Share

HAMPA

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2023-12-04 09:00:51

63

Ibu memaksa menyuapiku sambil terus mengomel, karena aku tidak kunjung menelan makanan dalam mulut. 

"Ayo makan, Al. Ingat, sekarang kamu tidak sendiri. Ada cucu kami di dalam sana. Kasihan dia," bujuk ibu lagi setengah mengomel. 

Ya, kalau tidak ingat ada kehidupan di dalam perutku,  rasanya malas sekali untuk sekadar menelan sesendok nasi. Aku terus saja teringat suamiku yang entah sedang apa di sana. Air mata mengalir lagi mengingatnya. 

"Sudah, jangan nangis terus. Kan, Ayah sudah bilang besok bosnya mau bantu. Sekarang kamu fokus diri sendiri dan janin kamu dulu. Kamu tidak mau, kan, sesuatu terjadi dengan janinmu?” ujar ibu lagi diakhiri ancaman di akhir kalimatnya. 

Ibu ngomong apa, sih? Anaknya sedang sedih malah ditakut-takuti. Aku mendelik, tetapi tak ayal membuka mulut lagi menerima suapannya. 

Malam ini, ayah

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   DIA KEMBALI

    64Hampir sore saat suamiku pulang. Rasa rindu dan bahagia sudah membuncah dalam dada. Ditinggal sehari semalam olehnya rasanya bagai satu tahun. Aku lemah tanpa dia, bahkan hanya untuk memejamkan mata pun tak sanggup.Sama halnya denganku, Mas Pandu pulang dengan penampilan sangat kusut. Walaupun pendar bahagia jelas tersirat karena telah bebas.Wajahnya pucat dengan lingkar kantung mata hitam jelas di bawah matanya. Bisa dipastikan dia pun tidak tidur sama sepertiku.

    Last Updated : 2023-12-04
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   PILIHAN SULIT

    65"Prisa lahir dari rahimku, dia tetap anakku. Tak ada yang bisa menyangkal itu. Lalu, apa aku tidak boleh menemuinya? Dan sekarang, aku datang untuk membawanya pergi." Wanita itu bicara dengan begitu percaya diri. "Memang tak ada yang menyangkal kamu ibunya. Tapi pantaskah wanita yang sudah menelantarkan anaknya selama delapan belas tahun disebut ibu?" "Sudahlah, Pandu, tidak perlu berputar-putar. Aku akan membawa Prisa sekarang. Aku kasihan melihat kamu menyiksanya hanya karena sudah punya istri baru. Aku kasihan melihat hidupnya menderita. Aku sudah melihat dengan mataku sendiri kamu memukulnya.""Oh, silakan saja kalau dia mau ikut. Kamu pikir dia mau–”"Aku mau, Pa.” Terdengar Prisa menyela kalimat Mas Pandu dengan cepat. “Mulai sekarang aku mau ikut Mama. Agar Papa bisa bebas dengan istri baru Papa itu. Agar perempuan itu senang bisa menikmati harta Papa tanpa gangguanku.""Prisa!"Hening. Tak ada suara yang terdengar lagi. Aku memejamkan mata agar air mata tak keluar. Hati b

    Last Updated : 2023-12-04
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   INI SAKIT

    66Aku keluar dari kamar mandi, lalu duduk di tepi tempat tidur. Mas Pandu sudah berbaring telentang di sana sejak tadi, sepertinya dia sangat lelah. Entah apa yang terjadi di kantor polisi semalam. Belum lagi masalah Prisa yang membuat lelah jiwa raga. Pantaslah dia ingin beristirahat. Aku menatap wajah lelahnya walaupun sudah sedikit segar setelah mandi. Kubelai wajahnya lembut. Menyusuri setiap inci keindahan itu dengan jemari. Lalu, saat aku hendak menarik tangan, dengan cepat dia menyambarnya. Menahan agar telapak tangan ini tetap di wajahnya. "Kirain tidur.” Aku terkekeh pelan. "Maunya, sih, iya. Tapi, ada yang gangguin," jawabnya pelan masih dengan mata terpejam. "Siapa?" tanyaku pura-pura. "Entah, dia grepe-grepe wajah Mas," ucapnya lagi sambil tersenyum, tapi matanya tetap terpejam. "Cuma belai wajah pun, dibilang grepe," jawabku sebal. Dia membalikkan tubuhnya menjadi meringkuk dengan telapak tanganku menjadi bantal untuk pipinya. Tangannya merangkul pinggangku, sedan

    Last Updated : 2023-12-04
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   BUKAN ARTIS

    67Hari-hari sebagai istri Mas Pandu kujalani dengan sangat bahagia, walaupun tetap ada yang kurang. Prisa tidak ada dia di antara kami. Entah bagaimana kabarnya, sejak pergi tak pernah berkabar. Nomornya sudah tidak aktif. Mas Pandu tampak biasa saja, entah hatinya. Bukankah laki-laki lebih pandai menyembunyikan perasaannya? Tidak mungkin tetap baik-baik saat ditinggal anak yang sudah diasuhnya sejak kecil. Hatinya pasti terluka, tetapi mau bagaimana lagi? Yang terpenting nama Prisa selalu disebut dalam doa-doanya. Semoga di mana pun berada dia selalu sehat dan bahagia. Kehamilanku sudah memasuki bulan keenam. Rasa mual muntah sudah berkurang. Kata dokter, karena sudah trimester kedua, jadi morning sickness-nya sudah berkurang. Aku juga sudah beraktivitas normal, walaupun Mas Pandu selalu membatasi, demi bayi kami tentu saja. Pagi ini aku baru selesai memasak dibantu si Mpok. Sedikit-sedikit sudah bisalah, ya, aku memasak buat suami. Walaupun tentu jauh dengan masakan buatannya.

    Last Updated : 2023-12-05
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   KEMBALINYA DIA

    68Sore hari kami baru pulang setelah segala urusan di rumah makan dianggap lancar oleh Mas Pandu. Sebenarnya tempat usaha suamiku itu buka hingga malam. Namun, tidak semua harus suamiku yang urus. Sudah ada orang yang dipercaya bisa meng-handel semuanya. Kami pulang dengan hati bahagia. Mas Pandu tak henti memandang hasil USG yang sengaja kami minta cetak, dan dipajang di dashboard mobil selama perjalanan pulang. Cukup lama waktu yang kami butuhkan untuk sampai rumah, karena jam sibuk, macet dimana-mana. Aku sampai tertidur di jalan saking lamanya. Sebuah tangan menepuk pipiku pelan, disertai panggilan mesra di dekat telinga. "Sayang, sudah sampai. Ayo turun." Itu suara suamiku. Aku menegakkan kepala, lalu memicingkan mata. Merenggangkan otot-otot sebentar. "Pules banget tidurnya," goda suamiku sambil menyodorkan tangannya agar aku berpegangan padanya. Aku menerima ulurannya, lalu merenggangkan lagi otot-otot yang kaku karena terlalu lama duduk di mobil. "Kamu masuk duluan, Sa

    Last Updated : 2023-12-05
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   SYARAT

    69"Pa, aku mohon kasihanilah kami. Berikan sedikit tempat untuk Mama di sini. Demi aku, Pa. Putri kesayanganmu."Tangis Prisa begitu memilukan bagi siapa saja yang mendengar. Tangannya menggoyang-goyangkan kaki Mas Pandu yang dipeluknya. Ya, siapa pun pasti akan tersentuh melihatnya seperti itu. Terlebih suamiku, laki-laki berhati lembut. Seorang anak yang sudah dibesarkan dengan penuh perjuangan dan kasih sayang sejak bayi, sekarang bersimpuh di kakinya memohon dengan tangis menyayat hati, pastilah suamiku luluh.Sayang, kelembutan hati Mas Pandu menjadi kelemahannya di depan sang anak. Sesuatu yang kelak disesalinya. Tak ada yang berbicara lagi sampai beberapa lama. Hanya isak tangis Prisa yang terdengar di ruangan ini. "Baiklah, Papa izinkan ibumu tinggal di rumah ini," ucap Mas Pandu pada akhirnya membuat pundakku meluruh. Kalimat yang tidak mau kudengar itu keluar juga dari mulut Mas Pandu dan menggantung di ujung kalimat. "Tapi ...."Mata Prisa berbinar mendengarnya, ia bang

    Last Updated : 2023-12-05
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   KEANEHAN

    70Hari ini, rasanya berat sekali melepas Mas Pandu berangkat kerja. Inginku dia di rumah saja, menemaniku. Padahal dia juga sudah berangkat sesiang mungkin, karena aku terus saja menahannya. Namun, hari ini jadwalnya mengontrol cabang di tempat lain. Aku dilarang ikut, karena letaknya yang agak jauh di pinggiran kota. Di sebuah rest area lebih tepatnya. Takut capek katanya. Ya sudahlah, terpaksa aku menguatkan hati seandainya harus bertemu wanita itu di dalam rumah. Semoga dia tidak berbuat ulah. Prisa berangkat kuliah. Dan semoga wanita itu tidak keluar kamar. Namun, lagi-lagi harapanku salah, wanita itu sedang duduk santai di ruang tengah. Gayanya seolah dia nyonya rumah. Duduk santai dengan kaki ditumpangkan di atas kaki lainnya. Aku berjalan melewatinya, ingin ke ruang makan mengambil air minum. Aku memang tidak pernah menyuruh si Mpok untuk hal-hal kecil yang bisa dikerjakan sendiri. Selagi masih bisa, kenapa tidak? Hitung-hitung olahraga. Kasihan si Mpok, pekerjaannya sudah

    Last Updated : 2023-12-05
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   HURU-HARA

    71Sore ini aku menunggu Mas Pandu pulang dengan berjalan-jalan di halaman, sementara si Mpok menyirami halaman dengan riang. Dari tadi bibirnya selalu bersenandung kecil. Seperti janjinya, dia memang belum pulang. Padahal biasanya jam segini sudah pulang. Aku sedang bicara dengan suamiku di telepon. Dia kini mampir di supermarket, menanyakan apa aku ingin dibelikan sesuatu. Di luar gerbang, tampak Prisa keluar dari taksi online. Dia berteriak minta dibukakan gerbang, padahal sebenarnya tidak dikunci. Si Mpok dengan malas menyimpan selang dulu, lalu membukakan pintu gerbang untuk Prisa. "Lelet banget, sih!" omel Prisa.Aku yang masih menelepon hanya melirik mereka sekilas. Ternyata begitu sifat Prisa. Entah sekarang setelah banyak pengaruh, entah memang dari dulu begitu. Prisa berjalan tergesa melewati si Mpok dan dengan angkuhnya menuju pintu masuk. Lalu, saat melewatiku yang masih menelepon, dia dengan sengaja menabrak pundakku dengan keras hingga aku terhuyung dan hampir jatuh.

    Last Updated : 2023-12-06

Latest chapter

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   193. TUDUHAN

    Ruangan itu terasa sesak. Mesin pemantau detak jantung masih berdetak tenang, tapi jantung di dada mereka tak demikian. Alvina menggenggam tangan Sadewa erat, matanya basah menahan gejolak. Pandu berdiri kaku di sisi lain, sementara Prisa dan Nino saling berpandangan di dekat pintu, seolah menimbang waktu yang tepat untuk pergi—atau menyampaikan kenyataan paling pahit itu.“Inggit mana?” Suara Sadewa kembali terdengar. Kali ini lebih jelas, lebih kuat, tapi justru membuat ruangan makin sunyi.Alvina mengusap kening Sadewa dengan gemetar. “Sayang… tenang dulu, ya. Kamu baru sadar, masih butuh istirahat. Kamu minum dulu, ya. Atau mau Bunda suapi makan sekalian? Kamu pasti lapar, ya, Nak?” Sambil berdiri, Alvina membujuk.“Tapi Inggit di mana, Bun?!” Sadewa terus mendesak, tak menghiraukan tangan sang ibu yang mengasongkan botol minum. “Tadi aku... kami... kecelakaan, kan? Aku ingat! Mobil... truk... suara keras... terus gelap! Tapi Inggit ada di sebelahku! Di mana dia sekarang? Kenapa d

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   192. KECELAKAAN

    Jalanan itu ramai. Terlalu ramai bagi Pandu dan Alvina yang baru saja turun dari mobil dalam keadaan panik. Suara sirene, bisik-bisik warga, lampu rotator polisi dan ambulans yang berkedip-kedip, semuanya menambah sesak di dada mereka. Alvina masih mengenakan kebaya pastel dengan sepatu hak rendah yang kini terasa seperti jerat. Napasnya memburu, matanya liar mencari.“Permisi! Maaf ... anak saya ... Sadewa!” Pandu mendorong pelan barisan warga yang berkerumun di balik garis polisi.“Bapak tidak bisa masuk. Ini area evakuasi—” seorang polisi menahan mereka.“Saya ayah korban! Anak saya dan istrinya … mereka …! Saya mohon ... izinkan saya masuk!” Suara Pandu serak, tapi penuh desakan.Polisi itu sempat ragu, namun melihat raut wajah Alvina yang hampir pingsan, dia akhirnya memberi isyarat ke rekannya. “Oke, tapi jangan halangi proses evakuasi. Hati-hati, Bu.”Mereka melewati garis polisi. Aroma besi, asap, dan darah memenuhi udara. Mobil sedan biru yang membawa Sadewa dan Inggit ringse

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   191. PESTA TAMAN

    Langit sore itu menghamparkan warna jingga yang membara. Matahari mulai turun perlahan, seolah memberikan restu kepada sepasang kekasih yang berdiri di altar sederhana berlatarkan taman penuh bunga. Musik lembut mengalun mengiringi momen sakral itu.Ya, ini pesta resepsi pernikahan Nakula dan Dinda. Akhirnya, setelah perjalanan berliku dan penuh intrik, mereka bisa melenggang ke pelaminan. Pernikahan sengaja dipercepat oleh Pandu untuk menghindari banyak godaan yang mungkin berpeluang menimbulkan kesalahpahaman lagi.Toh, Nakula sudah memiliki penghasilan meski masih kuliah. Walaupun mungkin belum sebesar penghasilan Dinda sebagai seorang manajer resto, tetapi itu sama sekali bukan hal besar. Dinda bisa menerima.Nakula terlihat gagah dengan setelan jas putih tulang, rambutnya disisir rapi, senyumnya tak pernah lepas dari bibir sejak pagi. Di sisinya, Dinda berdiri anggun dalam balutan kebaya modern berwarna champagne. Tatapan mereka saling menyatu, seolah dunia hanya milik mereka ber

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   SALING MELENGKAPI

    190Hening. Ruangan luas itu menjadi sangat senyap. Wajah-wajah tegang menghiasi, sebelum akhirnya tawa Nakula membahana memenuhi seluruh ruangan.Pemuda itu tertawa terpingkal-pingkal hingga membuat tiga orang di ruangan itu saling melempar pandang. Tatapan heran tak bisa mereka sembunyikan.Ketiganya menunggu hingga sang pemuda mengabiskan sisa tawanya seorang diri. Entah apa yang lucu.“Aku serius, Mas. Aku ini sudah tua.” Dinda tidak sabar. Mungkin Nakula tidak percaya ucapannya hingga tertawa seperti itu. Gadis itu membuka tas, lalu mencari sesuatu di sana. Tangannya terulur memegangi sebuah kartu. Namun, saat ingin menyodorkan kartu itu, tangan Nakula menahannya.“Kamu simpan saja, bukankah kita harus segera menyiapkan berkas untuk ke KUA?” ujarnya saat melihat Dinda menyodorkan kartu identitasnya.“Maksudnya?” Kening Dinda berkerut dalam.Kembali Nakula menghabiskan sisa tawa yang tidak habis-habis.“Aku mengaku sudah tua, tapi belum setua Bundaku, kan?” tanya pemuda itu lagi d

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   KERAGUAN & KESERIUSAN

    189Dinda menatap nanar pemuda yang menggeret koper bajunya dengan bersemangat. Sebelah tangan sang pemuda menggeret koper, sedangkan tangan yang lain menggandeng tangannya.Sang pemuda memelankan langkah saat merasa gadis yang ia gandeng langkahnya pelan hingga agak tertinggal.“Mau aku antar ke mana?” tanya sang pemuda seraya menyunggingkan senyum. Senyum yang ia harap bisa meyakinkan gadis itu jika keputusannya untuk tinggal tidak akan disesalinya.Sang gadis tidak menjawab. Jujur hatinya masih ragu. Apa keputusannya membatalkan kepergian sudah benar atau tidak?Apa benar pemuda yang sekarang menggandengnya tidak akan mengecewakannya lagi? Bagaimana jika di kemudian hari lagi-lagi ia kecewa?Selama ini terlalu banyak ia dikecewakan orang-orang sekitar higga sulit untuknya percaya lagi terhadap mereka yang berjanji.Pemuda yang tidak lain Nakula menarik napas panjang dan mengembusnya kuat. Ia sangat mengerti kondisi Dinda saat ini. Ia pun termasuk laki-laki yang berkali-kali mengece

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   SEMUA SAMA

    188“Apa yang kau lakukan? Lepasss…!” Dinda mendesis seraya mencoba melepaskan tangan yang mencekalnya. Ia ingin berteriak, tetapi tak ingin mengundang perhatian karena sadar tengah berada di mana.“Lita, kamu mau ke mana? Kau pikir bisa jauh-jauh dariku?” Lelaki itu menarik kupluk hoodie Dinda hingga terbuka dan menyisakan rambut sang gadis yang berantakan.“Kita dekat bertahun-tahun, kamu tidak akan akan bisa mengelabuiku hanya dengan pakaian seperti ini.”“Ya, kita dekat bertahun-tahun. Dan kau menghancurkan hidupku hanya dalam sekedip mata.”“Bukankah Abang sudah meminta maaf? Sungguh Abang tidak tahu jika ibu tirimu sudah menghasut Abang. Lita, Abang menyesali semuanya. Andai Abang tahu itu hanya hasutan, tentu Abang tidak akan melakukan ini.”“Seharusnya Abang mencari tahu dulu kebenaran sebuah berita sebelum mengambil keputusan besar. Jangan menerima mentah-mentah berita begitu saja.”“Abang menyesal Lita. Demi Tuhan Abang sangat menyesal. Kamu tahu seberapa besar cinta Abang s

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   ANDAI MASIH ADA KESEMPATAN

    187Nakula maju. Ia sudah memutuskan tak ingin mengalah lagi. Sudah cukup selama ini selalu membiarkan saudara kembarnya mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mengorbankan perasaannya. Kini tak akan ia membiarkan sang saudara menyalahkan dirinya, apalagi untuk sesuatu yang tidak dilakukannya.Karena terburu-buru dan tidak fokus, ia menabrak Inggit yang sepertinya ingin naik tangga. Bodohnya dirinya yang lupa jika di rumah itu ada penghuni baru, langsung mengulurkan tangan untuk membantu orang yang ia tabrak bangun. Semua ia lakukan karena rasa bersalahnya yang kurang hati-hati.Siapa sangka di saat ingin membantu Inggit berdiri itu Sadewa yang tengah bucin-bucinnya terhadapa istrinya itu datang. Salah faham pun tak bisa dihindarkan. Sadewa mengira jika saudara kembarnya ingin menggoda istrinya. Terlebih melihat kondisi pakaian sang istri yang tersibak.“Apa yang kamu lakukan pada istriku, N

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   PANTASKAH MENYESAL?

    186 Nakula setengah berlari menuju tangga penghubung lantai dua dan lantai bawah. Sebenarnya kamar orang tuanya ada di lantai bawah, hanya saja ia ingat harus mengambil sesuatu di kamarnya dulu sebelum pergi. “Dinda meminta disampaikan maaf yang sebesar-besarnya. Maaf katanya tidak jujur sejak awal jika ia wanita bersuami.” Kalimat sang ayah selepas pemutaran video itu terus berputar-putar di kepala Nakula. “Sama sekali tidak ada maksud menipumu, Naku. Ia memang pernah menikah, tapi hari itu juga menjadi janda. Dan kemarin, pengadilan agama mensahkan statusnya itu setelah sebelumnya proses perceraiannya dipersulit. Mantan suaminya ingin rujuk, melakukan berbagai cara agar gugatan cerai Dinda tidak dikabulkan. Syukurlah nasib baik masih berpihak padanya.” Sang ayah menjeda penjelasannya. “Kemarin Dinda akhirnya menerima akta cerai, karenanya hari ini langsung terbang.” “Terbang?” Nakula terperanjat. “Ke-mana?” Pandu menarik napas panjang. Tatapannya sendu. “Dinda memutuskan meng

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   SATU KENYATAAN

    185 “Lihat dulu ini sampai selesai, lalu silakan berkomentar.” Pria usia enam puluhan menyalakan laptop, lalu menyerahkan benda itu ke hadapan laki-laki muda yang duduk di tepi ranjang. Sang pemuda membuang muka. Ini alasan kenapa ia malas pulang. Bertemu ayah dan saudara kembar yang sudah mengecewakannya. Sang pemuda ingin bangkit, tetapi sebuah tangan menahan pergelangan tangannya. Ia pun memejam sebelum meloneh pemilik tangan yang masih terasa hangat itu. “Bunda sebaiknya istirahat saja, ya. Badannya juga masih anget. Biar cepat sembuh. Aku pamit dulu,” ucapnya lembut seraya menggenggam tangan sang sang ibu yang mencekal pergelangannya. Wanita berwajah pucat yang memakai baju tebal dan duduk bersandar ke kepala ranjang menggeleng. Tatapan nanarnya sudah diliputi embun tebal. Terlihat sangat berat melepas putranya pergi. “Naku Sayang, percayalah tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya sendiri.” Nakula menarik napas yang begitu berat, ingin rasanya menyangkal ucapa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status