Semua Bab Menikahi Lelaki Brengsek: Bab 61 - Bab 70

167 Bab

Bab 61 - Can't Love, But I Need Him

Ayu tersenyum menatap wajah Sonny. “Kamu sedang membantuku untuk mendapatkan bahagia sungguhan, Son. Please, kamu juga berjanji untuk melanjutkan mimpi-mimpi kita! Kamu harus jadi dokter terbaik untuk anak-anak yang membutuhkan sentuhan tanganmu. Kamu akan jadi dokter malaikat yang dicintai sama wajah-wajah lucu di luar sana.” “Ay, aku ...” “Aku akan membantumu bebas dari sini. Setelahnya, kamu harus menjalani kehidupanmu dengan baik. I never stop love you. Aku ingin lihat kamu bahagia, meski bahagiamu bukan aku,” ucap Ayu sambil memundurkan langkahnya perlahan. “Ay, jangan pergi ...!” pinta Sonny sambil menatap wajah Ayu. Ayu tersenyum. Ia melirik polisi yang sudah berdiri di belakangnya. Ia tahu, waktu kunjungannya terbatas dan ia harus segera pergi dari sana. “Ayu, kamu di sini?” Ayu menghentikan langkahnya saat ia baru saja ingin keluar dari gedung tersebut. Ia langsung menatap dua orang yang sudah berdiri tepat menghadangnya.
Baca selengkapnya

Bab 62 - Amarah Ayah Roro Ayu

“Braaak ...!” Edi langsung murka begitu ia melihat video rekaman CCTV Ananda yang bersama wanita lain hingga berujung perkelahian dengan Sonny.Semua polisi yang ada di ruangan itu terdiam melihat sikap Edi yang begitu murka karena puteri semata wayangnya dinodai dan dipermainkan oleh Nanda.“Aku sudah tertipu karena mempercayakan puteriku pada keluarga itu!” Suara bariton Edi memenuhi ruangan. Tangannya terus mengepal keras dan rahangnya mengeras hingga urat-urat di lehernya nampak begitu jelas.“Saya akan bawa kasus ini ke meja hijau dan menuntut keluarga Perdanakusuma itu!” tegas Edi.Polisi yang ada di sana mengernyitkan dahi. Ia menoleh ke salah satu pengacara yang sudah dikirim untuk menangani kasus Nanda.“Pak, di sini klien saya yang jadi korban. Dia sampai masuk ke rumah sakit dan harus menjalani operasi besar dengan biaya yang besar juga. Kenapa malah klien saya yang dituntut?” tanya pengaca
Baca selengkapnya

Bab 63 - Tetap Menyebalkan

Di rumah sakit, Ayu terus menatap wajah Nanda yang masih belum sadarkan diri pasca operasi. Ia memeras handuk kecil yang sudah ia basahi dengan air hangat dan menyeka wajah Nanda perlahan. Perasaannya masih saja tak karuan. Ia masih sangat mecintai Sonny, tapi ia juga sangat membutuhkan Nanda untuk masa depan anaknya.“Roro Ayu, bunda pulang dulu, ya! Ayahmu sudah jemput bunda di parkiran depan,” pamit Bunda Rindu sambil menatap wajah puterinya yang masih menunjukkan baktinya sebagai seorang istri.Ayu mengangguk. Ia langsung meletakkan handuk di tangannya ke dalam baskom kecil yang ada di atas nakas dan melangkah mengantarkan sang bunda yang akan keluar dari ruangan tersebut. “Ayah nggak masuk ke sini?” tanyanya lirih.Bunda Rindu menggeleng sambil tersenyum kecil. “Ayahmu nggak mau masuk ke sini. Katanya, buru-buru ada pertemuan dengan kolega bisnisnya.”“Oh.” Ayu mengangguk tanda mengerti. Ia merasa lebih
Baca selengkapnya

Bab 64 - Ingin Melihatmu Hancur

Seminggu kemudian, Nanda sudah diizinkan pulang ke rumah. Ayu dengan telaten merawat luka bekas operasi suaminya itu. “Nan, karena lukamu udah sembbuh, aku punya hadiah buat kamu,” ucap Ayu sambil tersenyum manis ke arah Nanda. “Sembuh apanya? Barangku nggak bisa bangun gini. Kedutan dikit aja udah sakit,” sahut Nanda sambil merintih menahan bagian inti tubuhnya yang masih terasa nyeri setiap kali ia mencoba untuk memunculkan hasrat kelelakiannya. “Setidaknya, kamu sudah bisa jalan, Nan. Orang lain nggak perlu tahu kalau barangmu nggak bisa bangun,” sahut Ayu sambil tersenyum manis. Ia mengambil sebuah amplop dari dalam tas tangannya dan menyodorkan ke hadapan Nanda. “Apa ini?” tanya Nanda saat manik matanya langsung menangkap logo institusi kepolisian yang sangat khas. “Kasus penganiayaan terhadapku tetep dilanjutkan? Baguslah. Ini nggak seberapa kalau dibandingkan dengan kehancuran masa depanku,” ucapnya. Ayu tersenyum menatap wajah Nanda. “
Baca selengkapnya

Bab 65 - Aku Butuh Kamu

DEG! Nanda membeku menatap Ayu yang ada di hadapannya. Ia tidak menyangka jika gadis yang begitu lembut dan tenang ini menyimpan kebencian yang begitu dalam untuknya. “Ay, aku tahu kamu lagi emosi. Kita baikan, ya! Demi anak kita. Jangan penjarain aku, Ay!” pintanya lirih. Ayu menarik napas dalam-dalam sambil memejamkan mata saat Nanda memilih menurunkan nada suaranya. Pikirannya semakin tidak karuan karena sikap Nanda yang tidak bisa ia baca ketulusan hatinya. “Ay, please ...! Kita baikan lagi, ya!” pinta Nanda sambil meremas jemari tangan Ayu. Ia menarik tubuh wanita itu perlahan dan memeluk perut Ayu yang sudah membesar. “Aku sayang dia, Ay. Kamu juga ‘kan?” “Kalau kamu sayang, kamu nggak akan pergi sama wanita lain, Nan. Aku nggak akan kasih dua mama untuk anakku!” “Ay, aku sama Arlita nggak ngapa-ngapain,” tutur Nanda. “Tapi mau ngapa-ngapain ‘kan?” “Ck. Pikiranmu terlalu negatif, Ay!” Nanda menggaruk kepalanya yang tidak
Baca selengkapnya

Bab 66 - Bantuan dari Keluarga Hadikusuma

Andre dan Nia melangkahkan kaki masuk ke rumah mewah milik keluarga Hadikusuma. Dua hari sebelumnya, mereka sudah membuat janji bertemu untuk meminta bantuan dari Yuna dan Yeriko. Yuna dan Yeriko langsung menyambut kedatangan Andre dan istrinya. “Tumben kalian sampai main ke sini. Ada masalah genting banget?” tanyanya saat Andre dan Nia sudah duduk bersama di sofa ruang tamu. “Yun, yang aku ceritain waktu itu. Keluarga Roro Ayu menuntut kami,” jawab Nia sambil dengan mata berkaca-kaca. “Hah!? Nuntut gimana?” Nia menoleh ke arah Andre dengan perasaan tak karuan. “Nanda nggak mau dengarkan kami dan keluarga Roro memaksa kami mengembalikan puterinya. Kalau Roro dan Nanda bercerai. Artinya ...” “Delapan puluh persen kekayaan kalian akan jadi milik keluarga bangsawan itu?” tanya Yuna. Nia mengangguk. “Kenapa bisa seperti ini?” tanya Yeriko sambil menatap wajah Andre dan Nia bergantian. “Mas Andre sudah menandatangani perjanj
Baca selengkapnya

Bab 67 - Bantuan dari Keluarga Hadikusuma Part.2

 “Jangan bingung dan kayak orang susah, Ndre!” pinta Yeriko sambil menepuk dan menggenggam pundak Andre. “Istriku jago kalau jadi Mak Comblang. Kalian pake jasa dia, gih!” Yuna tergelak mendengar ucapan Yeriko. “Jasa Mak Comblang Nyonya Ye tarifnya mahal, Booo ...!” “Berapa sih, Yun? Asal kamu bisa bikin Roro Ayu dan Nanda nggak berpisah, aku kasih, deh! Daripada kami kehilangan semua harta kami,” tanya Nia sambil menatap wajah Yuna penuh harap. Yuna terkekeh geli. “Iih ... kamu nanggepinnya serius banget, sih? Aku bercanda Nia Sayang. Kalau urusan Mak Comblang mah gampang. Aku akan ajari kamu bikin mereka tidak terpisahkan.” “Gimana caranya?” tanya Nia penasaran. Yuna mendekatkan bibirnya ke telinga Nia dan terus membisikkan sesuatu. “Apa berhasil, Yun?” tanya Nia setelah ia mendapatkan saran dari Yuna. Yuna mengangguk. “Aku nggak tega sama anakku sendiri, Yun,” ucap Nia lirih. Yuna menghela napas. “Kamu h
Baca selengkapnya

Bab 68 - The Power of Nyonya Ye Part 1

Yuna melangkahkan kakinya perlahan memasuki sebuah restoran mewah yang ada di lantai dua Galaxy Mall. Ia langsung duduk di salah satu meja yang kosong seorang diri. Asisten pribadinya, berdiri di samping meja sambil memesankan makanan untuk pelayan yang ada di sana. Anak buahnya telah menginformasikan jika malam ini Edi Baskoro dan sang istri akan makan malam di restoran ini. Ia dengan sengaja memesan semua meja yang ada di restoran itu hingga tidak ada orang lain yang bisa masuk ke dalam sana selain dia. “Nyonya, mereka datang,” bisik asisten pribadi Yuna sambil menunjuk ke arah pintu masuk. Yuna mengangguk. Ia mengerti saat salah satu karyawan yang berdiri di pintu, menghadang langkah Edi dan istrinya. “Maaf, Nyonya dan Tuan ...! Tempat ini sudah di-booking,” ucap pelayan itu sambil menatap Edi dan Bunda Rindu. “Kami sudah memesan meja satu hari sebelumnya. Kenapa kami tidak boleh masuk?” tanya Edi sambil mengerutkan dahi karena restoran itu
Baca selengkapnya

Bab 69 - The Power of Nyonya Ye Part.2

Bunda Rindu menghela napas. “Nyonya Ye benar, Mas. Bagaimana kalau kita cabut saja tuntutan terhadap Nanda?” “Kamu mau anak kita diperlakukan semena-mena sama Nanda, hah!? Dia itu anak kita satu-satunya!” sahut Edi bersikeras. “Kalian juga sudah semena-mena terhadap Nanda. Tuntutan kalian itu nggak wajar. Kalian sengaja mau buat keluarga Perdanakusuma jatuh miskin?” sahut Yuna. “Andre sudah sepakat menandatangani perjanjian kami sebagai jaminan. Nggak ada yang salah,” sahut Edi santai. “Menuntut Nanda saja masih belum cukup? Kenapa kalian menginginkan harta mereka? Kalian ini bukan orang miskin. Kenapa begitu mata duitan?” tanya Yuna. Braaak ...! Edi langsung memukul meja di hadapan Yuna. “Sekali lagi kamu bilang begitu, aku tidak akan segan membuat perhitungan denganmu! Aku melakukan ini untuk Roro Ayu dan calon anaknya!” Yuna langsung bangkit dari kursi saat Edi menggebrak meja di hadapannya. “Bukan seperti ini caranya! Kalau
Baca selengkapnya

Bab 70 - Pergi

“Ay, kamu ngapain?” tanya Nanda saat melihat Ayu sedang merapikan pakaiannya ke dalam koper. “Beresin pakaian aku,” jawab Ayu sambil melipat pakaiannya perlahan dan memasukkan ke dalam dua koper besar miliknya. “Buat apa dimasukin ke koper? Kamu mau ke mana?” “Mau pulang ke rumah orang tuaku, Nan. Ayah minta aku pulang sore ini. Dia mengajukan permohonan pembatalan nikah. Kita nggak bisa tinggal sama-sama lagi, Nan,” jawab Ayu sambil menutup koper dan menguncinya. “Ay, kamu jangan kayak gini, dong! Aku masih sakit. Lihat! Aku masih sarungan gini. Tega banget ninggalin aku dalam keadaan kayak gini?” Ayu menarik napas dalam-dalam sambil memejamkan matanya. “Kamu juga tega kayak gitu saat istri kamu lagi hamil, Nan,” ucapnya. “Aku sama dia nggak ngapa-ngapain, Ay. Aku udah jelasin ke kamu berkali-kali ‘kan? Kamu nggak usah baperan gini, deh! Kita berdua ini nikah tanpa cinta. Kamu nggak bisa cinta sama aku, aku juga sama. Aku suka sama se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status