46 "Al, mungkin sekarang lu belum maafin gue, eh, aku. Mudah-mudahan seiring berjalan waktu lu, eh, kamu bisa maafin aku," ucap Prisa lagi mulai membiasakan aku-kamu walaupun masih sering lupa. Membuatku akhirnya tersenyum geli. "Nah, gitu, dong. Wanita-wanita Papa yang cantik-cantik, saling mengalah, ya. Bila salah satu sedang marah, yang lainnya mengalah. Itu kebahagiaan Papa." Aku masih diam dalam pelukan suamiku. Dan Prisa mulai melepaskan tanganku dengan tulus, walaupun kecewa masih tergambar di wajahnya karena penolakanmu. "Ya sudah, kalian bersiap, ya. Hari ini istirahat saja, besok kita berangkat." Mas Pandu bicara lagi walaupun kami tetap tak ada yang bersuara. "Anggap saja ini bulan madu season dua," bisiknya di telingaku. Dasar mesum! Yang ada di pikirannya hanya bulan madu saja. Menyebalkan! Padahal baru libur satu malam. "Maaf, Mbak Prisa, ada tamu yang mencari." Tiba-tiba si Mpok masuk sesaat setelah terdengar bunyi deru mesin motor berhenti di halaman depan.
Read more