34"Oh, ini toh, laki-laki yang sudah mendahului mengambil calon mantu kami," ujar Papanya Aldo tiba-tiba. Hening. Semua diam. Suasana mendadak tegang, sampai papanya Aldo tiba-tiba terbahak. "Bercanda, Mas. Vina sudah kami anggap anak sendiri dari kecil. Itu berarti, kamu juga mantu kami. Iya, kan, Ma?" ucapnya seraya beralih ke istrinya. "Kamu beruntung sekali Mas, bisa menyunting gadis seperti Vina," lanjutnya sambil menepuk-nepuk bahu suamiku. Membuat suasana mencair kembali. Ketegangan yang sedari tadi menghiasi wajah suamiku perlahan memudar, walaupun tetap kurasakan dia tak nyaman. Apalagi saat tatapannya bertemu tatapan Aldo. Ah, laki-laki memang penuh rahasia.Sejak itu aku terus bergelayut manja di lengannya. Aku malas ribut-ribut lagi hanya gara-gara satu kata, CEMBURU. Menghabiskan energi saja. Belum lagi nanti kalau Mas Pandu minta jatah, kan, harus siap energi ekstra. Eh.Aku dan suami sedang menikmati hidangan prasmanan yang disediakan keluarga Aldo. Kami duduk berd
Read more