Semua Bab DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU: Bab 151 - Bab 160

190 Bab

TIDAK WARAS

151“Naku …?” Alvina bergumam lirih. Tatapan nanar menyapu wajah merah nan kusut itu. Hatinya teriris mendengar tuduhan sang anak. Bagaimana bisa Nakula berpikiran hingga ke sana.“Sejak kecil kalian memang selalu membela Sadewa. Kalian selalu saja memintaku mengalah untuknya hanya karena aku lahir lebih dulu. Ok, aku sudah lakukan. Aku terus saja mengalah. Apa sekarang pun aku masih harus mengalah dengan memberikan wanita yang kusuka untuknya?” Nakula terus melontarkan protesnya. Membuat kedua orang tuanya meradang.Apa sebegitu sakitnya hati Nakula? Mereka akui sejak kecil sering meminta Nakula mengalah dalam segala hal. Karena keras kepalanya Sadewa, hingga mereka pikir harus ada salah seorang yang mengalah. Jika sama-sama keras kepala, rasanya rumah tidak akan sepi dari keributan yang mereka ciptakan.Sebenarnya, semua berjalan normal. Nakula tidak pernah mengungkit hingga terjadi kesalahpahaman ini.“Naku, tenanglah dulu. Duduklah dulu. Mungkin ini hanya kesalahpahaman, Nak.” Pan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-17
Baca selengkapnya

ADA YANG LEBIH MENYAKITKAN?

152“Kamu yakin, Git?” tanya Nakula dengan suara parau. Tatapannya menyapu lekat wajah gadis yang kehadirannya belakangan mewarnai hari-harinya. Raut tak percaya berpendar dari kedua bola mata pemuda itu.Awalnya gadis yang duduk di hadapan dua pemuda diam saja. Wajahnya menunduk dalam, tapi lama-kelamaan kepalanya bergerak. Gadis itu perlahan mengangguk.Hening. Nakula tak melepaskan tatapannya dari wajah gadis itu. Pendar tak percaya sudah berubah nanar. Separuh napasnya terasa terbang hingga menyisakan sesak di dada. Irisan sembilu mengoyak hatinya. Bagaimana tidak, gadis yang semula diyakini akan menjadi Pelabuhan cintanya, dalam waktu beberapa jam saja tetiba berubah.Bagai dicerabut jantung, Nakula merasa nyawanya juga hampir melayang. Inggit sudah memutuskan hubungan mereka berdua. Tanpa ada kesalahan, hanya karena ia terlambat datang menemui orang tuanya.Tak akan terlalu menyakitkan bagi Nakula jika pemutusan hubungan ini karena alasan kesalahan dirinya yang jelas. Nyatanya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-19
Baca selengkapnya

JANGAN SALAHKAN AKU

153“Maaf Naku. Ini semua gara-gara aku. Kalau aku tidak membuat Naku terlambat. Semua ini tidak akan terjadi. Dewa tidak akan menemui Inggit, dan Inggit tidak akan memilih Dewa. Naku dan Inggit ….”“Sudahlah Dira, semua sudah terjadi. Ini hanya jalannyaa saja. Mungkin aku sama Inggit memang tidak berjodoh. Maka dibukakan jalan seperti ini.”“Semua gara-gara aku.”“Tidak. Ini bukan salahmu. Jika Inggit memiliki pendirian kuat, sebesar apa pun terpaan yang coba memisahakn kami, ia tidak akan goyah. Terlepas keluarganya terlanjur menyukai Dewa, ia pasti akan berjuang meyakinkan jika Dewa bukan aku. Nyatanya, dia lebih meneruskan kesalahfahaman dengan Dewa daripada meluruskan masalahnya. Jika Inggit mau tetap bersamaku, ia akan berusaha menjelaskan kepada keluarganya. Tapi lihatlah, ia lebih memilih Dewa, bukan?”“Naku.” Nadira memasang wajah menyesal. Matanya berkaca-kaca. Ia tidak menyangka jika Nakula akan sedewasa dan berbesar hati seperti itu. Nakula tidak menyalahkan dirinya sama s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-21
Baca selengkapnya

JANGAN SEPERTI INI!

154Dewa melirik Nakula yang bersiap memasukkan beberapa barang ke dalam mobil. Entah apa yang dibawanya. Mungkin keperluan untuk galerinya. Ia sendiri juga bersiap dengan motor Ninja merahnya.Dewa sudah memutuskan akan kembali ke kampus pagi ini. Sebagai salah satu syarat hubungannya dengan Inggit. Ya, ia harus mulai berbenah karena tidak lama lagi akan segera menikah. Tidak mungkin terus luntang-lantung dan seenak jidat. Karena nanti akan memiliki tanggung jawab yang besar sebagai kepala keluarga.Mulai hari ini ia akan serius melanjutkan kuliah, juga akan mulai bekerja membatu di rumah makan sang ayah. Tentu saja demi Inggit. Demi dapat menikahinya. Gadis itu tidak akan mau jika dirinya hanya pengangguran yang putus kuliah.Sementara Nakula langsung masuk ke dalam mobil, tanpa melirik Sadewa sama sekali. Lalu melajukan kendaraan itu meninggalkan halaman rumah mereka.Sadewa menatap mobil itu hingga menghilang dari pandangan. Dewa bukan tidak tahu jika Nakula sekarang mendiamkanny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya

MAS NAKULA?

155Kening Nakula berkerut dalam. Tatapan tajam ia hujamkan ke wajah gadis yang beberapa hari lalu masih membuatnya tergila-gila.Untuk beberapa lama sang pemuda menatap, hingga akhirnya melepaskan lengan yang ditahan Inggit tanpa berkata-kata. Setelahnya ia pergi begitu saja. Meninggalkan Inggit dan Sadewa yang mengikuti kepergiannya dengan tatapan yang tak lepas.Nakula memukul handel setir begitu masuk mobilnya. Sungguh, darahnya mendidih melihat kemesraan saudara kembarnya dengan mantan calon istrinya. Terlebih sikap Inggit yang baginya sangat tidak tahu diri. Namun, logikanya masih bekerja. Nakula tidak mau sampai harus ribut-ribut di tempat umum. Apalagi dengan saudara sendiri.Pemuda itu langsung melajukan mobilnya menuju galeri yang letaknya bersebelahan dengan rumah makan utama milik sang ayah.Pandu sebenarnya memeliki beberapa cabang rumah makan yang tersebar di beberapa penjuru ibu kota termasuk kota tetangga. Tapi Nakula dibangunkan galeri di sebelah rumah makan utama aga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya

SAYA TIDAK LIHAT

156“Papa ngapain nyuruh-nyuruh orang buat antar makanan?” Nakula tengah menelepon sang ayah malam ini. Sejak tadi ingin protes, tetapi perut yang lapar memerintahnya untuk makan terlebih dulu.Walaupun tidak suka dilayani oleh orang asing, karena ia bisa mengambil sendiri makanannya, tetapi tak ayal makanan itu ia habiskan. Terlebih semua yang ada di baki adalah masakan kesukaannya.“Bilang Pak Bosmu tidak perlu mengantar makanan lagi untukku. Aku bisa ambil sendiri,” ujarnya tadi kepada gadis yang mengantar makanannya. Raut dingin ia suguhkan semata untuk menutupi rasa malunya karena ketahuan berbohong. Siapa sangka Indra, karyawannya akan datang di waktu yang tidak tepat.“Aku bisa ambil sendiri ke samping, Pa. Aku masih punya tangan dan kaki,” lanjut Nakula lagi tidak suka. “Lagian, resto Papa cuma di sebelah. Nggak jauh juga.”“Tidak apa-apa, Naku. Sejak hari ini, Papa sudah tugaskan Dinda mengantar makanan buat kamu setiap waktu makan.”“Apa? Setiap waktu makan?”“Ya, karena kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-25
Baca selengkapnya

DINDA

157Nakula percaya sekarang jika ada yang mengatakan wanita makhluk aneh di muka bumi. Lihat saja gadis yang dipanggil Dinda oleh ayahnya. Kakinya gemetar, tangannya juga. Bahkan baki yang dipegangnya hampir terjatuh.Apa? Kenapa?Dia yang masuk sendiri ke sarang penyamun, dia yang lihat-lihat aurat orang, tapi dia yang teriak, dia juga yang gemeteran. Emang aku apain? Bathin Nakula kesal.Bukan apa-apa, ia takut gadis itu pingsan di sana. Siapa yang akan disalahin? Siapa yang susah?“Kau!” panggil Nakula akhirnya dengan kesal. “Taruh lagi di meja itu makanannya. Lalu cepat pergi. Jangan pingsan di sini!” Terdengar sangat ketus suaranya.Dengan kepala kaku dan sangat perlahan, gadis bernama Dinda menoleh, hingga Nakula dapat menangkap kepucatan di wajahnya. Namun, kemudian ketegangannya memudar. Mungkin karena melihat Nakula sudah berpakaian.Gadis itu berjalan perlahan melewati Nakula. Walaupun tidak segemetaran tadi, tetapi bakinya masih sedikit bergoyang. Ditaruhnya baki berisi mak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-25
Baca selengkapnya

KUTUNGGU DARAMU

158 “Naku!” Seseorang memanggil namanya sesaat setelah sang pemuda turun dari mobilnya. Nakula menoleh dan mendapati seorang gadis setengah berlari menghampirinya. “Kata Opa, Naku udah pindah ke galeri?” tanya sang gadis begitu tiba dan berdiri di hadapan Nakula. “Sementara aja, sih. Kan, lagi proses skripsi juga. Butuh ketenangan, kan?” Nakula menjawab santai. “Beneran cuma karena itu? Bukan karena Dewa?” Nakula menarik kedua sudut bibirnya ke samping hingga tercipta sebuah lengkungan senyum yang bagi Nadira tetap saja terlihat dipaksakan. Kedua tangan Nakula memegang pundak sang keponakan. Tubuhnya membungkuk agar wajahnya sejajar dengan Dira. “Udah, ya. Nggak usah dibahas lagi. Kesannya aku nggak bisa move on.” “Tapi Naku belum move on, kok. Kelihatan dari matanya.” Nakula kembali menegakkan tubuhnya, lalu membuang napas kasar. Nadira benar, ia belum bisa move on. Itu karena Inggit satu-satunya gadis yang pernah dekat dengannya secara intens dan serius. Mereka bahkan sudah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-26
Baca selengkapnya

KEMBAR TIGA

159“Dira! Inggit! Ada apa?” Dewa muncul entah dari mana. Langsung mendekat karena melihat dua wajah wanita itu sangat tegang. Ia bahkan meringis ngilu melihat dada kedua wanita itu saling bergesekkan. Ia ngeri terjadi perang dunia.“Di—” Ucapan Dewa terpotong, karena sebelah tangan Nadira terangkat tepat di depan wajahnya.Nadira menarik diri, hingga berjarak dengan Inggit. Tapi tatapan tajamnya tetap terhunus di wajah Inggit. Tak lama gadis itu beranjak pergi tanpa berkata-kata lagi. Bahkan tidak sedikit pun melirik ke arah Dewa.Dewa yang merasa diabaikan, gegas mengejar Nadira dan menarik tangannya.“Ada apa antara kamu sama Inggit?” tanyanya setelah berhasil menahan keponakannya itu.Nadira membuang pandangan dengan jengah. “Kenapa kamu nggak nanya pacar kamu aja?”“Di, kalian tidak apa-apa, kan?” Dewa menatap cemas.“Memangnya kalau ada, kenapa? Kamu takut?” tantang Nadira.“Bukan begitu, Di. Kelak kalian akan menjadi saudara. Kalau aku jadi menikahi Inggit, dia akan menjadi bag
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-26
Baca selengkapnya

AKU YANG TERNODA

160“Apa?”Seperti hantu? Tidak kebalik? Justru kamulah yang seperti hantu. Datang ke tempatku selalu tanpa kabar dan menjerit-jerit pula. Seperti kuntilanak. Membuat jantungku hampir copot.Ingin rasanya Nakula melontarkan kalimat itu, tapi ia tidak sampai hati. Apalagi gadis itu terus menunduk sambil memilin jarinya satu sama lain. Lalu saat Dinda hendak berjongkok, mungkin ingin membersihkan isi baki yang tercecer di lantai, gegas Nakula mencegahnya.“Tidak perlu! Biar Indra yang bersihkan,” ujarnya ketus. “Kau kembali saja ke resto Papa. Lalukan apa yang seharusnya kau lakukan.”Dinda menghentikan gerakan tubuhnya, kemudian menoleh dan menengadah hingga tatapan mereka saling bertemu. Sorot heran dan kecewa di matanya dapat Nakula tangkap. Namun, pemuda itu tidak peduli. Ia berlalu meninggalkan Dinda.Naku mencari keberadaan Indra di sekitar galerinya, lalu menyuruhnya membersihkan lantai.“Jika gadis itu masih di sana, kau suruh kembali ke resto Papa. Dan ingat, sejak saat ini jan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status