156“Papa ngapain nyuruh-nyuruh orang buat antar makanan?” Nakula tengah menelepon sang ayah malam ini. Sejak tadi ingin protes, tetapi perut yang lapar memerintahnya untuk makan terlebih dulu.Walaupun tidak suka dilayani oleh orang asing, karena ia bisa mengambil sendiri makanannya, tetapi tak ayal makanan itu ia habiskan. Terlebih semua yang ada di baki adalah masakan kesukaannya.“Bilang Pak Bosmu tidak perlu mengantar makanan lagi untukku. Aku bisa ambil sendiri,” ujarnya tadi kepada gadis yang mengantar makanannya. Raut dingin ia suguhkan semata untuk menutupi rasa malunya karena ketahuan berbohong. Siapa sangka Indra, karyawannya akan datang di waktu yang tidak tepat.“Aku bisa ambil sendiri ke samping, Pa. Aku masih punya tangan dan kaki,” lanjut Nakula lagi tidak suka. “Lagian, resto Papa cuma di sebelah. Nggak jauh juga.”“Tidak apa-apa, Naku. Sejak hari ini, Papa sudah tugaskan Dinda mengantar makanan buat kamu setiap waktu makan.”“Apa? Setiap waktu makan?”“Ya, karena kam
Read more