62Aku menangis meraung-raung dengan sisa tenaga yang ada. Bahkan tidak peduli dengan tetangga yang sudah menonton sedari tadi dan menatap iba. Sampai beberapa lamanya, aku hanya menangis meratapi suami, hingga tubuh terasa lemas. Si Mpok dan beberapa tetangga, membantu memapah tubuhku yang nyaris melorot ke lantai, hingga ke dalam rumah. Seseorang menyodorkan air minum. "Sabar, Mbak, mudah-mudahan Om Pandu bisa membuktikan jika dia tidak bersalah, karena saya tahu Om Pandu itu sangat menjaga hidup sehat." Seorang ibu yang rumahnya tepat di sebelah rumah kami mencoba menghiburku. Aku hanya mengangguk lemah. "Ya ampun, kenapa bisa begini, ya? Padahal Mpok selalu membersihkan semua vas bunga di rumah ini, bagaimana bisa ada narkoba di sana?" ujar si Mpok seperti sedang bicara dengan dirinya sendiri. "Mpok, maaf HP saya," pintaku dengan suara lemah. Aku bermaksud menelepon ayah dan ibu. "Kasihan, ya, mana lagi hamil muda. Suaminya ditangkap.""Masa iya si Om ganteng pake narkoba, ya,
Baca selengkapnya