengannya dan Ayu. Wira menyalami tangan Ibu Ratmi. Ayu beranjak juga menyalami Wira seperti se
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

145. Baikan atau Balikan

“Mas mau ke mana?” tanya Ayu pada Wira. “Mau pamit pulang, Dek. Kamu selesaikan urusanmu dulu dengan Danang. Mas tidak akan ganggu.” Ayu menahan lengan Wira. “Jangan pulang, Mas. Mas temani Ayu di sini.” Danang yang melihat Ayu memegang lengan Wira pun mendengkus. Ternyata Ayu sudah sedekat itu dengan Wira. Bahkan dalam waktu yang singkat. Wira pun tidak jadi pulang. Ia kembali duduk. Kemudian Danang masuk ke dalam rumah. Ayu tampak ogah-ogahan menerima Danang masuk ke dalam rumahnya. Danang duduk sendiri tanpa disuruh. Saat hendak berbicara pada Ayu, ia meringis kesakitan karena lukanya pada sudut bibir belum kering. Ayu ikut meringis melihat Danang yang wajahnya penuh luka. Ia ingin bertanya mengapa laki-laki itu memiliki banyak luka di wajahnya. Namun Ayu enggan untuk bertanya. Karena bagi Ayu, bertanya sama dengan peduli. Ayu tidak mau peduli dengan laki-laki di hadapannya. “Kamu mau bilang apa? Cepat katakan, soalnya ini udah malam. Aku sudah mengantuk juga,” ujar
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

146. Ajakan Wira

Danang dikecewakan oleh sikap Ayu. Kini ia tidak lagi melihat cinta dalam iris mata Ayu. Wanita di depannya bukan seperti Ayu yang ia kenal. Sosok Ayu yang ia kenal berbeda jauh dengan yang sekarang. Perbedaannya bahkan seratus delapan puluh derajat, benar-benar bertolak belakang dari biasanya. Ayu kini sama sekali tidak mengkhawatirkan luka lebam yang ada di dekat bibirnya. Dia malah mengkhawatirkan Wira. Sosok laki-laki yang baru memasuki hidup Ayu. Ia yang terluka, tetapi ia juga yang diacuhkan. Danang disuguhkan pemandangan yang membuat mata dan hatinya perih. Ia mendengkus kesal. Keberadaannya dianggap angin semata. “Mas tidak apa-apa ‘kan ? Tidak ada yang luka?” tanya Ayu pada Wira. Wira menggelengkan kepala. “Tidak ada luka yang serius. Mas bisa menghindar dari serangan Danang. Dia yang memulai, karena dia cemburu pada kita. Awalnya mas hanya menghindar. Namun Danang selalu memancing terus dan mas memberi tonjokan padanya,” jelas Wira. Ayu pun menatap ke arah Danang.
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

147. Kabar Gembira Buat Ibu

  Wira begitu senang Ayu akhirnya mau menerima permintaannya untuk bertunangan. Namun ia tidak menunjukkan langsung di depan Ayu atas bagaimana rasa senangnya. Ia masih berusaha untuk bersikap tenang, walau sebenarnya hati Wira begitu berdebar dan rasanya ingin membuncah saat itu juga.   Keputusan Ayu yang mau menikah dengannya tak henti-henti membuat dirinya tersenyum lebar.  Tiba-tiba, Ibu Ratmi yang baru datang dari belakang rumah pun kembali menghampiri mereka.  “Ibu tadi dengar orang gebrak meja. Ada apa, sih?” tanya Ibu Ratmi.  Ia melihat Ayu yang sedang senyum malu-malu. Ibu Ratmi semakin dibuat bingung oleh mereka.   “Tadi Danang datang ke sini, Bu, dia tadi minta Ayu balikan sama dia, tapi Ayu ndak mau karena ....” Ayu menatap ke arah Wira, keduanya pun saling memberi kode untuk siapa yan
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

148. Giliranmu, Din!

Suatu siang di hotel, pada saat jam istirahat. Wira bersama dengan Dinda menikmati makan di ruangan belakang. Sebuah ruangan yang memang dibuat untuk beristirahat karyawan yang bekerja di hotel milik keluarga Wira. Mereka duduk di sebuah satu set meja yang ada di ruangan itu. “Dinda, aku akan segera menikah dengan Ayu,” ucap Wira membuka mulut untuk memberikan kabar bahagia itu. Dinda mendengar hal itu, merasa bahagia, tapi juga ada sedikit rasa sedih. Dia tidak siap melihat Danang semakin merasa terluka. Sang ibu yang masih berbaring sakit karena kena serangan jantung, kemudian ditinggal menikah oleh Ayu—wanita yang dicintainya. Namun, di sisi lain Dinda merasa senang ada kesempatan untuk mengambil hati Danang. Hanya dalam sekejap, wanita itu menjadi sosok yang begitu kejam. Mengingat dia memiliki misi bersama dengan Wira. “Me—menikah?” balas Dinda dengan terbata.
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

149. Mendekati Danang

Keesokan harinya, Dinda terbangun sekitar pukul setengah lima pagi. Dia beranjak dari kamar menuju ruang dapur yang ada di rumahnya. Pertama kali, dia membuka kulkas. Namun, tidak ada bahan masakan yang bisa diolah. “Lah, bagaimana mau bikinin sesuatu buat Danang,” keluhnya. Wanita yang masih menggunakan piyama lengan pendek warna biru muda, tanpa ada motif itu pun duduk di salah satu kursi yang tidak jauh dari kulkas. Otaknya dipaksa untuk berpikir lebih keras. “Beli makanan, juga tidak memungkinkan. Mana ada orang jualan sepagi itu. Paling kalau ada, ya, bubur,” gerutunya sambil memegangi rambutnya yang tergerai berantakan karena belum disisir. Ekor mata Dinda melihat ke arah jam dinding yang terpasang di ruangan itu. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul lima pagi. Sedangkan, dia belum juga mandi dan bersipa untuk pergi ke kantor. Akhirnya, Dinda melangk
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

150. Hati-hati Dengannya

Beberapa jam setelah Dinda pergi dari ruang kerja dengan nuansa warna krem itu, Danang pun mengambil gagang telepon yang ada di atas meja. Dia menguhubungi Agil agar kembali ke ruangannya. Ada hal penting ingin ditanyakan.“Secepatnya, Gil!” titah Danang menutup sambungan telepon.Kebetulan, saat ini pekerjaan lumayan senggang, sehingga Danang bisa mengobrol lebih banyak dengan Agil. Laki-laki dengan jas hitam itu masih penasaran dengan ucapan Agil yang terasa menganehkan.Tidak lama kemudian, Agil sudah masuk ke dalam ruangan Danang setelah mendapatkan ijin dari atasannya itu. “Bapak ada perlu dengan saya?” tanya Agil sambil menarik kursi di depan Danang.Sebuah kursi yang sebelumnya ditempati oleh Dinda. Kemudian, mata pria itu menatap ke arah Danang dengan tajam. Seakan bersiap agar bisa fokus dalam meneliti setiap kalimat yang keluar dari mulut Danang.“Agil, tolong jawab dengan jujur. Hal ini berkaitan dengan sesuatu yang sangat penting. Apa yang kamu tahu soal Dinda?”“Oh soal
last updateLast Updated : 2022-09-09
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
23
DMCA.com Protection Status