Argani lagi-lagi tersenyum, “kujamin Ayunda dan para anak buahnya akan kelabakan menemui gudang senjata mereka telah menjadi abu.” “Lantas apa langkah kita berikutnya, Paduka?” tanya Panembrana. “Kita akan menyerang ibu kota, lusa... Kembalilah ke markasmu, kerjamu bagus, tapi ini bukan akhir..” “Daulat, Paduka...” prajurit itu lalu pergi meninggalkan Argani beserta kedua penasihatnya. “Paduka, apa tak seharusnya rencana penyerangan ini dipikirkan ulang?” Wirasana sedikit berkomentar. “Lalu apa rencanamu?” Argani membuka peta ibu kota Danta yang tergulung di atas meja. “Lebih baik kita merebut Lalawangan yang lebih dekat dengan ibu kota dulu sebelum menyerang ibu kota, itu agar kita bisa menghimpun kekuatan yang lebih besar dan bisa mengawasi keadaan ibu kota lebih baik.” “Tapi aku tak bisa menunggu terlalu lama lagi, Wirasana,” tolak Argani, “lima tahun penantianku adalah lima tahun tersulit dalam hidupku, lima tahun aku merelakan tahta yang seharusnya milikku diduduki oleh ora
Last Updated : 2022-09-21 Read more