Martin terlihat mengetuk pintu seseorang, oh ya, itu pintu rumah adiknya. Tak lama kemudian pintu terbuka dari dalam. Martin menampilkan senyum pada pria yang membuka pintu itu. "Kak Martin, hei, lama tak berjumpa, mari…" Dia menyambut begitu ramah. Lutfi dengan senyum munafiknya, dibalas dengan senyum menyeringai oleh Martin. Tampak sangat aneh di mata Lutfi. "Hati! Kak Martin datang!" Martin melangkah masuk ke dalam, dia melihat luasnya ruangan utama, bersih dan putih, sangat modern. Dia menoleh ke arah Lutfi dan kembali menampilkan senyum pada adik iparnya itu. "Mari Kak, duduk dulu." Lutfi mengarahkan Martin untuk duduk. "Aku hanya sebentar, aku hanya ingin bicara sebentar." "Tapi sebaiknya, Kakak duduk dulu kan?" Mendengarnya, Martin lebih baik duduk saja daripada terus mendengar Lutfi
Baca selengkapnya