161Sejak hari itu, Nakula benar-benar melarang Dinda untuk datang ke tempatnya mengantar makanan. Ia mewanti-wanti Indra agar tidak mengizinkan gadis itu masuk. Pandu juga tidak bisa berbuat banyak. Meski sangat ingin melihat anaknya yang satu itu segera move on dan membuka hati untuk perempuan lain, tetapi ia tidak bisa memaksa.Hanya anehnya, setelah melarang Dinda mengantar makanan, ia juga tidak datang untuk mengambilnya. Malah lebih sering memesan makanan via jasa antar.“Pak Bos, sejak melarang saya mengantar makanan, Mas Nakula juga tidak datang ke sini mengambil makanannya. Padahal dari awal ia mengatakan bisa mengambil sendiri, bukan?” Dinda yang duduk di hadapan pria paruh baya menyampaikan laporannya.Pandu menarik napas dalam lalu mengembusnya perlahan. “Anak itu memang susah. Kaku, tidak mudah menerima orang baru, apalagi hatinya baru saja terluka. Mohon dimaafkan, ya. Maaf sudah menyusahkanmu. Din.”“Saya minta maaf, Pak Bos. Saya tidak bisa menjalankan tugas dengan bai
Baca selengkapnya